4 Kebiasaan Ini Bisa Menyebabkan Spondilosis Servikal
Halodoc, Jakarta – Leher kamu sering terasa nyeri? Atau nyeri ini bahkan bisa menjalar ke bahu sampai kepala? Bisa jadi kamu mengalami spondilosis servikal. Penyakit ini mungkin masih terdengar asing, ya. Nah, spondilosis servikal terjadi akibat adanya kerusakan ruas tulang leher dan bantalannya, sehingga menekan saraf tulang belakang dan menimbulkan gejala umum berupa nyeri leher, bahu, dan kepala.
Spondilosis servikal umumnya terjadi akibat proses penuaan, tetapi dapat diperburuk oleh faktor lainnya. Selain faktor penuaan, spondilosis servikal bisa disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan berikut ini:
Baca Juga: Sering Pegal, Ini Bedanya Sakit Leher dan Leher Kaku
1. Merokok
Seperti yang diketahui, bahwa merokok memicu berbagai penyakit serius. Ya, salah satu penyakit yang dapat terjadi akibat kebiasaan ini adalah spondilosis servikal.
2. Kebiasaan atau Pekerjaan yang Banyak Melibatkan Gerakan Leher
Memiliki kebiasaan atau pekerjaan yang banyak melibatkan gerakan leher berulang, serta banyak memberi tekanan pada leher dapat memudahkan seseorang terkena spondilosis servikal. Dikutip dari Mayo Clinic, aktivitas ini memberikan tekanan ekstra pada tulang belakang, menghasilkan keausan awal.
3. Mengalami Cedera Leher
Orang yang pernah mengalami cedera leher, lebih rentan mengalami spondilosis servikal. Pasalnya, cedera leher dapat mempercepat proses penuaan.
4. Faktor Genetik
Memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit spondilosis servikal, dapat membuat seseorang memiliki risiko yang cukup tinggi untuk mengalami hal yang sama.
Baca Juga: Enggak Perlu ke Dokter, Ini Cara Atasi Sakit Leher di Rumah
Gejala yang Ditimbulkan Oleh Spondilosis Servikal
Spondilosis servikal dapat mengakibatkan penyempitan saluran tulang belakang dan menekan saraf pada area tersebut. Akibatnya, kondisi ini menimbulkan gejala berikut ini:
- Rasa kaku pada leher;
- Sakit leher yang diperburuk saat batuk atau bersin;
- Nyeri menyebar ke daerah kepala, bahu, dan lengan;
- Terasa kesemutan, kaku, dan lemah pada lengan, tangan, tungkai, dan kaki;
- Kesulitan berjalan dan susah mengoordinasikan gerakan;
- Tidak bisa menahan buang air kecil dan buang air besar.
Pada beberapa kasus, spondilosis servikal bisa tidak menimbulkan gejala, apabila tidak menekan saraf tulang belakang. Pada kondisi ini, mungkin hanya muncul nyeri dan kaku pada leher.
Pengobatan yang Dapat Dilakukan
Tindakan medis yang dilakukan untuk mengatasi spondilosis servikal biasanya tergantung pada beratnya gejala yang dirasakan. Dikutip dari Healthline, spondilosis servikal dapat diobati dengan terapi fisik, obat-obatan atau operasi. Apabila gejala masih ringan, kamu bisa mengonsumsi obat-obatan pereda rasa sakit yang dijual bebas, misalnya paracetamol atau ibuprofen.
Kamu juga dapat mengompres bagian leher yang terasa nyeri dengan air hangat atau es untuk mengurangi nyeri pada otot, serta menggunakan penyangga leher (brace atau collar neck). Namun, penggunaan penyangga leher tidak boleh untuk jangka panjang karena dapat melemahkan otot leher.
Baca Juga: Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Spondilosis Servikal
Jika kondisinya lebih parah, dokter akan menyarankan untuk menjalani terapi fisik atau operasi. Itulah penjelasan tentang spondilosis servikal, dan hal-hal yang dapat menyebabkannya.
Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal penyakit ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter lewat aplikasi Halodoc, Kamu dapat berdiskusi banyak soal penyakit dengan dokter spesialis melalui Chat atau Voice/Video Call.
Referensi :
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Cervical spondylosis.
Healthline. Diakses pada 2020. Cervical spondylosis.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan