Waspada, Abses Peritonsil Sebabkan Sulit Bernapas
Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar istilah abses peritonsil sebelumnya? Istilah ini merujuk pada infeksi bakteri yang menyebabkan munculnya nanah di sekitar area tonsil atau amandel. Abses peritonsil umumnya terjadi karena adanya radang amandel yang tidak ditangani dengan baik.
Baca juga: Abses Peritonsil dan Tonsilitis, Apa Bedanya?
Penyakit yang satu ini dapat terjadi pada siapa pun, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa yang disertai dengan gejala rasa sakit dan pembengkakan pada area tenggorokan. Selain itu, tenggorokan bisa saja tersumbat dan menyebabkan sulitnya menelan, berbicara, bahkan bernapas.
Abses Peritonsil Sebabkan Sulit Bernapas, Benarkah?
Kesulitan bernapas merupakan gejala parah yang muncul pada pengidap abses peritonsil. Kondisi ini dapat menyerang salah satu atau kedua amandel sekaligus, dan menyebar ke area belakang amandel, leher, dan dada. Ketika pembengkakan menghalangi saluran pernapasan, saat itulah penanganan dibutuhkan, karena dapat mengancam nyawa pengidapnya.
Awalnya, abses peritonsil muncul dengan gejala umum, seperti:
-
Sakit tenggorokan pada satu sisi.
-
Demam dan menggigil.
-
Nyeri pada telinga di sisi yang sama dengan sakit tenggorokan.
-
Kesulitan menelan dan membuka mulut.
-
Pembengkakan pada wajah dan leher.
-
Mengalami kejang pada otot rahang dan leher.
-
Pembengkakan pada kelenjar getah bening.
Segera temui dokter dengan membuat janji di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc jika gejala muncul. Jika gejala dibiarkan begitu saja hingga gejala parah muncul, kehilangan nyawa merupakan komplikasi paling parah yang dapat terjadi. Jadi, jangan anggap remeh jika gejalanya muncul, ya!
Baca juga: Apakah Operasi Radang Amandel Berbahaya?
Penyebab Abses Peritonsil yang Perlu Diketahui
Bakteri yang juga menjadi penyebab radang tenggorokan merupakan penyebab umum terjadinya abses peritonsil. Bakteri yang dimaksud adalah bakteri Streptococcus. Bakteri ini akan menyebabkan infeksi pada jaringan lunak di sekitar amandel.
Tak hanya itu, beberapa faktor juga dapat menjadi pemicu terjadinya abses peritonsil. Beberapa faktor pemicu tersebut, yaitu:
-
Periodontitis, yaitu infeksi pada gusi yang merusak jaringan lunak dan tulang penyangga gigi.
-
Radang gusi, yaitu peradangan pada gusi yang ditandai dengan memerahnya gusi di sekitar akar gigi.
-
Tonsilitis, yaitu kondisi saat amandel mengalami peradangan atau inflamasi.
-
Infeksi mononukleosis, yaitu infeksi virus yang menyebabkan demam, sakit tenggorokan, dan radang kelenjar getah bening di leher.
-
Leukemia limfositik kronis, yaitu kanker darah akibat gangguan pada sumsum tulang.
-
Adanya endapan kalsium atau batu pada area tonsil atau amandel.
Baca juga: Jangan Salah, Ini Bedanya Radang Amandel dan Radang Tenggorokan
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, pengobatan biasanya dilakukan dengan mengeluarkan nanah melalui penyedotan yang dilakukan dengan menggunakan jarum. Penyedotan dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada abses dengan pisau bedah, sehingga nanah dapat mengalir keluar.
Jika cara tersebut belum cukup mengatasi abses peritonsil, maka prosedur tonsilektomi diperlukan guna mengangkat amandel. Tonsilektomi sendiri merupakan prosedur pengangkatan amandel yang dilakukan guna melawan infeksi kuman yang terhirup dan tertelan.
Abses peritonsil dapat dicegah dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Selain itu, berhenti merokok juga diperlukan untuk menghindari pemicu terjadinya penyakit ini. Jangan lupa, segera lakukan pemeriksaan diri jika mengalami serangkaian gejalanya untuk mendapatkan penanganan intensif dan tepat untuk menghindari sejumlah komplikasi berbahaya.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2019. Peritonsillar Abscess.
WebMD. Diakses pada 2019. Peritonsillar Abscess.