Waspadai Gejala Taeniasis yang Sering Tidak Disadari
Halodoc, Jakarta - Di antara banyak jenis cacing, cacing pita sering kali menimbulkan berbagai masalah untuk banyak orang. Cacing ini bisa masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit. Dalam dunia medis, infeksi cacing ini disebut dengan taeniasis.
Kata ahli, meski infeksi parasit ini bisa ditangani dengan mudah, tapi andaikan sudah menyebar ceritanya akan berbeda. Sebab, bila menyebar ke organ tubuh lainnya bisa berpotensi menimbulkan kesehatan serius. Lalu, seperti apa sih gejala taeniasis yang bisa dialami pengidapnya?
Gejala Taeniasis, dari Diare Hingga Gangguan Saraf
Cara menangani suatu penyakit agar cepat disembuhkan, tentunya diawali dengan mengenal gejalanya. Namun sayangnya, sebagian besar pengidap taeniasis tak menunjukkan gejala. Kondisinya baru dapat diketahui saat melihat keberadaan cacing pada tinja.
Cacingnya sering terlihat dalam bentuk yang datar dan persegi panjang, dengan warna putih atau kuning pucat. Ukurannya kira-kira, seperti sebutir beras. Adakalanya cacing itu bisa menyatu bersama dan membentuk rantai yang panjang. Nah, berikut gejala taeniasis yang umumnya dialami pengidapnya.
-
Diare
-
Pusing
-
Berat badan turun karena gangguan dalam penyerapan makanan
-
Sakit perut
-
Nafsu makan menurun
-
Mual
-
Keinginan mengonsumsi makanan asin
-
Mengalami iritasi di area sekitar anus.
Selain gejala di atas, ada pula gejala lainnya ketika infeksi terbilang berat. Infeksi ini terjadi ketika telur cacing sudah berpindah keluar dari anus dan membentuk kista larva pada jaringan tubuh dan orang lainnya. Nah, berikut gejala taeniasis ketika infeksinya cukup berat.
-
Reaksi alergi terhadap larva.
-
Terbentuk benjolan.
-
Sakit kepala.
-
Gejala pada sistem saraf, seperti kejang.
Awasi Penyebabnya
Gejala taeniasis tentu tak datang dengan sendirinya. Kata ahli, taeniasis terjadi ketika telur atau larva berada pada usus manusia. Lalu, hal apa yang bisa menyebabkannya?
-
Mengonsumsi air kotor yang mengandung larva cacing, karena terkontaminasi kotoran hewan atau manusia yang terinfeksi.
-
Mengonsumsi daging babi, sapi, ataupun ikan air tawar yang tak dimasak hingga matang.
-
Kontak dengan pengidap cacing pita. Contohnya, melalui pakaian yang terkontaminasi kotoran yang mengandung telur cacing.
Gangguan Saraf dan Fungsi Organ
Kata ahli, karena taeniasis kebanyakan tak menimbulkan gejala, infeksinya justru harus diwaspadai. Sebab, larva cacingnya mampu bertahan hidup di dalam tubuh manusia hingga 30 tahun lamanya. Semakin infeksinya dibiarkan, maka risiko komplikasi bisa terjadi kapan saja.
Nah, berikut dua komplikasi yang disebabkan oleh infeksi taeniasis.
1. Neurosistiserkosis
Komplikasi ini terjadi ketika larva berhasil menginfeksi otak. Neurosistiserkosis merupakan gangguan sistem saraf pusat yang disebabkan oleh kista cacing di bagian otak dan sumsum tulang belakang. Nah, kondisi inilah yang bisa membuat pengidapnya kejang-kejang dan merasakan gejala yang mirip dengan tumor otak.
2. Komplikasi fungsi organ
Taeniasis enggak cuma menginfeksi organ pencernaan, infeksi parasit ini juga bisa keluar dari usus dan memengaruhi organ tubuh lainnya. Bahkan, larva parasit yang mencapai organ jantung bisa menimbulkan masalah serius. Misalnya, aritmia jantung dan gagal jantung.
Punya keluhan kesehatan atau mengalami infeksi taeniasis? Segeralah bertemu dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan