Warna-Warni Hidup dengan Sindrom Asperger

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   14 Oktober 2019
Warna-Warni Hidup dengan Sindrom AspergerWarna-Warni Hidup dengan Sindrom Asperger

Halodoc, Jakarta – Menjaga kesehatan ibu dan janin harus menjadi perhatian saat masa kehamilan. Banyak penyakit yang dapat dialami oleh anak akibat gangguan kesehatan yang terjadi ketika ibu menjalani masa kehamilan, salah satunya adalah sindrom Asperger.

Baca juga: Sindrom Asperger Sebabkan Gangguan Motorik, Ini Penjelasannya

Sindrom Asperger adalah gangguan yang terjadi pada bagian saraf atau neurologis anak dan masuk dalam kategori gangguan spektrum autisme. Perlu diingat, sindrom Asperger berbeda dengan kondisi autisme. Ibu jangan khawatir, dukungan keluarga dapat membuat pengidap sindrom Asperger tetap berkarya dan memiliki kualitas hidup yang baik. Yuk, ketahui warna-warni kehidupan pengidap Asperger, ini ulasannya.

1. Pengidap Sindrom Asperger Lebih Cepat Menyerap Informasi

Pengidap Asperger tidak memiliki kesulitan ketika belajar sesuatu hal yang baru, misalnya menyerap ilmu pengetahuan dan berbahasa. Pengidap sindrom Asperger bahkan bisa lebih cepat menyerap kosakata baru, berbahasa, dan memiliki kecerdasan di atas rata-rata. 

2. Sindrom Asperger Berbeda dengan Autisme

Meskipun masuk dalam spektrum autisme, pengidap sindrom Asperger berbeda dengan pengidap autisme. Pengidap sindrom Asperger dapat dikategorikan sebagai autisme ringan. Berbeda dengan pengidap autisme, pengidap sindrom Asperger mampu menjalani fungsi dan aktivitas sehari-hari meskipun membutuhkan waktu lebih panjang untuk melakukan penyesuaian terhadap suatu kegiatan yang baru.

3. Pengidap Sindrom Asperger Kerap Jalani Rutinitas yang Repetitif

Pengidap sindrom Asperger tidak menyukai suatu kegiatan baru dan lebih senang untuk melakukan rutinitas. Umumnya pengidap Asperger melakukan kegiatan yang sama setiap harinya dengan jadwal yang berurutan. Perubahan yang terjadi pada jadwal atau kegiatan setiap harinya bisa membuat pengidap sindrom Asperger alami kecemasan, panik, dan gelisah.

Baca juga: Memilih Sekolah yang Tepat untuk Pengidap Sindrom Asperger

4. Memiliki Ketertarikan pada Suatu Objek

Pengidap sindrom Asperger memiliki perasaan ketertarikan terhadap suatu objek yang begitu besar. Pengidap sindrom Asperger bisa menjadikan ketertarikan yang mereka rasakan menjadi passion. Ketika mereka menyukai mengoleksi suatu barang, ia mengetahui secara detail setiap barang yang dikoleksi.

5. Bisa Hidup Secara Normal

Sebaiknya ibu jangan khawatir, dengan dukungan dan pengobatan nyatanya pengidap sindrom Asperger dapat hidup secara normal. Dokter akan melakukan evaluasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis dan CT Scan untuk memastikan kondisi anak. Setelah itu, anak bisa melakukan terapi untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Ada beberapa terapi yang bisa dilakukan, seperti:

6. Terapi Modifikasi Perilaku

Terapi ini dilakukan untuk mendukung kegiatan dan perilaku positif pada anak. Selain itu, kemampuan berkomunikasi anak akan ditingkatkan dengan terapi modifikasi perilaku.

7. Terapi Kemampuan Sosial

Terapi ini dilakukan untuk mengajarkan anak cara bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain.

8. Terapi Wicara dan Fisik

Terapi ini membantu anak untuk menjalani kegiatan dan aktivitas sehari-hari.

9. Pendidikan Khusus

Biasanya, pendidikan ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan pengidap sindrom Asperger yang berbeda-beda.

Baca juga: Anak Mengidap Sindrom Asperger, Orangtua Harus Tahu Ini

Hingga saat ini, penyebab sindrom Asperger belum diketahui secara pasti.  Ada beberapa faktor yang meningkatkan anak alami sindrom Asperger, seperti kondisi ibu ketika menjalani kehamilan, faktor genetik, faktor lingkungan, dan adanya kelainan pada otak. Meskipun tidak dapat dicegah, diagnosis dan perawatan sejak dini dapat membantu pengidap sindrom Asperger mendapatkan kualitas hidup yang sama dengan anak-anak lain.

Referensi:
Web MD. Diakses pada 2019. Asperger’s Syndrome
Autism Speaks. Diakses pada 2019. What Is Asperger Syndrome?