10 Faktor yang Menjadi Risiko Keracunan Karbon Monoksida
Halodoc, Jakarta – Karbon monoksida, atau CO, adalah gas beracun yang tidak dapat kamu lihat atau cium. Karbon monoksida dilepaskan setiap kali bahan bakar atau bahan berbasis karbon lainnya dibakar. CO biasanya berasal dari sumber di dalam atau di dekat rumah kamu yang tidak dirawat atau dibuang dengan benar.
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa yang dihasilkan oleh pembakaran bensin, kayu, propana, arang atau bahan bakar lainnya. Peranti dan mesin berventilasi tidak benar, terutama di ruang tertutup rapat atau tertutup dapat memungkinkan karbon monoksida menumpuk ke tingkat yang berbahaya.
Baca juga: Dampak Udara Kotor pada Kesehatan Paru-Paru
Ada beberapa faktor yang menjadi risiko keracunan karbon monoksida:
-
Menggunakan peralatan pemanas yang tidak dirawat atau tidak dirawat
-
Peralatan gas alam dengan ventilasi yang tidak tepat seperti kompor atau pemanas air
-
Menjalankan kendaraan di garasi atau ruang tertutup lainnya
-
Menggunakan kompor gas, panggangan, ataupun oven untuk memanaskan makanan
-
Kebakaran rumah atau bangunan
-
Cerobong tersumbat atau ventilasi pemanas yang tersumbat
-
Menjalankan generator atau alat bertenaga gas di dalam ruangan atau di luar dekat jendela, pintu, ataupun ventilasi
-
Memasak dengan arang atau pemanggang gas di dalam rumah atau kandang lainnya
-
Menggunakan kompor, pemanas, ataupun lampu kamp propana di dalam tenda
-
Berada di dekat knalpot mesin kapal
Semua orang berisiko mengalami keracunan karbon monoksida. Bayi yang belum lahir, bayi, orangtua, dan orang dengan penyakit jantung kronis, anemia, ataupun masalah pernapasan umumnya lebih berisiko daripada yang lain.
Gejala dan Efek Kesehatan
Menghirup karbon monoksida dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, muntah, dan mual. Jika kadar karbon monoksida cukup tinggi, kamu mungkin pingsan atau mati. Paparan karbon monoksida tingkat sedang dan tinggi dalam jangka waktu yang lama juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Orang yang selamat dari keracunan karbon monoksida parah dapat mengalami masalah kesehatan jangka panjang.
Baca juga: 5 Cara Menjaga Kapasitas Paru-Paru
Keracunan karbon monoksida terjadi ketika karbon monoksida menumpuk di aliran darah. Ketika terlalu banyak karbon monoksida di udara, tubuh menggantikan oksigen dalam sel darah merah Ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang serius atau bahkan kematian.
Tanda dan gejala keracunan karbon monoksida dapat meliputi:
-
Sakit kepala
-
Tubuh melemah
-
Pusing
-
Mual atau muntah
-
Sesak napas
-
Kebingungan
-
Penglihatan kabur
-
Hilang kesadaran
Keracunan karbon monoksida bisa sangat berbahaya bagi orang yang sedang tidur atau mabuk. Orang mungkin mengalami kerusakan otak atau bahkan mati sebelum ada yang menyadari adanya masalah.
Baca juga: Kelamaan Duduk Sambil Merokok Bisa Kena Penyakit Mematikan
Tindakan pencegahan sederhana dapat membantu mencegah keracunan karbon monoksida:
-
Pasang detektor karbon monoksida
Letakkan satu di lorong dekat setiap area tidur di rumah kamu. Periksa baterai setiap kali kamu memeriksa baterai detektor asap.
-
Buka pintu garasi sebelum menyalakan mobil
Jangan biarkan memanaskan mobil di garasi.
-
Gunakan peralatan gas sesuai anjuran
Jangan pernah menggunakan kompor gas atau oven untuk menghangatkan rumah. Gunakan kompor gas portabel di luar ruangan saja. Gunakan pemanas ruang yang membakar bahan bakar hanya ketika seseorang terjaga untuk memantau mereka dan pintu atau jendela terbuka untuk memberikan udara segar. Jangan menyalakan generator di ruang tertutup, seperti ruang bawah tanah atau garasi.
-
Saat bekerja dengan pelarut di rumah, gunakan hanya di luar ruangan atau di area yang berventilasi baik
Baca instruksi dengan hati-hati dan ikuti tindakan pencegahan keamanan pada label.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai faktor yang menjadi risiko keracunan karbon monoksida ataupun informasi kesehatan lainnya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.