3 Jenis Infeksi Otak yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta – Infeksi otak terjadi karena adanya serangan kuman patogen alias mikroorganisme penyebab penyakit, seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur. Infeksi terjadi saat patogen berhasil menembus pertahanan sistem saraf pusat, yaitu otak, saraf tulang belakang, dan saraf optik. Jika hal ini terjadi maka penyakit bisa segera berkembang dan menjadi lebih buruk bila tidak ditangani dengan baik.
Infeksi pada otak-atau sistem saraf pusat lainnya bisa menjadi lebih parah karena beberapa faktor. Mulai dari menurunnya kondisi tubuh sampai adanya infeksi pada bagian tubuh lainnya, seperti infeksi pernapasan dan infeksi organ lain. Gaya hidup yang tidak sehat juga bisa membuat kondisi ini menjadi lebih buruk, misalnya kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol, sistem kekebalan tubuh yang menurun, hingga riwayat penyakit di bagian kepala, seperti cedera, operasi, atau kanker otak.
Setelah menyerang dan mulai menginfeksi, kuman patogen biasanya memiliki “sasaran” berbeda-beda di otak. Alhasil, gejala fisik dan kemungkinan penyakit yang terjadi pun berbeda-beda pula. Jika dilihat dari lokasi terjadinya infeksi dan peradangan, penyakit ini dibagi ke dalam 3 jenis. Apa saja?
1. Meningitis
Pada kondisi ini, infeksi dan peradangan terjadi pada bagian meninges. Bagian ini terdiri dari tiga lapisan pelindung yang mengelilingi otak, saraf tulang belakang, serta cairan serebrospinal yang ada di antara dua bagian tersebut.
Seringnya, meningitis disebabkan oleh infeksi dari kuman, virus, atau jamur. Selain itu, penyakit tertentu juga bisa menjadi pemicu, misalnya tuberkulosis. Infeksi meningitis sering menimbulkan gejala, seperti, sakit kepala, perubahan status mental, sering merasa bingung, mual muntah, demam, leher terasa kaku, hingga sensitif terhadap paparan cahaya. Namun biasanya, gejala awal yang pertama muncul setelah kuman menginfeksi adalah nyeri otot, lemas, dan terjadi penurunan berat badan secara signifikan.
Meningitis juga bisa menyerang bayi, dan menunjukkan beberapa gejala seperti bagian lunak di kepala alias fontanel menonjol, bayi lemas, rewel, dan demam. Kondisi ini harus segera ditangani dengan tepat agar terhindar dari dampak yang tak diinginkan, seperti kecacatan dan kematian.
2. Ensefalitis
Pada ensefalitis, peradangan terjadi di jaringan otak akibat serangan virus atau bakteri dan jamur. Seringnya kondisi ini disebabkan oleh infeksi dari jenis virus, seperti virus herpes simpleks, varisela atau cacar air, dan campak.
Ensefalitis seringnya terjadi bersamaan dengan meningitis dan dikenal dengan sebutan meningoensefalitis. Gejala yang sering muncul hampir menyerupai radang selaput otak (meningitis). Tapi pada kondisi ini, pengidapnya juga berpotensi mengalami kejang, sulit menggerakkan tubuh, hingga kesulitan bicara. Penyakit ini sering menyerang bayi dan orang tua, atau orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
3. Abses Otak
Abses otak adalah infeksi yang terjadi akibat akumulasi dari berbagai infeksi yang disebabkan serangan virus atau karena hal lain. Kondisi ini bisa terjadi di manapun, yang masih berada dalam sistem saraf pusat. Untuk menangani kondisi ini, pemberian antibiotik dilakukan untuk membunuh bakteri. Prosedur lanjutannya adalah penyedotan cairan abses dengan operasi juga akan dilakukan.
Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter segera? Pakai aplikasi Halodoc saja! Lebih mudah menghubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan tips menjaga kesehatan dan rekomendasi beli obat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc segera di App Store dan Google Play!
Baca juga: