Waspada, Sindrom Asperger Dapat Sebabkan 7 Komplikasi Ini
Halodoc, Jakarta – Sindrom Asperger merupakan jenis gangguan neurologis alias gangguan saraf. Penyakit ini masuk dalam gangguan spektrum autisme, yaitu gangguan pada sistem saraf yang memengaruhi kemampuan pengidapnya dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Kondisi ini sebaiknya tidak diabaikan dan harus mendapatkan perawatan terbaik. Sindrom Asperger yang diabaikan bisa menyebabkan berbagai komplikasi muncul.
Berbeda dengan jenis sindrom autisme lainnya, pengidap sindrom Asperger umumnya cerdas dan mahir dalam berbahasa. Meski begitu, pengidap kondisi ini terlihat canggung dan kesulitan saat harus berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Sindrom ini akan menyerang anak-anak dan bertahan hingga dewasa. Kabar buruknya, belum ditemukan pengobatan untuk mengatasi gangguan ini.
Baca juga: 4 Jenis Autis yang Perlu Diketahui
Perawatan Sindrom Asperger untuk Mencegah Komplikasi
Sindrom Asperger yang terdiagnosis sejak awal akan lebih mudah untuk “ditangani”. Perawatan yang dilakukan sejak dini bisa membantu pengidap sindrom ini meningkatkan potensi dan kemampuan diri dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Gejala yang muncul pada kondisi ini umumnya tidak seberat gejala pada gangguan autisme lainnya.
Kondisi ini terjadi karena adanya gangguan spektrum autisme. Meski begitu, masih belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan gangguan bisa terjadi, namun kondisi ini sering dikaitkan dengan faktor genetik. Penyakit ini juga diduga terjadi karena adanya infeksi saat hamil dan terpapar faktor pemicu perubahan bentuk pada janin. Sama seperti gangguan autisme lainnya, sindrom Asperger pada anak tidak bisa dicegah.
Baca juga: Sindrom Asperger Beda dengan Autisme, Ini Penjelasannya
Ada beberapa cara penanganan yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejala dari gangguan ini. Usaha tersebut dilakukan untuk meningkatkan potensi dan kemampuan pengidap sindrom Asperger dalam berinteraksi. Kondisi ini umumnya diatasi melalui terapi bahasa, bicara, dan sosialisasi. Pengidap sindrom Asperger juga disarankan untuk mendapat terapi fisik atau fisioterapi, terapi okupasi, dan terapi perilaku kognitif.
Terapi dibutuhkan untuk membantu agar anak pengidap sindrom Asperger lebih tenang dan terhindar dari hal yang tidak diinginkan. Meski tidak semua pengidap penyakit ini akan mengalami hal yang sama, gejala sindrom Asperger yang tidak ditangani bisa memicu komplikasi berupa:
-
Mudah marah terutama saat kondisi tidak sesuai dengan keinginannya.
-
Sering merasa cemas, apalagi saat berada di antara orang baru atau lingkungan yang membuatnya merasa tidak nyaman.
-
Agresif dan mungkin saja melakukan hal yang tidak terduga sama sekali.
-
Menjadi terlalu sensitif, terutama pada lingkungan sekitar. Anak dengan sindrom ini bisa merasa sangat terusik dengan hal kecil sekalipun, misalnya suara bising yang tidak dikenali.
-
Depresi atau sering merasa tertekan.
-
Mengalami atau menunjukkan gejala gangguan obsesif kompulsif.
-
Cenderung menyakiti bahkan melukai diri sendiri. Hal itu biasanya dilakukan secara agresif dan tanpa direncanakan.
Baca juga: Vaksin Sebabkan Autisme? Ini Faktanya
Kondisi ini tidak boleh diabaikan begitu saja dan sebaiknya perawatan dilakukan segera. Risiko terjadinya komplikasi meningkat pada anak dengan sindrom Asperger yang tidak mendapat perawatan tepat. Bicarakan dengan dokter jika Si Kecil menunjukkan gejala-gejala yang mengarah pada kondisi ini. Ibu juga bisa mencari tahu lebih lanjut seputar sindrom Asperger dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Lebih mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!