Waspada, Penyakit Menular Seksual Bisa Sebabkan Striktur Uretra
Halodoc, Jakarta – Striktur uretra adalah kondisi penyempitan pada uretra. Hal ini mengakibatkan terhambatnya aliran urine, sehingga membuat pengidap striktur uretra merasakan nyeri ketika buang air kecil.
Penyempitan uretra bisa disebabkan karena ada peradangan pada saluran uretra. Pada kasus striktur uretra yang parah, uretra mengalami penyempitan yang benar-benar membuat urine terhambat ketika dikeluarkan.
Baca juga: Ini Cara untuk Mencegah Terjadinya Striktur Uretra
Gejala Striktur Uretra
Kondisi striktur uretra bisa dialami oleh siapa saja pada usia berapa pun. Sebaiknya kamu selalu menjaga kesehatan kandung kemih agar terhindar dari gangguan uretra. Ketahui gejala-gejala yang dialami ketika seseorang mengalami kondisi striktur uretra, yaitu:
1. Kesulitan Buang Air Kecil
Pengidap striktur uretra mengalami kesulitan ketika akan membuang air kecil. Ketika buang air kecil, pengidap striktur uretra merasakan rasa nyeri dan panas pada saluran kemih.
2. Aliran Kencing
Pengidap striktur uretra mengalami aliran kencing yang lemah. Selain itu, kandung kemih yang tidak benar-benar kosong menyebabkan pengidap striktur uretra mengalami kencing berupa tetesan-tetesan urine. Terkadang pengidap juga mengalami aliran kencing yang deras, namun urine yang deras terbagi dua atau bercabang.
3. Hematuria
Pengidap striktur uretra juga mengalami hematuria, yaitu kondisi terdapat darah pada urine yang dikeluarkan.
4. Darah dalam Sperma
Gejala lain yang disebabkan dari striktur uretra adalah pembengkakan dan rasa panas pada Mr.P bagi pria. Tidak hanya itu, pengidap striktur uretra mengalami adanya darah dalam sperma dan berkurangnya kemampuan ejakulasi.
Baca juga: 4 Fakta tentang Striktur Uretra yang Perlu Diketahui
Penyebab Striktur Uretra
Penyebab utama dari kondisi striktur uretra adalah radang atau adanya bekas luka pada uretra yang merupakan infeksi kronis karena terlalu lama tidak ditangani. Ada beberapa faktor yang menyebabkan uretra terluka atau memiliki peradangan, seperti cedera karena kecelakaan motor atau pemeriksaan medis seperti endoskopi uretra.
Selain itu, penggunaan kateter dalam jangka waktu yang panjang menjadi faktor yang meningkatkan seseorang mengalami peradangan pada uretra. Selain itu, striktur uretra bisa disebabkan adanya penyakit lain seperti penyakit kanker prostat atau kanker uretra, cedera dan retak pada tulang panggul, cedera selangkangan yang terjadi dekat dengan skrotum pada pria, infeksi saluran kemih.
Penyakit menular seksual juga menyebabkan seseorang mengalami striktur uretra, sehingga tidak ada salahnya melakukan gaya hidup seksual yang sehat agar terhindar dari penyakit ini.
Pengobatan Striktur Uretra
Tidak ada salahnya untuk memeriksa kondisi kesehatan ketika kamu mengalami beberapa gejala dari penyakit striktur uretra. Akan ada beberapa tes sebelum dokter memastikan kondisi kesehatan kamu. Tes urine, sistoskopi, uretrogram retrograde, dan tes penyakit menular seksual bisa dilakukan untuk memastikan kondisi uretra.
Jangan khawatir ketika kamu didiagnosis memiliki kondisi striktur uretra, ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan seperti pelebaran uretra, uretrotomi, uretroplasti, pemasangan kateter permanen, dan pembelokan aliran urine. Sebaiknya lakukan pencegahan seperti melakukan gaya hidup sehat untuk menghindari kondisi striktur urine.
Jaga gaya hidup sehat dan lakukan pemeriksaan rutin pada kesehatan tubuh untuk mendeteksi setiap penyakit yang ada sejak dini. Dengan mengetahui gejala penyakit sejak dini, tentu pengobatan yang dilakukan juga akan lebih mudah. Gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter mengenai kondisi kesehatan kamu. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan