5 Pengobatan Fibrilasi Ventrikel
Halodoc, Jakarta – Untuk dapat mengalirkan darah dengan baik, jantung harus berdetak sesuai dengan irama yang beraturan. Bila jantung berdetak terlalu cepat maupun terlalu lambat, maka hal ini bisa menimbulkan masalah kesehatan. Salah satu kelainan irama jantung yang sering terjadi adalah fibrilasi ventrikel, di mana jantung berdenyut dengan sangat cepat.
Ini dipicu oleh adanya gangguan pada impuls listrik di jantung, sehingga membuat bilik jantung (ventrikel) bergetar secara tidak terkendali. Akibatnya, jantung tidak bisa memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh yang akhirnya menyebabkan pasokan darah dan oksigen ke organ-organ vital menjadi terhenti. Fibrilasi ventrikel tidak boleh dibiarkan saja, karena dapat menyebabkan pengidapnya kehilangan kesadaran, bahkan meninggal. Karena itu, ketahui 5 pengobatan untuk fibrilasi ventrikel berikut.
Baca juga: Ini Alasan Orang Bisa Pingsan Karena Denyut Jantung Menurun
Penyebab Fibrilasi Ventrikel
Detak jantung seseorang dipengaruhi oleh rangsangan (impuls) listrik. Bila proses penghantaran listrik ke jantung ini terganggu, maka akan menyebabkan irama jantung menjadi tidak teratur. Gangguan arus listrik ini paling sering terjadi setelah seseorang pernah mengalami serangan jantung sebelumnya. Namun, rangsangan listrik bisa juga terganggu karena adanya bekas luka pada otot jantung.
Proses penghantaran listrik yang terganggu akan menyebabkan bilik jantung (ventrikel) bergerak dengan sangat cepat atau disebut juga dengan takikardia ventrikel. Bila tidak segera ditangani, takikardia ventrikel akan memicu kondisi yang lebih parah, yaitu fibrilasi ventrikel.
Baca juga: Ketahui 5 Jenis Takikardia, Penyebab Detak Jantung Abnormal
Ketika fibrilasi ventrikel terjadi, kedua ruang jantung yang berada di bagian bawah tidak bisa memompa darah dengan baik. Ini mengakibatkan tekanan darah pengidapnya akan menurun drastis serta pasokan darah ke seluruh tubuh, terutama organ-organ vital menjadi terhenti.
Selain memiliki riwayat serangan jantung mendadak, beberapa faktor berikut juga bisa meningkatkan risiko seseorang terserang fibrilasi ventrikel:
-
Pernah mengalami fibrilasi ventrikel sebelumnya
-
Adanya kelainan pada otot jantung
-
Memiliki penyakit jantung bawaan
-
Menggunakan obat-obatan terlarang, seperti kokain
-
Berusia 45–75 tahun
-
Kelainan pada elektrolit dalam tubuh, misalnya magnesium dan potassium
-
Cedera yang menyebabkan kerusakan otot jantung, contohnya akibat kesetrum.
Pengobatan Fibrilasi Ventrikel
Bila kamu mengalami gejala fibrilasi ventrikel, seperti jantung berdebar sangat cepat, dada terasa nyeri, pusing, dan napas pendek, maka sebaiknya segera hubungi ambulans. Pasalnya, orang yang terserang fibrilasi ventrikel biasanya akan segera pingsan atau kehilangan kesadaran dalam waktu satu jam setelah mengalami gejala-gejala tersebut.
Ada dua jenis pengobatan yang bisa dilakukan untuk pengidap fibrilasi ventrikel, yaitu pengobatan khusus untuk kondisi darurat dan mencegah serangan terjadi kembali.
Mengingat fibrilasi ventrikel merupakan kondisi gawat darurat yang dapat mengancam nyawa, engobatan gawat darurat perlu dilakukan untuk mengembalikan aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga pengidap dapat terhindar dari kerusakan otak maupun organ tubuh lainnya. Berikut pengobatan fibrilasi ventrikel yang bisa dilakukan pada kondisi darurat:
1. Memberikan Resusitasi Jantung Paru atau CPR
Segera lakukan CPR pada pengidap yang pingsan agar aliran darah di seluruh tubuhnya tetap terjaga. Cara melakukan CPR adalah berikan tekanan di dada (kompresi) sebanyak 100 kali per menit dengan menggunakan tangan. Lakukan hal ini sampai alat kejut jantung (defibrillator) tiba di lokasi kejadian.
2. Menggunakan Alat Kejut Jantung (Defibrillator)
Alat kejut jantung (defibrillator) berguna untuk menghantarkan gelombang listrik ke dada dan jantung agar detak jantung kembali ke ritme yang beraturan.
Sementara untuk kasus fibrilasi ventrikel yang disebabkan oleh adanya jaringan parut akibat serangan jantung, atau perubahan struktur jantung, dokter akan memberikan obat-obatan atau menyarankan prosedur tertentu untuk mencegah serangan lanjutan:
3. Obat Antiaritmia dan Penghambat Beta
Kedua obat tersebut bisa diberikan untuk jangka panjang maupun bagi pengidap fibrilasi ventrikel yang mengalami kondisi darurat atau henti jantung.
Baca juga: Begini Cara Ampuh Menangani Serangan Jantung
4. Pemasangan Defibrilator
Setelah kondisi pengidap stabil, dokter dapat menyarankan untuk melakukan pemasangan alat defibrilator implan untuk memantau irama jantung. Bila irama jantung melambat, maka alat ini dapat memberi sinyal listrik untuk memacu jantung.
5. Angioplasti Koroner dan Pemasangan Stent
Prosedur ini bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit jantung koroner yang berat. Angioplasti koroner dilakukan dengan cara membuka pembuluh darah yang tersumbat dan menjaganya tetap terbuka dengan menempatkan stent agar darah dapat mengalir lancar ke jantung.
Itulah 5 pengobatan yang bisa dilakukan untuk fibrilasi ventrikel. Bila kamu pernah mengalami serangan jantung sebelumnya, sebaiknya bicarakan dengan dokter mengenai cara untuk mencegah terjadinya fibrilasi ventrikel. Kamu bisa bertanya pada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Lewat Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan