3 Hewan Rumahan yang Bisa Membawa Penyakit
Halodoc, Jakarta - Memiliki hewan peliharaan tak hanya menyenangkan, tapi juga bisa mendatangkan berbagai manfaat, lho. Kata ahli, hewan peliharaan bisa menjadi teman hidup, mengurangi rasa sepi, cemas, gelisah, hingga mengurangi hormon stres dalam tubuh. Untuk anak kecil, hewan peliharaan bisa membuat mereka lebih bertanggung jawab dan meningkatkan rasa kasih sayang.
Meskipun begitu, ada beragam hal yang mesti diperhatikan saat hendak memelihara hewan di rumah. Pasalnya, bisa saja hewan ini justru membawa masalah bagi dirimu dan Si Kecil. Ingat, enggak sedikit lho hewan yang bisa membawa penyakit. Contoh umumnya seperti alergi.
Baca juga: Manfaat Kesehatan Memiliki Hewan Peliharaan
Biasanya pemicu alergi yang disebabkan hewan peliharaan disebabkan oleh bulu, air liur, sel kulit mati, dan urin dari hewan tersebut. Menurut sebuah penelitian, dibutuhkan setidaknya waktu satu tahun untuk menghilangkan pengaruh alergi hewan peliharaan, setelah hewan tersebut tidak berada di sekitar kita. Yang mesti diperhatikan, enggak cuma alergi saja, masih ada berbagai macam penyakit yang bisa ditularkan dari hewan peliharaan. Nah, berikut hewan pembawa penyakit yang mesti diwaspadai.
1. Kucing
Kucing termasuk hewan pembawa penyakit yang perlu diwaspadai. Selain rabies, kucing juga bisa menularkan penyakit toksoplasmosis. Menurut ahli, toksoplasma dapat terpapar pada manusia jika mereka melakukan kontak dengan kotoran kucing yang terkontaminasi atau mengonsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi.
Bagi kamu yang sedang mengandung, sebaik perlu berhati-hati terhadap penyakit ini. Pasalnya, para ahli sangat khawatir virus ini dapat menyebar dari ibu ke janin. Gawatnya, toksoplasma sangat potensial menyebabkan infeksi bayi dalam kandungan yang dapat menyebabkan keguguran, cacat pada bayi, bahkan kematian bayi dalam kandungan. Yang perlu diketahui, toksoplasma berat bisa menimbulkan kerusakan pada mata, otak, dan organ lainnya.
2. Anjing
Menurut UN News Centre, rabies yang ditularkan melalui anjing menempati 99 persen kasus rabies manusia. Setidaknya diperkirakan 59.000 orang meninggal tiap tahunnya karena penyakit ini.
Penyakit ini disebabkan oleh virus lyssaviruses yang ditularkan ke manusia dari hewan yang telah terjangkit penyakit ini. Cara penularan penyakit ini bisa melalui air liur yang masuk ke tubuh manusia melalui gigitan. Enggak cuma itu, penyakit ini juga bisa ditularkan melalui cakaran jika sebelumnya hewan rabies tersebut menjilati kuku-kukunya. Selain itu, dalam beberapa kasus, ada juga seseorang yang terjangkit rabies karena luka ditubuhnya terjilat oleh hewan yang terinfeksi rabies.
Baca juga: Hati-hati Gigitan Tungau dan Cara Mengatasinya
Nah, ketika seseorang sudah terjangkit rabies, penyakit ini pun bisa menular dari manusia ke manusia. Namun, hingga saat ini yang terbukti adalah penularan melalui transplantasi atau pencangkokan organ.
Sama halnya dengan penyakit yang disebabkan oleh virus lainnya, waktu virus rabies untuk berinkubasi sangat bervariasi. Namun, menurut ahli virus ini biasanya bisa berinkubasi antara dua minggu sampai tiga bulan.
Nah, setelah masuk ke dalam tubuh lewat gigitan hewan yang terinfeksi, virus ini akan berkembang biak di dalam tubuh yang diinanginya. Tahap berikutnya, virus akan menuju ujung saraf dan berlanjut ke saraf tulang belakang, hingga otak dengan perkembangbiakkan yang terjadi sangat cepat. Enggak terhenti sampai di situ, virus ini pun bisa menyebar ke paru-paru, ginjal, hati, kelenjar air liur, dan organ-organ lainnya. Tuh, ngeri kan?
3. Burung
Penyakit yang satu ini merupakan kondisi berupa infeksi ganas yang menyerang sistem imun. Enggak cuma itu, penyakit lyme juga bisa menyebabkan ensefalitis, meningitis, dan kelumpuhan. Kata ahli, lyme disebabkan oleh gigitan kutu yang hidup pada hewan seperti burung, rusa, dan tikus. Nah, bagi kamu yang memelihara burung, sebaiknya perlu berhati-hati.
Baca juga: Tak Hanya Cegah Stres, Ini 5 Manfaat Memelihara Hewan
Nah, karena gigitan dari kutu yang disertai ruam merah kecil di kulit tak terasa sakit, banyak orang tak menyadari bila telah tergigit kutu tersebut. Ruam ini bisa berkurang atau hilang dalam waktu 1-2 minggu dan kadang disertai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi yang bengkak.
Enggak cuma itu, burung juga bisa menimbulkan penyakit psittacosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri chlamydia psittaci. Penyakit ini ditandai dengan radang paru-paru, demam tinggi, diare, hingga hidung berdarah. Nah, bakteri di atas bisa ditemukan dalam kotoran burung, seperti parkit atau makaw.
Kamu juga bisa bertanya lebih jauh mengenai hal di atas pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!