2 Fase Awal Leptospirosis yang Tidak Boleh Diabaikan
Halodoc, Jakarta - Ada banyak jenis penyakit yang masih terasa asing di telinga, salah satunya adalah leptospirosis. Sayangnya, gangguan kesehatan ini mudah terjadi dan gejala awalnya tidak teridentifikasi atau tidak disadari kemunculannya. Leptospirosis adalah infeksi bakteri yang jarang terjadi, tetapi bisa menyerang baik hewan dan manusia.
Leptospirosis bisa menular dari hewan ke manusia ketika luka yang tidak disembuhkan pada kulit bersentuhan dengan air atau tanah yang sudah terkontaminasi bakteri yang terdapat dalam air kencing hewan. Masuknya bakteri bisa melalui luka terbuka, mata, atau selaput lendir. Jenis hewan yang menularkan penyakit ini termasuk tikus, sigung, rubah, dan rakun.
Namun, hewan-hewan yang dekat dan sering berinteraksi dengan manusia bisa terinfeksi. Seperti ternak, babi, kuda, anjing, luwak, hingga hewan-hewan pengerat. Ketika hewan-hewan ini terinfeksi, mereka tidak memiliki gejala seperti sedang mengidap penyakit. Hewan yang terinfeksi dapat terus mengeluarkan bakteri ke lingkungan, bisa juga sesekali selama beberapa bulan hingga tahun.
Baca juga: Yang Terjadi pada Tubuh Jika Terkena Leptospirosis
Proses infeksi pada manusia bisa terjadi melalui kontak langsung dengan urin atau cairan tubuh lain dari hewan yang terinfeksi, tetapi tidak dengan air liurnya. Selain itu, penularan bisa terjadi saat manusia melakukan kontak langsung dengan tanah, air, atau makanan yang sudah terkontaminasi dengan urine hewan yang terinfeksi.
Gejala Leptospirosis yang Tidak Boleh Diabaikan
Gejala leptospirosis dapat berkisar dari nol atau terjadi tanpa gejala hingga menjadi penyakit yang sangat fatal. Namun, penyakit ini bisa terjadi dalam dua fase, yaitu sebagai berikut.
Fase Pertama
Fase ini berlangsung antara 5 sampai 7 hari dan terjadi secara tiba-tiba, termasuk:
-
demam tinggi.
-
Muntah.
-
Diare.
-
Mata memerah.
-
Nyeri pada otot (terutama pada otot paha dan betis).
-
Ruam.
-
Panas dingin.
-
Sakit kepala.
Baca juga: Waspada Leptospirosis, Penyakit yang Rentan Terjadi Saat Banjir
Fase Kedua
Fase kedua penyakit leptospirosis disebut fase imun, dapat terjadi mulai dari satu minggu hingga dua minggu. Gejalanya berupa:
-
Penyakit kuning (kulit dan mata berubah warna menjadi kuning).
-
Gagal ginjal.
-
Detak jantung tidak teratur.
-
Masalah pada paru-paru.
-
Meningitis (radang selaput otak).
-
Mata memerah.
Sayangnya, banyak dari gejala-gejala tadi yang sering disalahartikan sebagai diagnosis penyakit lain. Bahkan, beberapa orang yang telah terinfeksi cenderung tidak mengalami gejala sama sekali. Waktu antara terjadinya paparan terhadap sumber yang terkontaminasi dan menjadi sakit adalah dua hari hingga 4 minggu. Penyakit dimulai dengan demam dan gejala lainnya.
Leptospirosis setelah fase pertama, pengidap bisa pulih untuk sementara waktu. Namun, bisa kembali terjadi kekambuhan. Jika fase kedua terjadi, kondisi tubuh yang terjadi akan lebih parah. Pengidap juga bisa mengalami gagal ginjal, hati, atau meningitis. Fase ini disebut penyakit Weil. Penyakit ini bisa berlangsung beberapa hari hingga 3 minggu atau lebih, dan tanpa adanya perawatan yang tepat, pemulihan bisa memakan waktu lebih lama.
Baca juga: Tikus di Musim Hujan Bisa Sebabkan Leptospirosis yang Berakibat Fatal
Jadi, jangan pernah abaikan gejala leptospirosis, terlebih jika kamu memiliki hewan peliharaan. Jaga selalu kebersihan diri, lingkungan, dan hewan peliharaan agar kontaminasi dan infeksi tidak terjadi. Jika kamu ingin mengetahui penanganan dan pengobatan leptospirosis, kamu bisa langsung bertanya pada dokter. Pakai aplikasi Halodoc supaya tanya jawab kamu lebih mudah. Aplikasi Halodoc bisa kamu download di ponsel.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan