Pilek
DAFTAR ISI
- Apa Itu Pilek?
- Penyebab Pilek
- Faktor Risiko Pilek
- Gejala Pilek
- Rekomendasi Dokter di Halodoc yang Bisa Bantu Pengobatan Pilek
- Diagnosis Pilek
- Pengobatan Pilek
- Komplikasi Pilek
- Pencegahan Pilek
Apa Itu Pilek?
Pilek adalah kondisi yang terjadi pada seseorang saat pengidapnya mengeluhkan adanya hidung tersumbat dan berair. Umumnya kondisi ini disebabkan oleh infeksi atau alergi sehingga bisa mengganggu aktivitas pengidapnya sehari-hari.
Gangguan ini sebenarnya adalah infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas dan disebabkan oleh virus.
Pilek mudah menyebar dari satu orang ke orang lain atau saat menyentuh permukaan yang terpapar virus. Mereka dapat hidup di permukaan suatu benda dalam waktu yang lama.
Maka dari itu, pengidapnya perlu berada di rumah hingga benar-benar sembuh agar tidak menyebarkan ke orang lain.
Penyebab Pilek
Ada banyak virus pernapasan yang dapat menjadi penyebab pilek, tetapi jenis yang paling umum adalah rhinovirus.
Virus ini juga dapat memicu serangan asma dan kerap dihubungkan dengan infeksi sinus dan telinga.
Beberapa jenis virus lainnya yang dapat menyebabkan pilek adalah virus pernapasan syncytial, virus parainfluenza, adenovirus, coronavirus, dan metapneumovirus.
Beberapa penyebab pilek lainnya adalah:
- Infeksi bakteri.
- Alergi, terpapar zat yang memicu alergi seperti debu atau bulu binatang.
- Efek samping obat-obatan.
- Paparan udara dingin atau kering, kondisi ini bisa mengubah keseimbangan cairan di dalam saluran hidung.
Faktor Risiko Pilek
Faktor risiko yang menyebabkan seseorang rentan mengalami pilek antara lain adalah:
- Anak-anak berusia kurang dari 6 tahun memiliki risiko yang tinggi dibandingkan dengan orang dewasa.
- Orang-orang dengan sistem imun kurang baik, contohnya seseorang yang memiliki penyakit kronik.
- Kebiasaan merokok.
- Berada di lingkungan yang banyak orang mengidap pilek.
- Kurang tidur, karena bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh.
- Faktor cuaca: Anak-anak dan orang dewasa lebih rentan terkena pilek saat cuaca sedang dingin. Di Indonesia layaknya musim hujan.
- Kelembaban yang rendah mampu menyebabkan saluran hidung kering yang lebih rentan terhadap virus flu.
Gejala Pilek
Seseorang yang terserang pilek biasanya mengalami keluhan berupa hidung tersumbat, bersin-bersin, dan hidung berair.
Gejala ini biasanya muncul satu hingga tiga hari setelah seseorang terpapar virus.
Namun, dalam beberapa kasus pilek juga bisa menimbulkan gejala-gejala lainnya, seperti:
- Nyeri kepala.
- Berkurangnya daya penciuman dan pengecapan.
- Nyeri menelan.
- Gatal pada tenggorokan.
- Nyeri pada wajah.
- Mata berair.
- Nyeri telinga.
- Nyeri otot dan sendi.
- Nafsu makan menurun.
- Rasa lemas pada tubuh.
- Badan atau kepala yang terasa tidak nyaman.
- Demam ringan.
Kamu juga perlu tahu waktu yang tepat untuk ke dokter saat merasakan gejala yang lebih parah.
Berikut beberapa gejalanya untuk orang dewasa dan anak-anak yang membutuhkan bantuan medis:
Orang Dewasa
Beberapa gejala yang perlu mendapatkan pemeriksaan dokter segera adalah:
- Gejala yang dirasakan semakin parah atau tidak membaik meski sudah minum obat.
- Demam di atas 38,5 C dan terjadi lebih dari tiga hari.
- Demam kambuh kembali setelah sembuh.
- Alami sesak napas.
- Kesulitan bernapas atau mengi.
- Sakit tenggorokan yang parah, sakit kepala, atau sakit sinus.
Anak-anak
Anak-anak juga perlu mendapatkan bantuan medis jika mengalami beberapa gejala berikut:
- Demam dengan suhu 38 C pada bayi baru lahir hingga usia 12 minggu.
- Demam yang terjadi lebih dari dua hari pada anak di semua usia.
- Alami sakit kepala, sakit tenggorokan, atau batuk.
- Kesulitan bernapas atau mengi.
- Alami sakit telinga.
- Anak rewel yang parah.
- Alami rasa kantuk yang tidak biasa.
- Nafsu makan menurun.
Rekomendasi Dokter di Halodoc yang Bisa Bantu Pengobatan Pilek
Apabila kamu atau orang terdekat memiliki gejala pilek yang tak kunjung membaik, sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Dokter juga mungkin bisa memberikan resep obat pilek yang sesuai dengan kondisi dan gejala yang kamu rasakan.
Nah, berikut beberapa dokter yang sudah berpengalaman yang bisa kamu hubungi.
Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
- dr. Septianus Hermanto
- dr. Cintya Andriani
- dr. Lim Jen Siong
- dr. Eka Wijaya Warmandana
- dr. Nuriati Harahap
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Pilek
Jika dokter mendiagnosis seseorang terserang pilek, pengobatan yang dilakukan hanya untuk mengatasi gejala hingga virus tersebut menghilang dengan sendirinya.
Diagnosis pilek yang umum dilakukan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pada pilek, pemeriksaan penunjang tidak memiliki peranan penting, kecuali jika dicurigai penyebab terjadinya pilek adalah suatu infeksi. Maka pemeriksaan untuk mencari alergen dapat dilakukan.
Pemeriksaan dapat melalui pemeriksaan laboratorium darah, dan dapat dilakukan dengan pemeriksaan patch test atau prick test.
Pengobatan Pilek
Penanganan pilek dibagi berdasarkan penyebab terjadinya pilek. Apabila penyebab pilek adalah suatu infeksi, maka perlu diketahui organisme penyebabnya.
Jika organisme penyebab adalah bakteri, perlu diberikan terapi antibiotik.
Sedangkan jika penyebabnya virus, hal yang perlu dilakukan adalah terapi suportif, seperti:
- Obat penurun demam, jika pilek disertai dengan demam.
- Nasal dekongestan.
- Istirahat cukup.
- Makan seperti biasa.
- Menjaga agar suhu ruangan tidak terlalu dingin.
Jika pilek terbukti disebabkan oleh alergi, pengidapnya perlu menghindari alergen yang menjadi pemicunya. Beberapa pemicu pilek, seperti debu, udara dingin, dan pollen.
Pastikan juga untuk mengonsumsi obat anti-alergi untuk mengurangi gejala dari pilek akibat alergi.
Meskipun infeksi virus dapat sembuh dengan sendirinya, pilek pada anak-anak perlu diwaspadai dan diberikan perhatian.
Pasalnya, pilek yang tidak diobati ini dapat semakin parah dan menyebabkan komplikasi.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi, seperti infeksi telinga atau infeksi sinus. Hal ini dapat menjadi sebuah pemicu timbulnya serangan asma bagi pengidap asma.
Komplikasi Pilek
Ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi disebabkan oleh pilek, seperti:
- Infeksi telinga akut (otitis media): Gangguan ini akibat bakteri atau virus yang memasuki ruang di belakang gendang telinga. Gejala umumnya adalah sakit telinga atau demam kembali setelah pilek.
- Asma: Pilek dapat memicu terjadinya mengi atau sulit bernapas dan menyebabkan asma. Pada seseorang yang memiliki asma, gangguan ini bisa semakin buruk.
- Sinusitis akut: Flu yang tidak sembuh dapat menyebabkan pembengkakan, peradangan, hingga infeksi pada sinus.
- Infeksi lainnya: Gangguan ini juga dapat menyebabkan gangguan infeksi lainnya, seperti radang tenggorokan, pneumonia, dan bronkiolitis.
Pencegahan Pilek
Pencegahan pilek akibat infeksi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut:
- Vaksinasi flu satu tahun sekali.
- Makan makanan yang bersih dan sehat.
- Berolahraga dengan teratur untuk menjaga agar tubuh selalu fit.
- Tidak berdekatan dengan orang lain yang sedang pilek.
- Tidak berbagi makanan dan minuman dari alat makan yang sama dengan orang lain yang sedang pilek.
- Selalu higienis dengan rajin mencuci tangan terutama sebelum makan.
Sedangkan pilek akibat alergi dapat dicegah dengan menjauhi alergen.
Jika alergen adalah sesuatu yang sulit dihindari seperti debu, maka pengidap disarankan untuk menggunakan masker supaya paparan terhadap debu dapat berkurang.
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila kamu mengalami gejala pilek dan tidak kunjung sembuh meski sudah mengonsumsi obat dan beristirahat yang cukup, ada baiknya untuk memeriksakan diri. Jangan sampai ternyata masalah ini disebabkan oleh gangguan yang lebih besar.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2024. Complications of the Common Cold.
CDC. Diakses pada 2024. Common Colds: Protect Yourself and Others.
MedlinePlus. Diakses pada 2024. Common Cold.
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Common cold.
Healthline. Diakses pada 2024. Everything You Need to Know About the Common Cold.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2024. Common Cold.
Menampilkan hasil untuk:
Flu dan batuk pilek merupakan 2 penyakit berbeda, meski sama-sama menimbulkan gejala bersin-bersin, sakit tenggorokan, batuk, hidung tersumbat, dan hidung berair. Perbedaan flu dan batuk pilek terletak pada virus penyebabnya dan tingkat keparahannya. Flu umumnya menimbulkan gejala yang lebih berat daripada batuk pilek. Beberapa gejala yang sering dialami oleh pengidap flu, antara lain: - Bersin-bersin - Hidung tersumbat dan berair - Sakit tenggorokan - Demam dengan suhu tubuh 38 derajat Celcius atau lebih - Batuk dan nyeri dada - Menggigil - Sakit kepala dan nyeri otot di seluruh tubuh - Rasa lemah dan lelah yang membuat penderitanya tidak dapat beraktivitas Batuk pilek juga memiliki gejala bersin-bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan batuk. Namun demikian, gejala lain seperti demam, nyeri dada, sakit kepala, atau rasa lelah umumnya lebih ringan atau jarang muncul.
Pilek yang tidak hilang lebih dari dua minggu atau bahkan hingga bertahun-tahun, bisa jadi disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti alergi, sinusitis, asma, rhinitis vasomotor, atau polip hidung. Segera berkonsultasi dengan dokter jika mengidap pilek yang berkepanjangan dan tidak kunjung sembuh.
Pilek umumnya sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari. Beberapa obat yang dapat dikonsumsi untuk meringankan pilek, antara lain: - Analgesik atau obat penghilang rasa sakit, seperti paracetamol atau ibuprofen, untuk membantu menghilangkan rasa sakit saat hidung tersumbat. - Antihistamin, untuk meredakan alergi dan membantu mengurangi keluhan hidung tersumbat. - Dekongestan, untuk membantu mengurangi pembengkakan pada hidung akibat kondisi yang menyebabkan hidung tersumbat.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan