Waspada 3 Efek Samping Ketika Alami Keracunan Monoksida
Halodoc, Jakarta - Karbon monoksida atau CO adalah gas yang tidak berbau dan tidak berwarna. Gas ini sering dijumpai dalam pembakaran yang dihasilkan oleh pemanas, perapian, pemanggang arang, knalpot kendaraan bermotor, dan generator portabel. Setiap orang terpapar sejumlah kecil karbon monoksida setiap harinya. Namun, jika terlalu banyak, waspada keracunan karbon monoksida.
Gas CO meningkat menuju tingkatan yang lebih berbahaya ketika asap pembakaran terperangkap dalam ruang dengan kondisi ventilasi buruk atau tertutup, misalnya garasi. Menghirup asap ini menyebabkan CO menumpuk pada aliran darah, sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan yang parah.
Setelah gas ini dihirup, ia memasuki aliran darah dan bercampur dengan hemoglobin (bagian sel darah merah yang bertugas membawa oksigen) dan membentuk karboksihemoglobin. Ketika ini terjadi, darah tidak lagi mampu membawa oksigen, dan kekurangan oksigen pada tubuh menyebabkan sel dan jaringan tubuh rusak dan mati.
Baca juga: 10 Faktor yang Menjadi Risiko Keracunan Karbon Monoksida
Keracunan karbon monoksida disebabkan oleh menghirup asap pembakaran secara berlebihan. Ketika terlalu banyak karbon monoksida di udara yang terhirup oleh tubuh, oksigen di dalam tubuh terganti dengan gas beracun ini. Kondisi ini mencegah oksigen mengalir ke seluruh tubuh. Tidak hanya pada knalpot kendaraan, paparan gas karbon monoksida dari asap kebakaran pun bisa memicu keracunan jika dihirup berlebihan.
Efek Samping Akibat Keracunan Monoksida
Lalu, apa saja efek samping yang bisa terjadi akibat keracunan monoksida? Paparan karbon monoksida yang lama dan signifikan menyebabkan komplikasi serius, termasuk kerusakan otak dan masalah jantung.
Dalam kasus yang parah, akibat keracunan monoksida bisa berupa kematian. Efek keracunan monoksida yang parah ini termasuk sesak napas, nyeri dada, kejang, dan hilang kesadaran. Sekitar 10 hingga 15 persen orang dapat mengalami komplikasi jangka panjang.
-
Kerusakan Otak
Paparan karbon monoksida yang terlalu lama menyebabkan masalah memori dan sulit berkonsentrasi. Hal ini juga menyebabkan kehilangan penglihatan dan gangguan pendengaran.
Baca juga: 7 Pencegahan di Rumah Agar Terhindar dari Keracunan Karbon Monoksida
Pada kasus yang jarang terjadi, keracunan karbon monoksida yang parah dapat menyebabkan Parkinsonisme, dengan gejala berupa tremor, kekakuan, dan melambatnya motorik tubuh. Parkinsonisme tidak sama dengan penyakit Parkinson yang merupakan kondisi neurologis degeneratif terkait dengan penuaan.
-
Penyakit Jantung
Penyakit jantung koroner adalah kondisi serius lain yang berkembang akibat keracunan monoksida jangka panjang. Kondisi ini terjadi karena suplai darah jantung tersumbat atau terganggu oleh penumpukan zat lemak di arteri koroner. Jika suplai darah terbatas, maka terjadi nyeri dada atau angina. Apabila arteri koroner tersumbat total, maka serangan jantung bisa terjadi.
-
Bayi di dalam Janin
Tidak hanya pada anak, remaja, dewasa, dan lansia, paparan karbon monoksida jangka panjang juga berbahaya bagi ibu hamil berikut janin yang berada di dalam kandungan. Bayi yang terkena paparan monoksida berisiko lahir dengan berat badan rendah, mengalami kematian prenatal, hingga pada masalah perilaku.
Baca juga: Jangan Dikira Sama, Ini Bedanya Angin Duduk dan Serangan Jantung
Lalu, bagaimana akibat keracunan monoksida ini dicegah? Kamu bisa bertanya langsung pada dokter bagaimana tindakan pencegahan terbaik terhadap gas beracun ini. Gunakan aplikasi Halodoc supaya tanya jawab yang kamu lakukan lebih mudah. Aplikasi Halodoc ini sudah tersedia dan bisa kamu download secara gratis di ponsel kamu.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan