7 Jenis Tes untuk Deteksi Nyeri Panggul
Halodoc, Jakarta - Selain radang panggul, ada pula nyeri panggul yang bisa membuat pengidapnya merasa tak nyaman, bahkan kewalahan untuk menghadapinya. Dalam kebanyakan kasus, nyeri panggul ini lebih sering dialami wanita ketimbang pria.
Masalah kesehatan yang satu ini merupakan keluhan nyeri yang muncul di bagian panggul, atau terbawah dari perut. Ketika seseorang terserang nyeri panggul, nyeri yang dialami dapat terasa tumpul atau tajam. Tak cuma itu, rasa nyeri ini bisa muncul pada waktu-waktu tertentu. Contohnya, ketika buang air kecil dan berhubungan intim.
Yang perlu ditegaskan, nyeri panggul sendiri bisa saja menandai adanya gangguan organ reproduksi, lho. Kira-kira apa penyebabnya? Faktor pendorongnya banyak mulai dari infeksi saluran kemih hingga hernia.
Lantas, bagaimana sih cara dokter untuk mendeteksi nyeri panggul?
Baca juga: Ketahui Komplikasi yang Terjadi dari Nyeri Panggul Kronis
Amati Gejala-Gejalanya
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, ada baiknya untuk berkenalan dulu dengan gejalanya. Gejala nyeri panggul ini amat berkaitan dengan penyebabnya. Nah, berikut ini beberapa gejala yang umumnya pengidap nyeri panggul rasakan.
-
Nyeri dapat bersifat tumpul atau tajam.
-
Nyeri dapat dirasakan menjalar ke punggung, bokong, atau paha.
-
Nyeri dapat timbul pada saat tertentu, seperti buang air kecil atau berhubungan intim.
Selain ketiga gejala di atas, ada pula gejala lainnya yang bisa saja pengidapnya rasakan. Nah, sebaiknya segeralah temui dokter bila nyeri panggul menunjukkan gejala seperti di bawah ini:
-
Nyeri disertai dengan demam.
-
Rasa nyeri tetap dirasakan mesti telah beristirahat selama seminggu.
-
Tak dapat menggerakan panggul atau menahan beban menggunakan kaki.
-
Nyeri yang disebabkan kecelakaan serius.
-
Nyeri pada kedua sisi panggul dan sendi lain.
-
Kaki mengalami perubahan bentuk, terdapat lebam, atau berdarah.
Dari Wawancara Medis hingga Kolonoskopi
Cara mendiagnosis nyeri panggul diawali dengan wawancara medis lengkap. Di sini dokter akan bertanya mengenai riwayat penyakit yang pernah diidap. Setelah wawancara medis, ada pula pemeriksaan fisik menyeluruh, dan dilanjutkan dengan prosedur pemeriksaan seperti:
-
Pemeriksaan darah.
-
Pemeriksaan urine.
-
USG panggul.
-
Magnetic Resonance Imaging (MRI).
-
Laparoskopi panggul.
-
Sistoskopi.
-
Kolonoskopi.
Baca juga: Waspada, Nyeri Panggul Bisa Jadi Tanda Kista Ovarium
Penyebab Berdasarkan Jenisnya
Nyeri panggul ini sendiri dikelompokkan menjadi dua, yaitu akut an nyeri. Nah, berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan nyeri panggul akut atau secara tiba-tiba:
-
Infeksi saluran kemih.
-
Kista ovarium.
-
Konstipasi.
-
Penyakit radang panggul.
-
Penyakit usus buntu.
-
Radang rongga perut (peritonitis).
Lalu, bagaimana dengan nyeri kronis? Nyeri panggul kronis ini terjadi ketika nyeri panggul berlangsung lama, lebih dari enam bulan. Nah, berikut ini beberapa faktor penyebabnya
-
Adenomyosis.
-
Endometriosis.
-
Hernia
-
Irritable bowel syndrome.
-
Kerusakan atau terhimpitnya saraf panggul.
-
Mioma.
-
Radang panggul kronis.
Selain penyebab-penyebab di atas, ada pula faktor risiko yang bisa memicunya. Contohnya:
-
Disfungsi pelvic floor.
-
Hubungan intim yang tidak aman, menjadi risiko penyebaran penyakit menular seksual.
-
Kehamilan, seperti kehamilan ektopik atau keguguran.
-
Konstipasi berkepanjangan.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan