5 Jenis Latihan yang Harus Dihindari Oleh Pengidap Osteoporosis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 Juli 2018
5 Jenis Latihan yang Harus Dihindari Oleh Pengidap Osteoporosis5 Jenis Latihan yang Harus Dihindari Oleh Pengidap Osteoporosis

 

Halodoc, Jakarta Tidak adanya waktu menjadi alasan utama seseorang malas berolahraga. Berikutnya adalah tubuh yang begitu lelah setelah beraktivitas penuh selama hari kerja, sehingga tidur menjadi hal yang lebih menyenangkan untuk dilakukan di akhir pekan. Padahal, ada banyak sekali manfaat olahraga yang bisa kamu dapatkan, meski hanya dilakukan selama 30 menit setiap hari. Selain jantung dan paru-paru akan berfungsi lebih baik, aliran darah dalam tubuh kamu pun menjadi lebih lancar.

Meski begitu, berbeda kondisi tubuh, berbeda pula olahraga yang bisa dilakukan. Pada umumnya, jalan kaki, senam, dan bersepeda bisa dilakukan semua usia. Namun, bagi pengidap osteoporosis, ada beberapa jenis olahraga yang dilarang dilakukan. Ini disebabkan karena kepadatan tulang yang semakin menurun akibat tidak terserapnya mineral tulang dengan baik, sehingga rentan menimbulkan cedera. Lalu, apa saja latihan untuk pengidap osteoporosis yang tidak dianjurkan untuk dilakukan? Berikut beberapa di antaranya:

Melompat

Pertama, pengidap osteoporosis tidak dianjurkan untuk melakukan olahraga yang membutuhkan gerakan melompat, seperti squat jump, tuck jump, atau pike jump. Pasalnya, gerakan-gerakan ini membutuhkan kekuatan tulang kaki, dan jika dilakukan oleh pengidap osteoporosis bisa meningkatkan risiko patah tulang. Ini disebabkan karena gerakan melompat akan memberikan tekanan yang besar pada sendi yang berada di sekeliling tulang belakang.

Lari

Selain melompat, berlari juga tidak disarankan bagi pengidap osteoporosis. Melalui proses yang sama, gerakan berlari yang mengandalkan kekuatan otot kaki untuk menahan beban tubuh, juga memberikan tekanan besar pada tulang bagian belakang. Akibatnya, risiko patah tulang akan meningkat. Bukan berarti olahraga ini tidak boleh dilakukan. Sebaiknya gantilah dengan olahraga yang lebih ringan dan tidak membutuhkan kekuatan kaki secara berlebihan, seperti misalnya berjalan kaki.

Baca juga: Terlalu Banyak Kalsium, Hati-Hati Batu Ginjal

Golf, Bowling, dan Tenis

Bowling, golf, dan tenis adalah tiga jenis olahraga yang membutuhkan gerakan memelintir tubuh bagian pinggang. Saat hendak melempar bola bowling ke pion, tubuh harus membungkuk dan sedikit diputar. Ketika hendak memukul bola dengan raket, kamu juga akan sering melakukan gerakan memutar tubuh. Terlebih ketika berolahraga golf. Gerakan putaran ini sangat membahayakan karena menekan sendi. Akibatnya, tulang bagian belakang amat rentan cedera, bahkan patah.

Sit up dan Roll up

Latihan untuk pengidap osteoporosis yang perlu dihindari berikutnya adalah sit-up dan roll-up. Ketika melakukan gerakan sit-up atau roll-up, tubuh mengharuskan untuk menggerakkan tulang belakang ke depan. Jika dilakukan oleh pengidap osteoporosis, akan terjadi fraktur-fraktur kecil pada sendi tubuh karena tubuh bagian atas yang bertumpu sepenuhnya pada tulang belakang. Kondisi ini amat membahayakan bagi pengidap osteoporosis yang sudah akut.

Senam Aerobik

Senam memang bagus untuk tubuh, karena olahraga ini menuntut banyak gerakan. Namun, tidak dengan pengidap osteoporosis. Aerobik high impact atau bertempo cepat akan menuntut tubuh lebih cepat bergerak. Akibatnya, beban dan benturan yang diterima tulang punggung akan menjadi lebih besar. Jika diteruskan, kondisi ini bisa menyebabkan meningkatkan risiko patah tulang.

Baca juga: Jangan Panik, Inilah Pertolongan Pertama pada Patah Tulang

Itu tadi lima jenis latihan untuk pengidap osteoporosis yang harus dihindari. Agar kesehatan tulang tetap terjaga, selalu penuhi asupan kalsium harian kamu. Kalau kamu membutuhkan vitamin untuk kekuatan tulang dan tidak sempat membelinya sendiri, kamu bisa memanfaatkan layanan Apotek Antar dari Halodoc.

Cukup pilih atau tuliskan obat dan vitamin yang kamu cari, dan tuliskan alamat. Dalam waktu satu jam, obat dan vitamin kamu akan sampai di alamat tujuan. Supaya bisa menggunakan segala layanan Halodoc, kamu harus download aplikasinya dulu di ponsel.