5 Aktivitas yang Bisa Tingkatkan Risiko Terkena PFPS
Halodoc, Jakarta - Patellofemoral pain syndrome (sindrom nyeri tempurung lutut) merupakan rasa nyeri pada bagian bawah atau sekitar patella akibat perubahan sendi patellofemoral - femora. Patella merupakan bagian dari tulang kecil yang berlokasi di lutut, sebelum sendi lutut. Patellae berperan sebagai pendukung kaki untuk bergerak dan berdiri dengan mengurangi tekanan pada sendi lutut, serta tulang rawan yang membungkus tulang pada sendi.
Nyeri pada patellofemoral bisa memengaruhi salah satu atau kedua lutut. Beberapa olahraga seperti sepakbola, basket, tenis, atau maraton dapat memperburuk masalah lutut. Berlari di atas permukaan yang kasar atau berolahraga di permukaan yang berbeda dapat menyebabkan gangguan ini.
Belum jelas penyebab pasti dari penyakit ini, tetapi benturan keras pada sendi lutut, tulang rawan, dan ligamen yang tertekan yang bisa menyebabkan nyeri dan degenerasi. Kemungkinan lainnya adalah karena anomali bawaan pada patella atau sendi lutut. Patella yang berpindah terlalu dekat atau terlalu jauh akan menekan sendi lutut saat pengidap bergerak.
Baca juga: Runner's Knee, Penyebab dan Gejalanya
Kemampuan mengontrol otot pada sendi lutut lemah, yaitu ketika otot berfungsi secara tidak merata, yang menekan tulang dan sendi. Ditambah lagi, struktur kepala lutut yang tidak normal juga menjadi penyebab kesulitan berjalan dan nyeri lutut.
Terdapat banyak faktor risiko nyeri patellofemoral. Gangguan ini umumnya menyerang atlet yang membutuhkan aktivitas kekuatan kaki, seperti berlari dan melompat. Kamu mungkin akan mengalami penyakit ini jika melakukan aktivitas ini:
-
Penggunaan berlebihan akibat aktivitas fisik yang memberikan tekanan berulang pada lutut, seperti joging, berjongkok, atau naik tangga. Bisa juga akibat perubahan aktivitas fisik yang tiba-tiba, baik dalam frekuensi, durasi, dan intensitas aktivitas. Faktor lain yang berkontribusi terhadap PPS yaitu penggunaan alas kaki yang kurang tepat.
-
Patellar malalignment. PPS bisa disebabkan karena tulang lutut tidak pada posisi yang seharusnya (malposisi), sehingga mengiritasi jaringan di sekitarnya.
-
Berpartisipasi dalam olahraga termasuk lari dan melompat.
-
Terlalu meregangkan otot paha dan tendon.
-
Ketidakseimbangan antara otot dan paha.
Baca juga: Sakit Lutut Setelah Berolahraga? Mungkin Ini Penyebabnya
Tidak memiliki risiko bukan berarti tidak dapat mengalami nyeri patellofemoral. Faktor risiko di atas hanya sebagai referensi. Untuk itu, kamu perlu mengenali gejala yang paling umum terjadinya PFPS, yaitu ada nyeri tumpul pada bagian depan lutut. Nyeri ini muncul bertahap dan sering berkaitan dengan aktivitas serta bisa muncul pada salah satu atau kedua lutut. Gejala lainnya yakni:
-
Nyeri saat berolahraga atau melakukan aktivitas yang secara berulang menekuk lutut, seperti naik tangga, berlari, loncat, atau berjongkok.
-
Nyeri setelah duduk lama dengan lutut menekuk.
-
Nyeri akibat perubahan intensitas, durasi, dan frekuensi aktivitas.
-
Terdapat suara seperti “krek-krek” pada lutut saat naik tangga atau saat berdiri setelah duduk dalam waktu lama.
Nyeri patellofemoral ini juga biasanya menyebabkan sakit ringan tetapi terus-menerus pada lutut saat terus meregangkan otot. Rasa nyeri dapat memburuk apabila lutut tertekan. Lutut juga dapat nyeri apabila kamu berjalan pada permukaan kasar atau tidak rata, seolah merasa tersangkut ketika berlutut. Pengidap akan merasa tidak nyaman, ada bunyi retakan, atau nyeri dapat muncul.
Baca juga: Pegawai Kantoran Rentan Terkena Radang Sendi
Apabila kamu mengalami tanda dan gejala seperti di atas, jangan menunda untuk segera mengkomunikasikannya pada dokter melalui aplikasi Halodoc, agar mendapatkan saran penanganan yang tepat. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.