3 Jenis Operasi untuk Tangani Arteri Perifer yang sudah Parah
Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar tentang penyakit penyakit arteri perifer (PAP)? Bagi kamu yang masih asing dengan penyakit ini, PAP merupakan gangguan kesehatan di mana arteri menyempit atau tersumbat.
Penyakit arteri perifer ini umumnya disebabkan oleh penumpukan plak yang terbentuk dari beragam zat yang ditemukan dalam darah. Zat yang dimaksud seperti kalsium, lemak, dan kolesterol. Jumlah kecil dari zat-zat tersebut dapat tertinggal di dinding arteri yang dilalui oleh aliran darah.
Nah, zat yang tertinggal ini lama-kelamaan dapat menyumbat, sehingga aliran darah ke organ tertentu menjadi berkurang. Jika sumbatan cukup besar, maka ada kemungkinan darah tidak bisa mengalir sama sekali.
Seperti namanya, PAP menyerang arteri perifer di kepala, perut, dan anggota gerak. Namun, gangguan ini lebih sering memengaruhi pembuluh darah yang memasok darah ke kaki.
Baca juga: Prosedur Diagnosis Arteri Perifer yang Perlu Diketahui
Lalu, bagaimana sih cara mengatasi penyakit ini?
Kenali Gejala-Gejala Arteri Perifer
Dalam kebanyakan kasus, pengidap penyakit arteri perifer awalnya tak mengalami gejala apapun. Terkadang hanya merasakan gejala ringan, seperti kram, tungkai terasa berat, kebas, ataupun nyeri. Namun, nyeri ini bisa bertambah buruk ketika pengidapnya beraktivitas, dan akan mereda setelah beristirahat. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan klaudikasio.
Selain itu, ada pula beberapa gejala lainnya yang bisa dialami oleh pengidap arteri perifer
-
Nyeri yang muncul pada bagian yang tersumbat saat pengidap beraktivitas.
-
Nyeri dirasakan pada tempat yang sama setiap kalinya dan menghilang setelah beristirahat 2–5 menit.
-
Lokasi yang paling sering terasa nyeri adalah di betis (karena sumbatan pada distal superficial femoral artery). Selain itu, keluhan pada paha atau bokong juga sering terjadi.
-
Adanya kondisi luka yang sulit sembuh pada kaki.
-
Terjadi perubahan pada warna kulit, suhu, pertumbuhan rambut, dan kuku antara kedua kaki.
-
Timbul rasa kram atau baal.
-
Otot kaki mengecil
-
Disfungsi ereksi pada pria
Prosedur untuk Mengatasi Arteri Perifer
Pada kondisi ringan, penyakit arteri perifer umumnya tidak membutuhkan pengobatan. Pasalnya, aliran darah yang tersumbat masih dapat diperbaiki dengan perubahan gaya hidup. Selain itu, ada pula obat-obatan yang bisa diberikan untuk meredakan gejala dan mencegah penyakit semakin parah.
Baca juga: Kaki Terasa Dingin dan Pucat? Waspada Gejala Penyakit Arteri Perifer
Obat tersebut mampu mengurangi risiko komplikasi serius, seperti stroke dan serangan jantung. Obat-obatan juga digunakan untuk menurunkan tingkat kolesterol dan darah, mencegah terbentuknya gumpalan darah, serta memperlebar pembuluh darah.
Bagaimana dengan kasus arteri perifer yang berat? Nah, pastinya metode penanganannya beda lagi. Dalam kondisi ini, dokter biasanya akan melakukan prosedur operasi berupa:
-
Angioplasti, yaitu sebuah prosedur yang menggunakan kateter untuk menghilangkan plak yang menumpuk dan memperlebar pembuluh darah. Kateter akan dimasukkan ke nadi, kemudian diarahkan ke pembuluh darah yang tersumbat. Balon yang ada di ujung kateter akan dikembangkempiskan untuk mendorong plak dari pembuluh darah. Cara ini akan memungkinkan darah mengalir dengan lebih baik. Dokter juga bisa memasangkan stent (cincin atau ring) untuk mencegah pecahnya pembuluh darah
-
Operasi bypass, pembuluh darah dari bagian tubuh lain dicangkok dan digunakan untuk mengalihkan rute aliran darah.
-
Terapi trombolitik, prosedurnya berupa penyuntikkan obat pelarut gumpalan darah, langsung ke arteri yang menyempit.
Memiliki masalah pembuluh darah atau keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan