Hati-Hati, 5 Penyakit Ini Rentan Terjadi di Musim Hujan
Halodoc, Jakarta - Beberapa penyakit tak mengenal musim atau waktu alias bisa menyerang kapan saja. Namun, ada pula beberapa penyakit yang angka kejaiannya atau penularannya meningkat di musim tertentu, contohnya musim penghujan. Apalagi bila penghujan menimbulkan banjir, makin banyak saja sederet penyakit yang bisa menghantui kita.
Lalu, penyakit apa saja sih yang umumnya rentan terjadi dan harus kita waspadai selama penghujan? Berikut pembahasannya!
Baca juga: Tetap Sehat di Musim Hujan? Bisa kok!
1. Influenza
Sebenarnya, penyebaran virus flu di negara kita tak mengenal bulan atau musim tertentu. Sebab secara epidemiologi, sirkulasi virus influenza di Indonesia selalu ada tiap tahunnya. Berbeda dengan di negara Amerika Serikat dan Australia, di kedua negara tersebut sirkulasi virus flu mencapai puncaknya pada musim dingin.
Virus flu ini seringkali meningkat kasusnya di musim pancaroba dan hujan. Penyebabnya belum diketahui pasti, tetapi ada dugaan di masa tersebut sistem imun tubuh terhadap penyakit atau virus jadi berkurang.
Virus penyebab penyakit flu ini dapat dengan mudah menyebar melalui udara atau air ludah. Virus penyebab penyakit ini pun dapat dengan mudah bermutasi setiap waktu, sehingga sistem imunitas tubuh sulit mendeteksi virus yang satu ini. Ini karena sulitnya sistem imun tubuh mendeteksi virus influenza ini, maka tubuh cenderung lebih mudah terkena flu.
Lalu, bagaimana cara mencegah flu di musim penghujan? Perkuatlah sistem imun. Misalnya, dengan mengonsumsi makanan bergizi secara teratur, rutin berolahraga, menjaga gaya hidup sehat, dan istirahat yang cukup. Selain itu, apabila diperlukan kita dapat mengonsumsi suplemen vitamin C untuk memperkuat daya tahan tubuh dalam melawan virus penyebab influenza.
-
Leptospirosis
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) - “Flooding and communicable diseases fact sheet”, banjir juga berpotensi menimbulkan penyakit menular lainnya seperti leptospirosis. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri nakal, namanya Leptospira.
Dalam kebanyakan kasus, leptospirosis sering disebarkan oleh hewan. Mulai dari tikus, sapi, anjing, dan babi. Bakterinya bisa disebarkan lewat urine atau darah dari hewan yang telah terinfeksi. Nah, menyoal musim hujan ini, tikus sering kali menjadi biang keladi penyebaran leptospirosis.
Lantas, seperti apa gejala dari penyakti ini? Menurut jurnal dalam National Institutes of Health di US National Library of Medicine, gejalanya bisa berupa demam, nyeri otot, batuk kering, mual, muntah, diare, mengigil kedinginan, atau sakit kepala.
Selain itu, ada pula sebagian kecil pengidapnya yang mengalami sakit tulang, nyeri sendi, limfa atau hati yang membesar, konjungtivitis, ataupun pembesaran kelenjar getah bening. Hal yang perlu diawasi, gejala-gejala di atas bisa berkembang dalam 2 hingga 26 hari (rata-rata 10 hari).
Baca juga: Waspada Banjir, Ini Bahaya Genangan Air bagi Kesehatan
-
Diare
Selain tiga penyakit di atas, diare merupakan penyakit di musim hujan yang juga mesti diwaspadai. Meski kelihatannya sepele, diare yang tak kunjung sembuh (diare kronis) bisa berbahaya, lho. Diare sendiri umumnya disebabkan karena konsumsi makanan yang telah terkontaminasi virus, parasit, atau bakteri.
Bagaimana dengan diare di musim hujan? Diare di musim hujan umumnya disebabkan gegara serangan bakteri Salmonella, Cholera, dan Shigella. Biasanya diare hanya berlangsung selama beberapa hari, tetapi bisa juga berminggu-minggu. Nah, segeralah temui dokter bila diare tak kunjung sembuh. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc.
-
Tifus
Penyakit di musim hujan lainnya yang mesti diwaspadai contohnya tifus. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, yang menyebar lewat makanan yang telah terkontaminasi. Umumnya, penyakit ini sering ditemukan di negara-negara berkembang.
Seseorang yang mengidap penyakit ini bisa mengalami beragam gejala. Mulai dari demam, sakit kepala, sakit perut, konstipasi, ataupun diare. Jangan main-main dengan infeksi Salmonella. Sebab jika infeksi Salmonella memasuki aliran darah (bakteremia), ia dapat menginfeksi jaringan di seluruh tubuh kita, termasuk:
-
Jaringan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang (meningitis).
-
Lapisan jantung atau katup jantung. (endokarditis).
-
Tulang atau sumsum tulang (osteomielitis).
Baca juga: Rentan Terjadi saat Banjir, Ini 9 Gejala Penyakit Tifus
-
Demam dengue
Masih dari WHO, demam dengue merupakan penyakit yang rentan terjadi di musim penghujan, terutama saat banjir terjadi. Awas, demam dengue ini bisa menyebabkan komplikasi yang fatal. Contohnya, menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah. Singkat kata, bila tak segera ditangani, demam dengue bisa mengancam nyawa. Alasannya bisa mengakibatkan demam berdarah dengue (DBD).
Seseorang yang mengidap DBD bisa mengalami muntah secara terus-menerus, perdarahan pada hidung dan gusi, darah pada urine, nyeri perut, cepat lelah, hingga sulit bernapas dan syok.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Referensi:
World Health Organization WHO. Diakses Januari 2020. Flooding and Communicable Diseases Fact Sheet.
Mayo Clinic. Diakses Januari 2020. Diseases & Conditions. Dengue Fever.
MedicineNet. Diakses Januari 2020. Diarrhea Causes, Medicine, Remedies, and Treatment.
US National Library of Medicine - NIH. Januari 2020. Leptospirosis.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan