3 Fakta Terbaru Penyebaran Virus Corona
Halodoc, Jakarta – Fenomena virus corona yang mewabah di Cina telah menyita perhatian dunia. Hingga saat ini, 56 orang telah dinyatakan meninggal dunia akibat virus corona. Bahkan, virus yang menyerang pernapasan ini telah menyebar ke delapan negara termasuk, Thailand, Singapura, Arab Saudi, hingga Amerika.
Untuk mencegah penyebaran virus corona ke Indonesia, pemerintah menetapkan siaga satu terhadap virus ini. Mulai dari mengaktifkan 135 thermo scanner (alat pemindai suhu tubuh) di pintu masuk Indonesia melalui darat, laut, dan udara. Kemudian, 100 rumah sakit rujukan flu burung bagi masyarakat yang diduga atau terinfeksi virus corona pun telah diaktifkan.
Untuk mencegah penyebaran virus yang bernama lain 2019-nCoV ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pasalnya, virus yang menular dari manusia ke manusia ini bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Berikut ini 3 fakta terbaru mengenai virus corona yang perlu diketahui:
Baca juga: 10 Fakta Virus Corona yang Wajib Diketahui
- Sulit Bertahan di Luar Tubuh Manusia
Tahukah kamu jika virus corona memiliki bentuk fisik berukuran 100-120 nanometer dan berbentuk bulat? Inilah alasan pencegahan infeksi virus ini bisa efektif dengan menggunakan masker. Dengan catatan, masker yang digunakan harus memiliki pori lebih kecil dari 100 nanometer.
Virus corona miliki sifat host specific, yakni menyebar dari manusia ke manusia dengan cara penularan langsung melalui bersin atau batuk. Virus ini tidak stabil ketika berada di udara dan hanya bisa bertahan selama 3 jam, sehingga penularan melalui udara kecil kemungkinannya. Oleh karena itu, pencegahan penyebaran virus ini penting dilakukan dari diri sendiri.
Baca juga: Tetap Waspada, Lakukan Langkah Pencegahan Virus Corona
- Menyerang Sistem Pernapasan
Virus corona memiliki perbedaan dibandingkan virus lainnya. Virus ini memiliki kemampuan untuk memberikan dampak fatal bagi pengidapnya. Tingkat bahaya dari virus ini pun apabila telah masuk ke paru-paru. Akibatnya, akan merusak fungsi paru dan menyebabkan pneumonia yaitu peradangan akibat virus serta mikroorganisme lain.
Pertukaran oksigen menjadi sulit sehingga pengidapnya mengalami kegagalan pernapasan. Dikutip dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) masa inkubasi virus ini adalah 2-14 hari sehingga apabila seseorang dicurigai terjangkit virus corona, maka harus segera diobservasi dan diisolasi.
Baca juga: Ini Masker yang Tepat untuk Cegah Virus Corona
Perlu diketahui, memakai masker yang tepat juga bisa digunakan sebagai bentuk pencegahan penularan virus corona. Kamu bisa membeli masker N95 di aplikasi Halodoc, lebih cepat dan tepat, bahkan bisa diantar langsung ke rumah.
- Bisa Muncul Tanpa Gejala
Hingga saat ini, penelitian lebih lanjut mengenai virus corona masih terus dilakukan. Gejala awal yang sebagian besar dirasakan adalah batuk, flu, demam, dan sesak nafas. Namun, menurut jurnal The Lancet yang ditulis oleh sekelompok dokter yang melakukan penelitian di Hong Kong. Orang yang terkena virus corona ini bisa saja sakit tanpa gejala umum seperti pengidap sebelumnya.
Hal ini ditemukan setelah tim peneliti melakukan observasi pada 6 anggota keluarga yang melakukan perjalanan ke Cina pada 15-16 Januari lalu. Satu orang dari 6 anggota keluarga tersebut tidak melakukan perjalanan ke Cina dan tidak menunjukkan gejala terjangkit virus corona. Namun, saat dilakukan pemeriksaan paru-paru terlihat ada gangguan pernapasan. Padahal, ia tidak mengalami gejala umum seperti demam, flu, atau batuk.
Oleh karena itu, perhatikan kondisi kesehatan kamu lebih baik lagi. Apabila merasakan gejala yang mencurigakan, terutama gangguan pada pernapasan sebaiknya segera periksakan diri ke rumah sakit. Buat janji dengan dokter lewat aplikasi Halodoc supaya lebih mudah.
Referensi:
The Lancer. Diakses pada 2020. A familial cluster of pneumonia associated with the 2019 novel coronavirus indicating person-to-person transmission: a study of a family cluster.
IDI. 2020. Siaran Pers Outbreak Pneumonia Virus Wuhan.