4 Gangguan Pencernaan Saat Hamil dan Cara Mengatasinya
Halodoc, Jakarta – Gangguan pencernaan yang terjadi selama kehamilan adalah kondisi yang normal dan umumnya disebabkan karena perubahan kadar hormon. Pada trimester kedua dan ketiga, gangguan pencernaan ini bisa lebih sering terjadi karena pertumbuhan bayi yang bisa jadi mendorong perut ibu.
Meskipun kebanyakan gangguan pencernaan tidak berbahaya, tetapi ibu tetap disarankan untuk segera mengatasinya. Simak informasi mengenai gangguan pencernaan pada ibu hamil dan penanganannya di bawah ini!
Selain Hormon, Ini Penyebab Gangguan Pencernaan
Gangguan pencernaan yang kerap dialami oleh bumil adalah asam lambung naik, sehingga terjadi sensasi sakit yang membakar tenggorokan, bahkan sampai ke belakang tulang dada. Tahukah ibu, sebagian besar gangguan pencernaan disebabkan karena pola makan maupun jenis makanan yang dikonsumsi.
Menurut jurnal kesehatan yang dipublikasikan oleh Clinical Gastroenterology and Hepatology disebutkan kalau mengonsumsi makanan terlalu banyak dalam waktu singkat, makan makanan tinggi lemak, mengudap cokelat, minum jus buah atau minuman berkafein (kopi, teh, minuman cola), melakukan aktivitas fisik segera setelah makan, terlalu banyak membungkuk, bahkan merasa cemas bisa menjadi pemicu gangguan pencernaan.
Lantas, gangguan pencernaan seperti apa saja yang biasa dialami oleh ibu hamil?
- Perut Terasa Begah
Seiring pertumbuhan janin di dalam kandungan yang semakin besar, maka rahim ibu pun akan ikut membesar. Hal ini akan memberi dampak pada ibu hamil, yaitu ibu akan mudah merasa begah, perut lebih cepat penuh, dan semakin sulit menarik napas.
Rahim ibu yang membesar akan menekan organ-organ lain di dalam perut maupun di sekitar perut, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan tersebut pada perut. Ibu hamil bisa mengetahui bahwa ketidaknyamanan pada perut yang dirasakan adalah karena membesarnya rahim, dengan melihat gejala-gejalanya, seperti malas makan karena merasa perut begah.
Selain itu, ibu juga akan mengalami sulit bernapas yang bisa terjadi kapan saja, terutama saat kehamilan memasuki trimester ketiga. Ibu hamil bisa mengatasi gangguan pencernaan yang satu ini dengan banyak beristirahat.
Bila ibu malas makan karena merasa perut kembung, siasati dengan cara makan sedikit, tetapi sering. Hindari juga makan dalam jumlah yang sangat banyak dalam sekali waktu.
- Sembelit
Banyak ibu hamil juga sering mengeluhkan tentang kesulitan buang air besar (BAB). Sebenarnya gangguan pencernaan ini bisa terjadi pada usia kehamilan berapapun, tetapi paling sering terjadi di trimester terakhir.
Salah satu pemicunya adalah ukuran tubuh janin yang sudah membesar dan kepala bayi yang berada di bawah menekan usus, sehingga membuat ibu hamil susah BAB. Selain itu, kebiasaan buruk yang sering ibu lakukan, seperti malas bergerak atau kurang minum membuat aliran darah tidak lancar, feses mengeras, sehingga susah dikeluarkan.
Penyebab sulit BAB saat hamil lainnya mungkin saja karena ibu hamil mengidap wasir. Perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan pun ikut menyebabkan ibu hamil sulit BAB. Untuk mengatasinya, ibu hamil disarankan untuk banyak makan buah-buahan, mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, minum air putih yang cukup, dan berolahraga secara rutin.
Namun, bila masalah sulit BAB ini tidak kunjung sembuh, ibu bisa menanyakan langsung ke Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk ibu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja.
- Mual dan Muntah
Mual dan muntah wajar terjadi pada ibu hamil. Kondisi ini disebut juga dengan morning sickness yang terjadi pada awal kehamilan dan bisa muncul kembali di trimester terakhir. Walaupun kebanyakan ibu hamil mengalami morning sickness, tetapi ada juga beberapa ibu hamil yang tidak mengalaminya sama sekali, sehingga mereka dapat menjalani kehamilannya dengan nyaman.
Ibu hamil sebaiknya mencari cara untuk mengatasi morning sickness agar bayi yang ada di kandungan tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya. Karenanya, disarankan untuk mengonsumsi makanan dalam jumlah kecil tapi sering, lalu banyak beristirahat dan menghindari makanan yang dapat memicu mual.
- Diare
Perubahan hormon, mengonsumsi makanan sembarangan, dan stres bisa menyebabkan ibu hamil mengalami diare. Masalah pencernaan ini bisa terjadi di usia kehamilan berapa pun, tetapi paling sering terjadi pada trimester ketiga karena masa ini merupakan masa menjelang persalinan.
Kondisi ini perlu segera ditangani karena bisa berdampak buruk pada kondisi janin. Diare membuat janin tidak bisa mendapatkan asupan nutrisi dan oksigen yang baik lantaran ibu sering buang air.
Referensi:
Pregnancy Birth and Baby. Diakses pada 2020. Indigestion and heartburn in pregnancy.
Healthline. Diakses pada 2020. Heartburn, Acid Reflux, and GERD During Pregnancy.
Clinical Gastroenterology and Hepatology. Diakses pada 2020. Association of Heartburn During Pregnancy With the Risk of Gastroesophageal Reflux Disease.