Ini 2 Cara Cegah Difteri yang Sebabkan Kematian

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   17 Januari 2019
Ini 2 Cara Cegah Difteri yang Sebabkan KematianIni 2 Cara Cegah Difteri yang Sebabkan Kematian

Halodoc, Jakarta - Setahun yang lalu, Indonesia dihebohkan dengan adanya peraturan dari pemerintah yang mewajibkan untuk melakukan vaksin difteri. Namun, masyarakat sendiri masih belum banyak mengetahui apa itu difteri. Nah, di sini kamu akan tahu apa itu difteri, gejala, dan penyebab yang ditimbulkan. Yuk, simak penjelasan selengkapnya disini!

Baca juga: Kenapa Difteri Lebih Mudah Menyerang Anak-anak?

Apa Itu Difteri?

Banyak masyarakat Indonesia yang melakukan vaksin difteri, tapi mereka belum tahu apa itu difteri. Difteri sendiri merupakan suatu infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri yang bernama Corynebacterium. Nah, bakteri ini akan menyerang selaput lendir yang ada pada hidung dan tenggorokan, serta dapat menimbulkan infeksi pada kulit (dalam kasus yang jarang terjadi).

Dalam kasus yang parah, difteri dapat menyebar ke organ tubuh lain, seperti jantung dan sistem saraf. Nah, itu sebabnya dibutuhkan vaksin difteri untuk menangkal penyebaran dari infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium yang berpotensi mengancam nyawa.

Apa Gejala dan Tanda-Tanda Difteri?

Biasanya, gejala difteri akan muncul dalam 2-5 hari setelah seseorang terpapar bakteri Corynebacterium. Gejala ringan yang biasanya timbul sama dengan flu biasa. Beberapa gejala difteri yang perlu diwaspadai, yaitu:

  • Radang tenggorokan.

  • Tenggorokan dilapisi selaput tebal berwarna abu-abu.

  • Demam dan menggigil.

  • Pembesaran kelenjar getah bening yang terdapat pada leher.

  • Suara batuk yang keras.

  • Warna kulit yang membiru.

  • Adanya masalah pada pernapasan dan pada saat menelan.

  • Rasa tidak nyaman pada tubuh.

  • Perubahan pada penglihatan.

  • Mengeluarkan air liur yang terus menerus.

  • Sulit bernapas dan menelan.

  • Tanda syok, seperti kulit pucat dan dingin, keringat dingin, dan detak jantung lebih cepat.

Dalam kasus yang jarang, kamu juga dapat mengalami difteri kulit jika memiliki higienitas yang buruk dan hidup di area tropis. Difteri pada kulit sering kali menyebabkan luka (borok) di kulit yang terkena.

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Difteri Mematikan

Apa Penyebab Difteri?

Selain disebabkan oleh bakteri yang bernama Corynebacterium, berikut ini beberapa faktor pemicu terjadinya difteri, yaitu:

  • Memakai barang-barang yang sudah terkontaminasi oleh bakteri, contohnya handuk.

  • Bersentuhan langsung pada luka (borok) di kulit pengidap infeksi kulit akibat difteri.

  • Terhidup percikan ludah pengidap saat bersin atau batuk.

  • Penularan ini umum terjadi pada pengidap yang tinggal di lingkungan yang padat penduduk dan tidak terjaga kebersihannya.

Bagaimana Proses Penyebaran Difteri pada Tubuh?

Bakteri Corynebacterium akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel-sel sehat dalam tenggorokan, sehingga sel-sel tersebut mati. Nah, sel-sel mati ini yang akan membentuk membran atau lapisan tipis di tenggorokan menjadi berwarna abu-abu. Racun yang dihasilkan juga akan menyebar dalam aliran darah dan merusak ginjal, jantung, dan sistem saraf.

Karena difteri bisa terjadi tanpa menunjukkan gejala apapun, pengidapnya sering tidak menyadari bahwa telah terinfeksi. Di samping itu, jika tidak segera menjalani pengobatan atau vaksin, mereka berpotensi menularkan difteri kepada orang lain.

Bagaimana Cara Mencegah Difteri?

Ada beberapa langkah dalam pencegahan difteri, antara lain:

  1. Cara terbaik untuk mencegah kondisi ini adalah dengan vaksin Td atau Tdap. Vaksin ini harus diulang setiap 10 tahun sekali.

  2. Menjaga lingkungan rumah agar selalu bersih, sehingga perkembangbiakan virus, kuman, dan bakteri dalam diminimalisir.

Baca juga: Sedang Mewabah, Kenali Gejala Difteri dan Cara Mencegahnya

Kamu bisa berdiskusi dengan dokter ahli di Halodoc jika kamu atau keluarga terdekat kamu menemukan gejala-gejala dari penyakit difteri. Atau kamu ingin berdiskusi dengan dokter ahli seputar masalah kesehatan kamu? Halodoc bisa jadi solusinya. Dengan aplikasi Halodoc, kamu bisa ngobrol langsung dengan dokter ahli di mana pun dan kapan pun via Chat atau Voice/Video Call. Kamu juga bisa membeli obat di Halodoc, lho. Tanpa perlu keluar rumah, pesanan kamu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang di Google Play atau App Store!