4 Langkah Menangani Anak yang Terkena ODD dan Wajib Diketahui Orangtua
Halodoc, Jakarta – Oppositional defiant disorder (ODD) adalah jenis gangguan perilaku yang sebagian besar didiagnosis pada masa kanak-kanak. Ciri anak pengidap ODD adalah tidak kooperatif, suka membantah, serta sering memusuhi teman sebaya, orangtua, guru, dan orang lain. Perilakunya tak jarang menyulitkan orang di sekitarnya. Maka itu, ibu perlu tahu fakta tentang ODD pada anak.
Penyebab Oppositional Defiant Disorder (ODD)
Terdapat dua teori tentang penyebab ODD pada anak, yaitu:
-
Teori perkembangan. Teori ini menunjukkan bahwa masalah dimulai ketika anak masih balita. Pengidap ODD biasanya mengalami kesulitan belajar dan tidak mandiri sehingga menggantungkan hidupnya pada orangtua atau orang di sekitarnya.
-
Teori belajar. Teori ini menunjukkan bahwa gejala ODD timbul dari sikap negatif yang dipelajari. Anak pengidap ODD mencerminkan efek dari perilaku negatif orangtua atau orang lain yang berkuasa. Penggunaan perilaku negatif ini memungkinkan anak untuk mendapatkan apa yang diinginkan seperti perhatian dan respons orang di sekitarnya.
Baca Juga : Bullying Bisa Sebabkan Fobia Sosial pada Remaja
Faktor Risiko Oppositional Defiant Disorder (ODD)
ODD lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan. Anak pengidap ODD biasanya rentan mengalami gangguan mood atau kecemasan, gangguan perilaku, hingga attention-deficit / hyperactivity disorder (ADHD).
Gejala Oppositional Defiant Disorder (ODD)
Anak yang cenderung tidak patuh dan suka membantah bisa menjadi gejala ODD. Perilaku negatif ini muncul ketika merasa lelah, lapar, atau kesal. Kondisi ini tentunya akan mengganggu pembelajaran dan penyesuaian sekolah. Dalam beberapa kasus, anak dengan ODD sulit bersosialisasi dengan teman-temannya. Dapat dikatakan ODD jika anak mengalami gejala ini minimal selama 6 bulan. Gejala ODD meliputi:
-
Sering marah.
-
Sering berdebat dengan orang dewasa.
-
Menolak untuk melakukan apa yang diminta orang dewasa.
-
Selalu mempertanyakan aturan dan menolak untuk mengikuti aturan.
-
Melakukan hal yang mengganggu orang lain.
-
Menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri.
-
Mudah terganggu oleh orang lain.
-
Berbicara dengan kasar atau tidak ramah.
-
Mencari balas dendam atau menjadi pendendam.
Baca Juga : Ajak Anak Wisata Alam? Ini 5 yang Harus Diperhatikan
Penanganan Anak Pengidap Oppositional Defiant Disorder (ODD)
Perawatan sedini mungkin bisa berguna untuk mencegah masalah di masa mendatang. Penanganannya tergantung pada gejala, usia, kesehatan anak, dan tingkat keparahan yang dialami. Berikut di antaranya:
1. Terapi Perilaku Kognitif
Dilakukan untuk membantu anak pengidap ODD memecahkan masalah dan berkomunikasi dengan lebih baik. Anak juga akan diajarkan bagaimana cara untuk mengendalikan impuls dan kemarahan.
2. Terapi Keluarga
Terapi dilakukan dengan cara meningkatkan keterampilan komunikasi dan interaksi keluarga. Memiliki anak dengan ODD tentunya sangat sulit bagi orangtua. Kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah untuk saudara kandung, sehingga orangtua dan saudara kandung membutuhkan dukungan dan pengertian.
3. Terapi Kelompok Sebaya
Terapi kelompok sebaya dilakukan agar anak belajar keterampilan sosial yang lebih baik dengan teman sebayanya.
4. Konsumsi Obat
Penggunaan obat jarang digunakan untuk mengobati ODD. Namun, konsumsi obat dianjurkan ketika anak mengalami gangguan lain seperti ADHD atau gangguan kecemasan.
Baca Juga : 5 Cara untuk Meningkatkan Daya Ingat Anak
Apabila Si Kecil dicurigai mengidap ODD, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Ibu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan