5 Fakta Semut Charlie dan Cara Mudah Penanganannya
Halodoc, Jakarta – Media sosial (medsos) sempat diramaikan dengan beredarnya informasi seputar semut Charlie. Hal itu dimulai dengan munculnya pesan berantai yang menyebutkan sejumlah bahaya dari semut ini. Gigitan atau sentuhan dari semut Charlie disebut bisa menyebabkan efek menyeramkan bagi kulit.
Baca juga: Pertolongan Pertama pada Gigitan Tomcat
Pesan yang beredar di media sosial menyebut bahwa jenis semut ini bisa sangat berbahaya jika mengenai kulit. Banyak orang yang percaya dan menelan mentah-mentah informasi tersebut, dan percaya bahwa semut Charlie adalah ancaman baru yang harus diwaspadai. Namun, jangan buru-buru percaya. Biar lebih jelas dan tidak termakan informasi yang tidak benar, simak fakta semut Charlie berikut ini!
1. Semut Charlie adalah Tomcat
Semut Charlie nyatanya tidak sepenuhnya “barang baru”. Serangga ini sebelumnya sudah pernah menjadi perhatian saat menyebabkan sejumlah orang terluka karena racunnya. Saat itu, semut Charlie dikenal dengan istilah tomcat. Serangga ini masuk dalam kelompok kumbang. Semut Charlie memiliki bentuk yang terlihat seperti semut, namun dengan warna yang berbeda. Tomcat memiliki badan berwarna oranye dengan bagian bawah perut dan kepala terlihat gelap. Jenis semut ini memiliki panjang tubuh sekitar 1 cm serta terdapat sepasang sayap tersembunyi.
2. Hidup di Tempat Lembap
Semut Charlie alias tomcat merupakan serangga yang hidup di tempat yang lembab. Serangga yang satu ini juga sering ditemukan pada tanaman bersemak. Habitat semut Charlie umumnya adalah tanaman seperti padi atau jagung. Tomcat juga bisa berdiam di tempat-tempat atau benda yang sedikit basah, seperti handuk.
Baca juga: Cara Mengobati Gigitan Tomcat
3. Beracun
Pesan yang beredar soal semut ini tidak sepenuhnya salah. Nyatanya, semut Charlie memang bisa menyebabkan gangguan pada kulit, karena racun yang dimilikinya. Seluruh tubuh semut Charlie mengandung racun paederin, kecuali bagian sayapnya. Jika racun ini terkena kulit, bisa memicu terjadinya gangguan pada kesehatan kulit.
4. Tidak Menggigit
Meski memiliki racun, tomcat alias semut Charlie sebenarnya tidak menggigit atau menyengat. Serangga ini akan mengeluarkan racun saat ia merasa terdesak atau ketika mengalami tekanan. Biasanya, racun semut Charlie akan keluar saat tubuhnya dipencet. Maka dari itu, hindari memencet atau menekan semut Charlie yang hinggap di tangan atau bagian tubuh lain.
Saat semut Charlie mengeluarkan racunnya, terjadi infeksi pada kulit dan dalam waktu singkat bisa memicu rasa panas. Setelah itu, bagian kulit yang terserang akan berubah menjadi merah dan bergelembung. Luka yang muncul menyerupai luka bakar pada kulit.
5. Bukan Hal Baru
Meski belakangan ini kembali viral dan meramaikan dunia maya, wabah semut Charlie nyatanya bukan hal yang baru sekali terjadi di Indonesia. Setidaknya, pada beberapa tahun ke belakang, yaitu tahun 2008 dan 2012, semut Charlie alias tomcat juga pernah menjadi wabah di beberapa daerah di Indonesia.
Cara Penanganan
Menangani bagian tubuh yang terinfeksi racun tomcat harus dilakukan segera. Saat kulit terkena racun, segera bilas dengan air mengalir dan sabun. Jika muncul luka seperti bekas terbakar, segera kompres bagian tersebut dengan antiseptik dingin. Rawat bagian tersebut dengan benar agar luka tidak memburuk.
Baca juga: Seperti Ditusuk, Ini Cara Mengobati Sengatan Lebah
Saat luka sudah mulai timbul pecah, oleskan krim antibiotik dengan kombinasi steroid ringan. Jika luka tak kunjung sembuh dan kamu butuh saran ahli, coba tanya dokter di aplikasi Halodoc saja. Kamu bisa menanyakan pertolongan pertama saat terserang semut Charlie atau serangga lain. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!