Waspada Gejala Infeksi Polio pada Anak
Halodoc, Jakarta – Anak kecil memang lebih mudah terserang penyakit, lantaran sistem imun mereka masih belum sempurna. Virus, bakteri dan penyakit lain dapat dengan mudah menyerang anak, apalagi mereka yang tidak diberi imunisasi. Terdapat salah satu jenis penyakit yang berhasil diberantas pemerintah Indonesia pada 2014 lalu. Penyakit ini adalah polio, salah satu penyakit berbahaya yang dapat menyerang sistem saraf pusat anak. Virus ini mampu merusak saraf motorik anak sehingga ia mengalami kelumpuhan otot seperti lemah saat hendak menggerakan tungkai. Parahnya lagi, penyakit ini mampu mengganggu kemampuan seseorang saat bernapas dan menelan.
Infeksi polio disebabkan oleh 3 jenis virus, dan virus ini dapat menyebar melalui kotoran yang terinfeksi sehingga mudah menyebar pada anak yang tidak mencuci tangannya dengan benar. Virus ini juga dapat menyebar melalui makanan atau minuman yang sudah tercemar. Virus menyebar ketika anak yang terinfeksi batuk atau bersin tetesan yang terinfeksi ke udara. Virus ini juga dapat berada di bangku anak selama beberapa minggu. Orang tua harus jeli saat anak memiliki tanda-tanda dari penyakit polio.
Gejala Polio
Sebagian besar anak-anak yang mengidap polio bisa saja tidak menunjukkan gejala sama sekali. Kondisi ini disebut infeksi polio tidak jelas. Jenis polio lainnya antara lain:
-
Abortive. Ini adalah infeksi polio yang ringan dan tidak berlangsung lama.
-
Nonparalytic. Infeksi ini juga ringan dan tidak akan bertahan lama.
-
Paralytic. Infeksi polio ini dapat menyebabkan gejala berat dan masalah jangka panjang.
Gejala dapat berbeda pada tiap anak, namun gejala yang umum terjadi antara lain:
-
Demam.
-
Nafsu makan kurang dari biasanya.
-
Mual dan muntah.
-
Sakit tenggorokan.
-
Tidak enak badan (malaise).
-
Sembelit.
-
Sakit perut.
Gejala polio non-paralytic yang paling umum dapat mencakup gejala yang sama seperti abortif. Kemudian setelah gejala mulai hilang, anak itu mungkin memiliki:
-
Nyeri otot-otot di leher, badan, lengan, dan kaki.
-
Kekakuan di leher dan di sepanjang tulang belakang.
Gejala-gejala untuk polio paralitik sama seperti di atas. Mereka juga bisa termasuk:
-
Kelemahan otot semuanya.
-
Sembelit parah.
-
Kelumpuhan kandung kemih.
-
Napas lemah.
-
Batuk lemah.
-
Suara serak.
-
Kesulitan menelan.
-
Kelumpuhan otot yang mungkin permanen.
Sebagian besar anak-anak yang mengalami kelumpuhan mendapatkan kembali kemampuan mereka berangsur-angsur. Beberapa anak juga akan kembali normal. Beberapa anak bisa meninggal karena infeksi polio. Gejala-gejala polio bisa seperti kondisi kesehatan lainnya, oleh karena itu pastikan orang tua menghubungi dokter saat terjadi gejala di atas.
Diagnosis Polio
Dokter menanyakan tentang gejala dan riwayat kesehatan anak. Dokter juga mungkin menanyakan riwayat perjalanan terakhir anak ke negara-negara tempat polio aktif. Selanjutnya anak diajak melakukan pemeriksaan fisik dengan mengikuti beberapa tes berikut:
-
Cek feses dan dahak. Penyedia layanan kesehatan akan mengambil sampel tinja, dan cairan dari tenggorokan. Virus dari sampel ditanam di laboratorium dan diperiksa dengan mikroskop.
-
Tes darah. Ini dilakukan untuk memeriksa antibodi polio.
-
Spinal Tab. Petugas kesehatan menempatkan jarum ke punggung bawah, ke kanal tulang belakang. Ini adalah area di sekitar sumsum tulang belakang. Tekanan di kanal tulang belakang dan otak kemudian dapat diukur. Petugas menghapus sejumlah kecil cairan tulang belakang otak (CSF) dan mengujinya untuk mengetahui ada infeksi atau masalah lain.
Jika kamu ingin mengetahui lebih banyak informasi mengenai polio, kamu bisa menanyakan langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc yang bisa kamu download di App Store maupun Play Store. Kamu bisa mendapatkan informasi kesehatan terbaru dari aplikasi Halodoc ini.
Baca juga: