Waspada, Angka Kematian Hepatitis Lebih Banyak dari AIDS dan TB

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 Juli 2018
Waspada, Angka Kematian Hepatitis Lebih Banyak dari AIDS dan TB Waspada, Angka Kematian Hepatitis Lebih Banyak dari AIDS dan TB

Halodoc, Jakarta - Enggak asing kan dengan penyakit hepatitis yang menimbulkan peradangan pada hati? Kata ahli, angka kematian hepatitis lebih banyak dari AIDS dan tuberkulosis (TB), lho. Pasalnya, hati memiliki peran yang amat penting bagi tubuh, seperti memproses nutrisi, menyaring darah, dan melawan infeksi. Oleh sebab itu, bila fungsinya terganggu, tentu akan berakibat fatal bagi diri seseorang.

Kata ahli, ketika hati mengalami peradangan, pada akhirnya bisa menyebabkan jaringan parut (sirosis) dan fungsinya menjadi kacau. Dalam beberapa kasus, hepatitis bisa disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, racun, dan penggunaan beberapa obat-obatan. Namun, hepatitis paling sering disebabkan oleh virus. Melansir New India Expres, di India, jenis hepatitis yang disebabkan oleh virus umumnya adalah hepatitis A, B, C, dan E.

Baca juga: Sirosis atau Hepatitis? Kenali Bedanya

Signifikan di Asia

Kata ahli, hepatitis merupakan masalah kesehatan yang amat signifikan di Asia. Menurut data yang dipublikasikan oleh WHO, angka kematian karena virus hepatitis jauh lebih banyak daripada AIDS dan TB. Di Asia Timur dan Selatan, memiliki jumlah angka kematian hepatitis terbesar (52 persen dari total kematian yang terjadi secara global karena hepatitis), lalu disusul oleh Afrika.

Bagaimana dengan negara-negara di Barat sana? Kata ahli, perkembangan hepatitis di negara barat enggak sesignifikan di Asia, khususnya hepatitis yang ditularkan dari virus melalui makanan dan air. Sebenarnya, sulit untuk menentukan secara akurat mengenai tingkat kematian dan morbiditas (tingkat yang sakit dan yang sehat dalam suatu populasi) karena virus hepatitis. 

Pasalnya, kematian akibat hepatitis bisa disebabkan oleh lima virus (Hepatitis A hingga E). Selain itu, dalam beberapa kasus kematian akibat hepatitis bisa terjadi setelah beberapa dekade setelah terinfeksi, akibat jaringan parut yang mengendap lama di dalam hati.

Baca juga: 5 Cara Lakukan Detoks Untuk Liver yang Bisa Kamu Lakukan Secara Alami

Kata ahli, dua virus hepatitis yang “tinggal” di dalam tubuh manusia selama beberapa dekade, pada akhirnya bisa menyebabkan kanker hati dan sirosis. Penularan virus hepatitis sendiri bisa melalui makanan atau air yang terkontaminasi (Hepatitis A dan E) atau melalui darah dan cairan tubuh (Hepatitis B dan C).

Virus-virus yang ditularkan melalui air dan makanan ini bisa menyebabkan penyakit akut. Sedangkan virus yang ditularkan dari darah dapat bertahan di dalam tubuh dalam jangka waktu lama, hingga menyebabkan kanker dan sirosis hati. Menurut ahli, virus yang ditularkan melalui air ini biasanya terjadi di lingkungan yang tidak bersih. Misalnya, lingkungan yang memungkinkan air atau makanan terkontaminasi oleh kotoran manusia yang mengandung virus.

Masa Inkubasi dan Gejalanya

Inkubasi atau periode waktu antara paparan hepatitis dan timbulnya penyakit ini bervariasi. Virus hepatitis A dan E memiliki masa inkubasi sekitar dua hingga enam minggu. Sedangkan hepatitis B dan C secara kasar memiliki masa inkubasi dua hingga enam bulan. Bagaimana dengan gejalanya?

Baca juga: Sering Tidak Disadari, Ini Gejala Hepatitis A yang Perlu Kamu Ketahui

Untuk seseorang yang mengidap hepatitis akut, biasanya akan mengalami gejala mirip flu, kelelahan, urin berwarna gelap atau terang, demam, muntah, dan sakit kuning. Namun, kata ahli, penyakit ini juga bisa terjadi dengan gejala yang luput dari perhatian orang. Meskipun begitu, amat jarang hepatitis akut dapat menyebabkan kegagalan fungsi hati dalam waktu yang singkat. Biasanya, hal ini akan berlangsung dengan waktu yang sangat lama.

Nah, bagi kamu yang mengalami gejala-gejala di atas, bisa lo bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!