Hati-Hati, 7 Keluhan Ini Bisa Menandai Stroke Ringan
"Stroke adalah salah satu penyakit yang dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi tubuh dan bahkan kematian. Sebelum masalah ini semakin parah, ada baiknya untuk mengetahui beberapa keluhan yang timbul saat stroke masih dalam tahap ringan."
Halodoc, Jakarta - Sudah enggak asing kan dengan stroke? Beberapa dekade ke belakang, stroke seringkali dikaitkan dengan lansia. Namun, kini tak sedikit orang-orang di usia produktif (berusia di bawah 35 tahun) yang mesti berhadapan dengan stroke. Ingat, stroke di usia muda bisa berujung pada kondisi yang sangat serius, lho.
Stroke juga dikenal sebagai the silent killer, lantaran penyakit ini sangat berbahaya dan bisa membunuh secara diam-diam akibat kelumpuhan otak. Kalau tak menyebabkan kematian, stroke di usia muda masih bisa membawa dampak kecacatan bagi pengidapnya. Mengerikan, bukan?
Nah, menyoal stroke ini, ada satu hal yang tak boleh dilupakan, yaitu stroke ringan atau transient ischaemic attack (TIA). Meski menyandang kata “ringan”, tetapi TIA tau stroke ringan tak boleh diabaikan. Sebab bisa menimbulkan dampak serius di kemudian hari.
Pertanyaannya, seperti apa sih gejala dari stroke ringan?
Mulai dari Masalah Indra hingga Saraf
Gejala stroke ringan kebanyakan terjadi secara tiba-tiba. Boleh dibilang gejala stroke ringan atau TIA hampir serupa dengan stroke. Bedanya, gejala stroke ringan hanya berlangsung beberapa menit dan akan hilang dengan sendirinya dalam hitungan jam.
Lalu, seperti apa sih gejala stroke ringan yang umumnya dialami oleh pengidapnya? Nah, berikut beberapa gejalanya menurut ahli di National Institutes of Health - MedlinePlus.
- Perubahan pada indra, seperti pendengaran, penglihatan, rasa, dan sentuhan.
- Perubahan kewaspadaan (termasuk kantuk atau tidak sadar)
- Perubahan mental, seperti kebingungan, kehilangan ingatan, kesulitan menulis atau membaca, berbicara atau memahami orang lain.
- Masalah otot, contohnya kelemahan otot, kesulitan menelan, atau berjalan.
- Pusing atau kehilangan keseimbangan dan koordinasi
- Kurangnya kontrol atas kandung kemih atau usus.
- Masalah saraf, seperti mati rasa atau kesemutan pada satu sisi
Ingat, segeralah temui atau tanyakan pada dokter bilang mengalam gejala stroke ringan di atas. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc.
Selain gejala-gejala di atas, ada pula gejala lainnya yang mungkin muncu. Contohnya:
- Peningkatan tekanan darah mendadak.
- Salah satu sisi mulut dan wajah penderita terlihat turun.
- Kelelahan tiba-tiba.
- Kesemutan tubuh.
- Cara bicara jadi kacau dan tidak jelas.
- Lengan atau kaki mengalami kelumpuhan atau sulit diangkat.
- Kehilangan keseimbangan atau koordinasi tubuh.
- Diplopia (pandangan ganda).
- Pandangan menjadi kabur atau kebutaan.
- Kesulitan memahami kata-kata orang lain.
Umumnya sekitar 70 persen gejala stroke ringan bisa hilang kurang dari 10 menit atau 90 persen akan hilang kurang dari empat jam.
Gejalanya sudah, lalu bagaimana dengan penyebabnya?
Gumpalan yang Akan Hancur dengan Sendirinya
Umumnya stroke mini ini disebabkan karena gumpalan berukuran kecil yang tersangkut dalam pembuluh darah otak. Gumpalan tersebut bisa saja berupa gelembung udara atau lemak.
Nah, penyumbatan ini nantinya akan menghambat aliran darah dan memicu kurangnya nutrisi dan oksigen pada bagian tertentu di otak. Kondisi inilah yang menyebabkan terganggunya fungsi otak.
Lalu, apa bedanya TIA dengan stroke? Gumpalan penyebab stroke ringan akan hancur dengan sendirinya. Dengan kata lain, otak akan kembali berfungsi normal, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang bersifat permanen.
Lampu Kuning Bagi Pengidapnya
Hal yang perlu digarisbawahi, meski stroke ringan tak menyebabkan gangguan permanen, tetapi kondisi ini menjadi sebuah peringatan. Peringatan kalau pengidapnya berisiko tinggi mengalami stroke di kemudian hari. Tuh, seram kan?
Oleh karena itu, segeralah temui dokter ketika mengalami gejala-gejala stroke ringat. Tujuannya jelas, untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi yang bisa terjadi.
Menurut WHO penyakit kardiovaskular (CVD) adalah penyebab kematian nomor 1 di dunia. Diperkirakan menyebabkan 17,9 juta kematian setiap tahun. CVD merupakan sekelompok gangguan jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular, penyakit jantung rematik, dan kondisi lainnya.
Nah, empat dari 5 kematian CVD disebabkan oleh serangan jantung dan stroke. Hal yang bikin resah, sepertiga dari kematian ini terjadi sebelum waktunya pada orang di bawah 70 tahun.
Meski stroke sangat berbahaya, untungnya penyakit ini masih bisa dicegah lewat beragam cara. Menurut penjelasan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dalam Kementerian Kesehatan RI - Sehat Negeriku!, penyakit kardioserebrovaskuler, seperti stroke dan penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan mengubah perilaku yang berisiko.
Contohnya, tidak merokok atau mengisap tembakau, melakukan diet sehat dengan gizi seimbang, menjaga berat badan tepat ideal (mencegah obesitas), tidak mengonsumsi alkohol, dan rutin berolahraga. Bagaimana, tertarik untuk mencobanya?
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa kapan dan di mana saja mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!