5 Cara Cegah Preeklampsia Usai Persalinan

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   20 Februari 2018
5 Cara Cegah Preeklampsia Usai Persalinan5 Cara Cegah Preeklampsia Usai Persalinan

Halodoc, Jakarta – Selama masa kehamilan, ibu dianjurkan untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi yang enggak hanya bermanfaat untuk bayi yang ada di dalam kandungan, tapi juga bisa mencegah ibu dari berbagai komplikasi kehamilan. Salah satu komplikasi yang perlu ibu waspadai adalah preeklamsia atau tekanan darah tinggi saat hamil yang bisa membahayakan janin. Tapi jangan khawatir, ada beberapa cara yang bisa ibu lakukan untuk mencegah preeklamsia.

Preeklamsia adalah kondisi dimana ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi dan disertai dengan kerusakan organ, seperti ginjal dan hati. Ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi, mengidap diabetes, mengalami obesitas dan wanita yang hamil anak kembar lebih berisiko mengalami preeklamsia. Jika ibu terlambat menyadarinya, preeklamsia dapat berkembang menjadi eklamsia yang bisa mengancam keselamatan ibu hamil dan janinnya.  Karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengetahui gejala-gejala preeklamsia.

Gejala Preeklamsia

Gejala preeklamsia biasanya muncul saat usia kehamilan memasukki trimester kedua atau sekitar minggu ke 24-26, sampai menjelang hari melahirkan. Gejala yang paling jelas menandakan preeklamsia adalah naiknya tekanan darah. Jika tekanan darah Ibu hamil mencapai 140/90 mm Hg, ibu disarankan untuk segera menemui dokter kandungan. Karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk rutin memeriksakan tekanan darahnya selama masa kehamilan agar bisa mendeteksi komplikasi ini lebih dini. Untuk memudahkan ibu melakukan tes darah secara rutin, gunakan saja Lab Test yang ada di aplikasi Halodoc.

Selain peningkatan tekanan darah, gejala preeklamsia lainnya adalah:

  • Berkurangnya volume urin.
  • Gangguan fungsi hati.
  • Sakit kepala berat.
  • Mual dan muntah.
  • Sesak napas.
  • Penglihatan menjadi kabur.
  • Telapak kaki membengkak.
  • Perut bagian atas terasa nyeri (biasanya di bawah tulang rusuk sebelah kanan).

Cara Mencegah Preeklamsia

Cara yang paling efektif untuk mencegah preeklamsia adalah dengan menghindari penyebabnya. Sayangnya, penyebab preeklamsia hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli memprediksi bahwa berat badan yang berlebihan dan nutrisi yang buruk dapat memicu terjadinya preeklamsia. Jadi, ibu bisa melakukan cara-cara ini agar terhindar dari komplikasi tersebut:

1. Mengontrol Berat Badan

Obesitas atau berat badan berlebih diketahui dapat mengganggu keseimbangan hormon dan metabolisme dalam tubuh, sehingga membuat ibu lebih berisiko mengalami preeklamsia. Jadi, ibu hamil perlu menjaga berat badannya tetap dalam batas normal, baik sebelum maupun selama masa kehamilan.

2. Menjaga Asupan Makanan

Ibu hamil juga perlu membatasi mengonsumsi makanan berkadar garam tinggi untuk mencegah tekanan darah meningkat. Selain itu, ibu juga dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan asupan kalsium, baik melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari maupun dengan mengonsumsi suplemen kalsium. Tapi, ibu sebaiknya membicarakan terlebih dahulu dengan dokter kandungan sebelum mengonsumsi suplemen tertentu. Makanan yang tidak sehat, seperti makanan berkadar gula tinggi, berminyak, dan berpengawet juga wajib ibu hindari.

3. Rajin Mengonsumsi Probiotik

Dalam sebuah studi ditemukan hasil bahwa wanita hamil yang sering mengonsumsi susu atau makanan yang kaya akan kandungan probiotik, berisiko lebih kecil mengalami komplikasi kehamilan akhir atau preeklamsia. Jadi, sering-seringlah mengonsumsi yoghurt, kimchi, kombucha, keju mozzarella dan acar timun selama kehamilan.

4. Memeriksakan Kandungan Secara Rutin

Preeklamsia kadang-kadang bisa berkembang tanpa ada gejala apapun atau hanya muncul gejala ringan yang tidak terlalu terasa. Karena itu, memeriksakan kandungan secara berkala penting dilakukan untuk mencegah komplikasi ini terjadi. Dengan memeriksakan kandungan, dokter dapat mengetahui kandungan protein dalam urin dan memantau tekanan darah ibu, sehingga preeklamsia dapat dideteksi lebih dini.

5. Banyak Minum & Istirahat yang Cukup

Selain untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi, banyak minum air putih juga bisa membantu menjaga kesimbangan kadar garam di dalam tubuh. Ibu hamil juga dianjurkan beristirahat yang cukup dengan tidur minimal 7-8 jam setiap malam agar terhindar dari stres yang menjadi penyebab tekanan darah tinggi.

Setiap ibu pasti ingin melindungi bayi yang ada di kandungannya dari berbagai macam penyakit dan bahaya. Jadi, menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga secara teratur adalah hal-hal yang bisa ibu lakukan agar kesehatan janin dapat terjaga hingga saat dilahirkan nanti. Jika ibu mengalami masalah tertentu selama kehamilan, ibu bisa membicarakannya dengan dokter Halodoc melalui Video/ Voice Call dan Chat. Ibu juga bisa membeli produk kesehatan dan vitamin yang dibutuhkan di Halodoc. Tinggal order dan pesanan kamu akan diantar dalam satu jam. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.