Waspadai 5 Penyebab Sindrom Iritasi Usus
Halodoc, Jakarta – Sindrom iritasi usus atau irritable bowel syndrome adalah gangguan medis kronis yang memengaruhi usus besar. Tanda dan gejala dari kondisi ini termasuk kram, sakit perut, kembung, gas, dan diare atau sembelit, ataupun keduanya.
Gejala sindrom iritasi usus bisa dikendalikan dengan mengatur pola makan, gaya hidup, dan stres. Gejala yang lebih parah dapat diobati dengan pengobatan dan konseling. Ada beberapa faktor yang memicu terjadinya sindrom iritasi usus, seperti:
Baca Juga: Inilah Tahapan Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Sindrom Iritasi Usus
1. Kontraksi Otot Usus
Dinding usus dilapisi dengan lapisan otot yang berkontraksi ketika makanan melewati saluran pencernaan. Namun, ketika kontraksi menjadi lebih kuat, maka kondisi ini dapat menyebabkan gas, kembung, dan diare. Kontraksi usus yang lemah dapat memperlambat perjalanan makanan dan menyebabkan tinja yang keras dan kering.
2. Sistem Saraf
Kelainan pada saraf sistem pencernaan juga bisa menimbulkan ketidaknyamanan. Sinyal yang terkoordinasi dengan buruk antara otak dan usus dapat menyebabkan tubuh bereaksi berlebihan terhadap perubahan yang biasanya terjadi pada proses pencernaan. Kondisi seperti ini bisa menimbulkan perut sakit, diare, ataupun sembelit.
3. Peradangan Usus
Beberapa pengidap sindrom iritasi usus mengalami peningkatan jumlah sel sistem kekebalan di usus mereka. Respons sistem kekebalan ini bisa memicu rasa sakit dan diare.
4. Infeksi Parah
Sindrom iritasi usus dapat berkembang setelah serangan diare yang parah (gastroenteritis) yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Penyakit ini juga sering dikaitkan dengan kelebihan bakteri di usus.
Baca Juga: Depresi Bisa Tingkatkan Risiko Sindrom Iritasi Usus
5. Perubahan Bakteri Dalam Usus
Mikroflora adalah bakteri "baik" yang hidup di usus dan berperan penting dalam menjaga kesehatan usus. Penelitian menunjukkan bahwa mikroflora pada pengidap sindrom iritasi usus mungkin berbeda dari mikroflora pada orang sehat.
Gejala Sindrom Iritasi Usus
Berikut ini gejala umum dari sindrom iritasi usus:
-
Nyeri perut, kram, ataupun kembung yang biasanya akan berkurang setelah buang air besar
-
Kelebihan gas
-
Tinja berlendir
Nah, gejala-gejala di atas bisa dipicu oleh berbagai kondisi, seperti:
-
Makanan. Individu yang mengidap alergi makanan atau intoleransi makanan tertentu diduga bisa memicu terjadinya sindrom ini.
-
Stres. Seseorang yang sedang dalam keadaan stres bisa memicu sindrom iritasi usus atau bahkan membuat gejala sindrom menjadi lebih buruk.
-
Hormon. Wanita punya peluang dua kali lebih tinggi mengalami sindrom iritasi usus karena cenderung mengalami perubahan hormon. Banyak wanita yang menemukan bahwa tanda dan gejala penyakit ini lebih buruk selama atau sekitar periode menstruasi.
Perawatan Rumahan untuk Sindrom Iritasi Usus
Selain konsumsi obat, sindrom iritasi usus bisa diobati dengan pengobatan rumahan atau perubahan gaya hidup tertentu. Contoh perawatan yang bisa dilakukan, yakni:
-
Rutin berolahraga atau melakukan latihan fisik
-
Kurangi minuman berkafein yang bisa merangsang usus untuk bekerja lebih berat
-
Hindari makan terlalu banyak dalam satu waktu
-
Kurangi hal-hal yang memicu stres
-
Konsumsi makanan kaya probiotik untuk membantu meringankan gas dan kembung
-
Hindari konsumsi makanan yang digoreng atau pedas secara berlebihan.
Baca Juga: Mengidap Maag, Konsumsi 7 Makanan Ini
Untuk mengetahui jenis makanan lain yang baik untuk kesehatan usus, kayaknya kamu perlu berdiskusi dengan nutritionist Halodoc deh! Klik Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi ahli gizi Halodoc kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasinya di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan