4 Bahaya Nefropati Diabetik untuk Pengidap Sakit Ginjal
Halodoc, Jakarta - Nefropati diabetik adalah penyakit yang dapat terjadi akibat penyakit diabetes. Bahaya nefropati diabetik tidak bisa dianggap sepele, sebab kondisi ini merusak ginjal sehingga sistem penyaringan yang seharusnya dijalankan ginjal tidak berfungsi. Akibatnya limbah dari darah tidak bisa keluar dari dalam tubuh.
Nefropati diabetik dapat disebabkan oleh diabetes tipe 1 atau tipe 2, dan jika kondisinya semakin parah, maka menyebabkan kegagalan ginjal atau yang disebut penyakit renal tahap akhir (end-stage renal disease/ESRD). Penderitanya pun diharuskan untuk melakukan dialisis (cuci darah).
Gejala Nefropati Diabetik
Di tahap awal, biasanya pengidap tidak akan merasakan gejala apa pun. Namun, saat kerusakan ginjal terus berlanjut, maka pengidapnya merasakan beberapa gejala, antara lain:
-
Frekuensi buang air kecil meningkat atau sebaliknya.
-
Gatal-gatal.
-
Sesak napas.
-
Perut membesar.
-
Penurunan kesadaran.
-
Hilang nafsu makan.
-
Insomnia.
-
Lemas.
-
Mata bengkak.
-
Mual dan muntah.
-
Pembengkakan pada lengan dan tungkai.
-
Sulit berkonsentrasi.
-
Terdapat protein dalam urine dan urine berbusa.
Baca Juga: Sering Haus Bisa Jadi Diabetes Insipidus?
Bahaya Nefropati Diabetik
Penyakit ini merupakan penyebab terbanyak penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal kronis tahap akhir, tidak hanya di Indonesia tetapi juga seluruh dunia. Komplikasi lain akibat nefropati diabetik yang berkembang secara bertahap dalam hitungan bulan atau tahun, yaitu:
-
Luka terbuka di kaki.
-
Anemia atau kekurangan sel darah merah.
-
Kenaikan kadar kalium dalam darah (hiperkalemia) secara mendadak.
-
Retensi cairan yang dapat memicu pembengkakan di tangan, kaki, atau paru-paru (edema paru).
Diagnosis Nefropati Diabetik
Untuk mengetahui secara pasti, dokter melakukan tes darah dan urin tahunan guna memeriksa tanda-tanda awal dari kerusakan ginjal. Tes tersebut antara lain:
-
Tes urin mikroalbuminuria. Tes ini bertujuan memeriksa kadar albumin dalam urine. Pada kondisi urine yang normal, maka albumin tidak akan ditemukan. Sementara kehadiran protein dalam urine disinyalir merupakan tanda kerusakan ginjal.
-
Tes darah BUN. Tes ini memeriksa keberadaan nitrogen urea dalam darah. Nitrogen urea terbentuk ketika protein dipecah. Tingkat normal nitrogen urea yang tinggi dalam darah menandakan bahwa ginjal mengalami kegagalan fungsi.
-
Tes darah serum kreatinin. Tes darah ini mengukur kadar kreatinin dalam darah. Ginjal menghilangkan kreatinin dari tubuh dengan mengirimkan kreatinin ke kandung kemih, kemudian ia akan keluar bersama urine. Jika ginjal rusak, mereka tidak dapat mengeluarkan kreatinin dengan benar dari darah. Jadi, kadar kreatinin yang tinggi dalam darah mengindikasikan ginjalmu tidak mampu bekerja dengan semestinya.
-
Biopsi ginjal. Jika dokter mencurigai seseorang memiliki nefropati diabetik, ia mungkin akan melakukan biopsi ginjal. Biopsi ginjal adalah prosedur pembedahan di mana sampel kecil dari salah satu atau kedua ginjal diambil, sehingga dapat dilihat di bawah mikroskop.
-
Tes eGFR. estimate-Gromerular Filtration Rate diperkirakan dari hasil serum (atau darah) tes kreatinin. eGFR dapat memberitahu apakah ginjal berfungsi dengan baik untuk menghilangkan limbah dari darah. eGFR merupakan cara terbaik untuk memeriksa fungsi ginjal.
Mencegah Nefropati Diabetik
Penyakit ini dapat dihindari dengan cara memperbaiki gaya hidup, selain itu beberapa langkah berikut juga mampu mencegah kondisi ini:
-
Menangani diabetes dengan benar.
-
Menjaga tekanan darah dan kesehatan secara umum dengan makan dan minum bergizi seimbang serta olahraga.
-
Mengikuti petunjuk penggunaan obat demi mencegah kerusakan ginjal.
-
Menjaga berat badan ideal.
-
Berhenti merokok karena rokok merusak ginjal dan memperparah kondisi ginjal yang sudah rusak.
Baca Juga: Cegah Gula Darah Naik dengan Ketahui 5 Pantangan Pengidap Diabetes
Itulah bahaya nefropati diabetik yang wajib kamu ketahui. Punya pertanyaan seputar masalah kesehatan? Halodoc bisa jadi solusinya! Kamu bisa diskusi langsung dengan dokter ahli melalui Chat atau Voice/Video Call. Download aplikasinya di Google Play atau App Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan