Waspada, Ini Komplikasi yang Dapat Terjadi pada Pengidap Uveitis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   19 Desember 2018
Waspada, Ini Komplikasi yang Dapat Terjadi pada Pengidap UveitisWaspada, Ini Komplikasi yang Dapat Terjadi pada Pengidap Uveitis

Halodoc, Jakarta – Uveitis adalah peradangan uvea atau lapisan tengah mata. Kondisi ini bisa terjadi pada salah satu atau kedua mata yang ditandai dengan mata merah. Gejala lainnya berupa penglihatan buram, mata sensitif terhadap cahaya, ada titik kecil di mata yang menghalangi penghilangan dan penyempitan lapang pandang. Meskipun bisa dialami siapa saja, uveitis lebih rentan terjadi pada orang dewasa usia 20 - 50 tahun.

Penyebab Uveitis Jarang Diketahui

Sebagian besar uveitis lebih dikaitkan dengan kondisi autoimun, yakni kondisi saat sistem imun tubuh menyerang sel tubuh yang sehat. Kondisi autoimun yang terkait uveitis antara lain rheumatoid arthritis, psoriasis, ankylosing spondylitis, sarkoidosis, penyakit Kawasaki, kolitis ulseratif dan penyakit Crohn's. Penyebab uveitis lainnya adalah cedera (termasuk akibat operasi mata), kanker mata, paparan racun pada mata, serta infeksi seperti herpen, tuberkulosis, toksoplasmosis, sifilis, HIV/AIDS dan histoplasmosis.

Waspada Lima Komplikasi Uveitis

Jika dibiarkan tanpa penanganan, uveitis bisa menyebabkan komplikasi yang membahayakan kesehatan mata. Berikut lima komplikasi uveitis yang perlu diwaspadai:

1. Katarak

Katarak adalah kekeruhan pada sebagian atau seluruh lensa mata. Akibatnya, cahaya sulit mencapai retina dan menyebabkan penurunan penglihatan. Gejala katarak umumnya berupa penglihatan kabur, kesulitan melihat di malam hari dan sulit membedakan warna. Kondisi ini bisa diatasi dengan prosedur operasi atau pemasangan lensa mata implan untuk memperbaiki ketajaman penglihatan.

2. Glaukoma

Glaukoma adalah kerusakan saraf yang menghubungkan mata dan otak akibat tekanan berlebih pada bola mata. Gejalanya berupa penglihatan buram, sakit kepala di sekitar bola mata, mual, muntah dan mata sensitif terhadap cahaya. Meski belum ada obat yang bisa menyembuhkan, glaukoma yang dibiarkan tanpa penanganan bisa menyebabkan kebutaan. Pengobatan glaukoma umumnya bertujuan untuk mengendalikan dan mencegah kerusakan mata yang lebih parah.

3. Ablasio Retina

Kondisi lepasnya retina dari jaringan penopangnya. Penyebabnya adalah proses penuaan (degenerasi) maupun cedera pada mata. Gejala yang bisa diamati adalah mata sensitif cahaya, bintik bergerak pada mata (floaters) dan tirai abu-abu yang menutupi sebagian penglihatan. Ablasio retina harus segera ditangani untuk mempertahankan penglihatan hingga usia lanjut.

4. Edema Makula Kistoid

Edema makula adalah pembengkakan pada retina. Kondisi ini terjadi akibat pembuluh darah di retina bermasalah, seperti adanya kebocoran, penyumbatan, dan terbentuknya pembuluh darah baru di retina. Jika tak segera ditangani, kerusakan pada retina mata bisa mengenai bagian makula (daerah kecil berbentuk bulan yang berada di bagian belakang retina) dan menyebabkan penurunan penglihatan.

5. Sinekia Posterior

Yakni peradangan yang menyebabkan iris melekat pada lensa mata. Akibatnya, pengidap sinekia posterior memiliki pupil yang abnormal (tidak teratur). Kondisi ini juga bisa menyebabkan glaukoma dan memungkinkan berkumpulnya humor aqueous (cairan yang berada di antara lensa mata dan kornea) di belakang iris, sehingga menonjolkan iris ke depan dan menutup sudut iridokornea (antara iris dan kornea, tempat air mata keluar).

Itulah komplikasi uveitis yang perlu diwaspadai. Kalau kamu punya keluhan pada mata, segera bicara pada dokter Halodoc untuk mencari tahu penyebab dan mendapat penanganan yang tepat. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk bicara pada dokter via Chat, dan Voice/Video Call kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang!

Baca Juga: