Sakit Kepala
DAFTAR ISI
- Apa Itu Sakit Kepala?
- Penyebab dan Faktor Risiko Sakit Kepala
- Gejala Sakit Kepala
- Rekomendasi Dokter di Halodoc yang Bisa Bantu Penanganan Sakit Kepala
- Diagnosis Sakit Kepala
- Pengobatan Sakit Kepala
- Pencegahan Sakit Kepala
Apa Itu Sakit Kepala?
Sakit kepala adalah kondisi ketika timbul rasa sakit dan tidak nyaman di kepala, kulit kepala, atau leher. Penyakit yang satu ini umum terjadi, dan diperkirakan 7 dari 10 orang mengalami setidaknya satu kali sakit kepala setiap tahun.
Sebagian besar sakit kepala tidak parah dan bisa diatasi sendiri dengan minum obat pereda sakit, minum air putih yang cukup, dan banyak beristirahat.
Namun, beberapa sakit kepala perlu penanganan yang lebih disebabkan oleh kondisi yang dapat membahayakan nyawa.
Penyebab dan Faktor Risiko Sakit Kepala
Berdasarkan penyebabnya, sakit kepala dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sakit kepala yang tidak terkait pada penyakit lain atau sakit kepala primer, dan sakit kepala akibat adanya penyakit lain atau sakit kepala sekunder.
1. Sakit Kepala Primer
Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang tidak memiliki penyebab lain di baliknya, melainkan murni disebabkan oleh adanya masalah dengan struktur di kepala yang terlalu sensitif terhadap rasa sakit.
Kondisi tersebut juga melibatkan pembuluh darah, otot, saraf kepala, serta leher.
Beberapa contoh sakit kepala primer yang umum terjadi, antara lain:
- Sakit kepala tegang.
- Migraine.
- Sakit kepala cluster.
Beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya sakit kepala primer, antara lain:
- Gangguan pada otot leher dan kepala.
- Aktivitas kimia di otak.
- Pembuluh darah atau saraf.
2. Sakit Kepala Sekunder
Sakit kepala sekunder ini biasanya disebabkan oleh aktifnya saraf rasa sakit di bagian kepala akibat adanya suatu penyakit. Penyebab umum sakit kepala sekunder, antara lain:
- Flu.
- Infeksi telinga.
- Sinusitis.
- Masalah gigi.
- Konsumsi MSG yang berlebihan.
- Konsumsi makanan atau minuman yang terlalu dingin secara tiba-tiba.
- Perubahan hormon pada wanita setelah mengonsumsi pil KB.
- Menggunakan penutup kepala yang terlalu ketat.
Sedangkan penyebab sakit kepala sekunder, lainnya yang jarang terjadi, antara lain:
- Gegar otak
- Aneurisma otak.
- Neuralgia trigeminal.
- Keracunan karbon monoksida.
- Serangan panik.
- Meningitis.
- Penyumbatan pembuluh darah di otak.
- Radang pada otak.
Gejala Sakit Kepala
Saat terserang sakit kepala, gejala yang biasanya akan dialami pengidap adalah rasa sakit di sekitar kepala. Namun, waspadai jika sakit kepala disertai dengan gejala-gejala berikut ini:
- Gangguan pada penglihatan.
- Kesulitan berbicara.
- Leher kaku.
- Hilang kesadaran.
- Salah satu sisi tubuh menjadi lemah atau lumpuh.
- Demam tinggi.
- Sulit berjalan.
Baca juga: Rentan Dialami Orang Dewasa, Kenali Tanda Tension Headache
Rekomendasi Dokter di Halodoc yang Bisa Bantu Penanganan Sakit Kepala
Apabila kamu atau orang terdekat memiliki sakit kepala yang tak kunjung membaik, sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Dokter juga mungkin bisa memberikan resep obat pereda sakit kepala sesuai dengan kondisi dan gejala yang kamu rasakan.
Nah, berikut beberapa dokter yang sudah berpengalaman yang bisa kamu hubungi.
Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Sakit Kepala
Sakit kepala kadang-kadang bisa menjadi gejala dari penyakit tertentu.
Oleh karena itu, dokter akan meninjau riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik pada pengidap, untuk mendeteksi penyebab yang mendasari sakit kepala.
Pemeriksaan ini harus mencakup evaluasi neurologis yang lengkap.
Dokter juga akan merekomendasikan tes diagnostik jika mencurigai adanya kondisi medis tertentu yang menyebabkan sakit kepala. Tes diagnostik tersebut meliputi:
- Tes darah lengkap, yang dapat menunjukkan tanda-tanda infeksi.
- Sinar X tengkorak, tes pencitraan untuk memberikan gambar mendetail dari tulang-tulang tengkorak.
- Sinar X sinus, tes pencitraan yang akan dilakukan bila dicurigai adanya sinus.
- CT scan kepala dan MRI, yang mungkin dilakukan pada kasus-kasus ketika dicurigai terjadinya stroke, trauma, atau pembekuan darah di otak.
Pengobatan Sakit Kepala
Pengobatan untuk sakit kepala bervariasi, tergantung pada gejala yang dialami dan penyebabnya.
Namun, sebagian besar sakit kepala bukan merupakan gejala dari kondisi medis yang serius, sehingga bisa diatasi dengan obat-obatan yang dijual bebas yang dapat mengurangi gejalanya.
Bila obat-obatan tidak mempan, ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan untuk mengobati sakit kepala:
- Biofeedback, yaitu teknik relaksasi untuk membantu dalam manajemen nyeri.
- Akupunktur, yaitu terapi alternatif yang mampu mengurangi stres dan ketegangan di kepala dengan memasang jarum halus ke area tubuh tertentu.
- Olahraga ringan sampai sedang bisa membantu meningkatkan produksi bahan kimia di otak yang tentunya bisa membuat kamu merasa lebih bahagia dan rileks.
- Mandi air hangat, untuk membantu merilekskan otot yang tegang.
Apabila setelah melakukan pengobatan tersebut Sakit Kepala Masih Sering Kambuh, Hubungi Dokter Ini untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Pencegahan Sakit Kepala
Ada berbagai cara untuk mencegah sakit kepala, seperti:
- Mengurangi kafein.
- Menghindari pemicu sakit kepala.
- Istirahat yang cukup.
- Makan dengan teratur.
- Kurangi stres.
- Mengurangi konsumsi obat.
Baca juga: Kepala Sering Nyeri, Ini Waktu yang Tepat ke Dokter Saraf
Kapan Harus ke Dokter?
Kamu dianjurkan untuk segera menghubungi dokter jika mengalami sakit kepala dengan kondisi berikut:
- Merasa kondisi tidak sehat ketika serangan sakit kepala terjadi.
- Sakit kepala yang terjadi sangat parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Sakit kepala tidak kunjung reda walaupun telah mengonsumsi obat pereda sakit.
- Sakit kepala disertai dengan gejala seperti sulit melihat atau berbicara, mati rasa di wajah, leher kaku, dan pingsan.
Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2021. Headaches: Causes, types, and treatment.
Healthline. Diakses pada 2021. Headache Information, Causes, and Symptoms.
Diperbarui pada 21 Mei 2021
Menampilkan hasil untuk:
Saat stres atau banyak pikiran mengenai pekerjaan, pasti kamu pernah mengalami sakit kepala tegang. Penyakit sakit kepala tegang atau tension headache merupakan salah satu jenis sakit kepala yang bisa dialami oleh siapa saja, namun kondisi ini lebih banyak dialami oleh wanita. Sakit kepala tegang bukan merupakan penyakit turunan. Beberapa orang mengalaminya disebabkan oleh otot yang menegang di belakang leher dan kulit kepala. Kondisi sakit kepala tegang dapat terjadi ketika otot wajah, kulit kepala dan leher mengalami tegang karena terjadi kontraksi. Selain penggunaan obat-obatan, sakit kepala tegang dapat diatasi di rumah dengan cara: 1. Melakukan Relaksasi. Relaksasi membantu meredakan sakit kepala tegang yang terkait dengan stres. Relaksasi dapat dilakukan melalui olahraga, yoga, atau pemijatan pada kepala. 2. Kompres air hangat. Tindakan sederhana seperti mengompres dahi dan leher juga berguna untuk meredakan sakit kepala
Sakit kepala berkepanjangan juga disebut dengan sakit kepala kronis. Kondisi ini ditandai dengan sakit kepala yang berlangsung minimal 15 menit dalam satu bulan, dan terjadi selama tiga bulan berturut-turut. Kondisi ini dikelompokkan berdasarkan penyebabnya. Sakit kepala berkepanjangan ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: • Sakit kepala kronis primer, yaitu sakit kepala murni sebagai tanda adanya penyakit lain yang mendasari terjadinya sakit kepala. • Sakit kepala non-primer, yaitu sakit kepala kronis yang terjadi akibat dari penyakit lain yang mendasari. sakit kepala kronis non-primer, memiliki beberapa kemungkinan penyebab. Antara lain peradangan, infeksi, maupun gangguan pembuluh darah pada otak, cedera, tumor otak, dan gangguan tekanan pada otak. Jika kamu pusing berkepanjangan dan keluhan terus berulang dan tidak kunjung sembuh, kamu disarankan untuk berdiskusi dengan dokter.
Untuk mengusir sakit kepala yang tak kunjung sembuh, tentu Anda harus mengatasi akar penyebabnya terlebih dahulu. Meski demikian, ada beberapa hal yang bisa dilakukan di rumah untuk meredakan sakit kepala dan mengurangi frekuensinya : • Minimalisir stres. • Batasi aktivitas fisik yang berat dan jangan terlalu lelah. • Beristirahat dengan cukup, dan atur waktu tidur selama 7-9 jam setiap malam. • Minum cukup air putih 2-3 liter sehari untuk mencegah dehidrasi. • Hindari konsumsi kafein, alkohol, dan rokok. • Makan secara teratur, karena terlambat makan dapat memicu terjadinya pusing. • Berolahraga secara rutin. • Hindari paparan sinar matahari terik yang berlebihan. • Kurangi penggunaan obat sakit kepala. Sebaiknya, hindari meminum obat lebih dari 15 hari setiap bulannya.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan