Waspada, Ini Komplikasi Berbahaya dari Eklampsia
Halodoc, Jakarta – Ibu mungkin lebih familiar dengan nama penyakit preeklampsia, karena sering mendengar nasihat dokter untuk waspada dengan penyakit tersebut setiap kali periksa kandungan. Namun, ibu juga harus mewaspadai eklampsia. Eklampsia adalah kondisi serius sebagai komplikasi dari preeklampsia saat hamil. Eklampsia sendiri bila terlambat ditangani juga bisa menyebabkan komplikasi. Yuk, ketahui komplikasi eklampsia yang perlu ibu waspadai di sini.
Mengenal Eklampsia
Eklampsia adalah serangan berupa kejang atau koma yang terjadi selama masa kehamilan atau setelah melahirkan. Kejang eklampsia bukan disebabkan oleh kondisi otak, seperti pada kejang atau epilepsi pada umumnya, melainkan terjadi sebagai lanjutan kondisi yang lebih parah dari preeklampsia (komplikasi akibat tekanan darah tinggi saat hamil). Ada sekitar 10 persen ibu hamil di dunia yang mengalami hipertensi. Preeklampsia dan eklampsia biasanya terjadi pada ibu hamil yang mengalami hipertensi.
Meski demikian, tidak semua wanita hamil yang mengalami preeklampsia pasti mengalami eklampsia. Hanya sekitar 5 persen wanita hamil dengan preeklampsia yang mengalami eklampsia. Meski jarang terjadi, eklampsia merupakan kondisi serius yang perlu diwaspadai karena bisa berakibat fatal.
Baca juga: Mengenal Bahaya Hipertensi Saat Hamil
Penyebab dan Faktor Risiko Eklampsia
Penyebab eklampsia masih belum bisa diketahui secara pasti, tetaapi ada berbagai faktor yang diduga berpengaruh terhadap terjadinya kondisi kejang ini, antara lain gen, diet atau asupan gizi, gangguan pada pembuluh darah, gangguan pada sistem kekebalan tubuh, sistem saraf dan otak (neurologis), faktor hormonal, gangguan jantung, dan infeksi.
Pada beberapa kasus, wanita dengan preeklampsia berisiko tinggi mengalami kejang pada saat-saat tertentu. Selain mengalami preeklampsia berat, wanita yang memiliki kondisi di bawah ini juga berisiko mengalami eklampsia:
-
Hamil di usia lebih dari 35 tahun atau kurang dari 20 tahun;
-
Hamil pertama;
-
Hamil anak kembar;
-
Memiliki riwayat malnutrisi;
-
Hipertensi;
-
Mengalami gangguan ginjal;
-
Mengidap diabetes;
-
Sakit kepala;
-
Sakit perut; dan
-
Memiliki berat badan berlebih.
Baca juga: Ini Pemeriksaan untuk Deteksi Preeklamsia
Komplikasi Eklampsia
Eklampsia merupakan kondisi gawat darurat pada ibu hamil yang perlu mendapatkan penanganan medis segera. Bila sampai terlambat ditangani, maka ibu hamil dengan preeklampsia atau yang lebih parah lagi yang sudah mengalami eklampsia berisiko mengalami komplikasi berikut:
-
Kerusakan saraf otak permanen;
-
Perdarahan otak;
-
Kerusakan ginjal dan hati; dan
-
Kematian. Ini adalah komplikasi yang paling fatal. Sekitar 13 persen ibu di seluruh dunia meninggal akibat eklampsia.
Cara Menangani Eklampsia
Satu-satunya cara terbaik untuk mengatasi preeklampsia maupun eklampsia adalah dengan melahirkan. Melanjutkan kehamilan saat didiagnosis preeklampsia adalah hal yang fatal yang bisa menyebabkan komplikasi yang lebih berbahaya. Karena itu, kebanyakan ibu hamil dengan preeklampsia akan dianjurkan untuk segera melahirkan meski meleset dari tanggal persalinan normal. Meski begitu, dokter akan terus memonitor dengan ketat untuk memutuskan apakah ibu dan janin sudah siap untuk menjalani proses persalinan. Persalinan bisa saja dilakukan ketika usia kehamilan sudah memasuki minggu ke-32 sampai 36.
Pada kebanyakan kasus, eklampsia bisa sembuh dan hilang 6 minggu setelah bayi lahir. Namun, bila terjadi komplikasi, dokter mungkin akan melakukan pemecahan plasenta dan prosedur Caesar untuk menyelamatkan bayi. Mengeluarkan bayi sesegera mungkin adalah langkah terbaik untuk mencegah preeklampsia berat menjadi eklampsia. Namun, perlu diingat bahwa bayi yang lahir prematur tentu lebih rentan mengalami komplikasi.
Baca juga: Adakah Pencegahan Efektif untuk Kondisi Eklampsia?
Mengingat komplikasi dari preeklampsia maupun eklampsia sangat berbahaya, ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kesehatan kehamilan secara rutin ke dokter agar tekanan darah dan kadar protein bisa terus terpantau. Ibu hamil juga bisa cek tekanan darah lewat aplikasi Halodoc, lho. Caranya praktis banget, tinggal pilih fitur Get a lab check up dan petugas lab akan datang ke rumahmu untuk memeriksa kesehatanmu. Jangan lupa download Halodoc juga ya di App Store dan Google Play sebagai teman penolong untuk menjaga kesehatan kamu sehari-hari.