Wanita Lebih Rentan Terkena PTSD Dibandingkan Pria
Halodoc, Jakarta – PTSD alias post-traumatic stress disorder merupakan sebuah gangguan stres pascatrauma. Semua orang dari segala usia bisa saja mengalami gangguan ini, tapi risiko PTSD disebut lebih besar pada wanita. Benarkah?
Kondisi yang mengganggu kejiwaan ini dipicu oleh kejadian tragis yang pernah disaksikan atau dialami sendiri. Misalnya, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, pernah mengalami pemerkosaan, perampokan, hingga pengalaman di medan perang.
PTSD bisa terjadi ke siapa saja, pada usia berapa saja, bahkan bisa menyerang anak-anak. Meski demikian, risiko gangguan ini disebut lebih besar ke wanita, bahkan hingga dua kali lipat. Pasalnya, wanita lebih rawan mengalami pengalaman traumatis dibandingkan pria, salah satunya mengalami pelecehan seksual. Wanita pun cenderung menyalahkan diri sendiri saat mendapat pengalaman traumatis, sehingga lebih mudah terserang penyakit mental.
Gangguan PTSD masuk dalam kategori kecemasan yang membuat pengidapnya sulit untuk melupakan kejadian traumatis yang pernah dialami. Malahan, orang yang mengalami kondisi ini cenderung sering berpikir negatif terhadap diri sendiri dan dunia disekitarnya. Pikiran-pikiran seperti itu bisa memengaruhi pandangan hidup yang pada akhirnya membuat PTSD rentan terjadi.
Gejala PTSD yang Harus Diketahui
Tidak semua orang yang mengalami kejadian traumatis pasti akan berujung dengan PTSD. Namun, risiko gangguan ini menjadi lebih tinggi kepada orang-orang yang memiliki pengalaman seperti itu.
Gejala yang muncul karena penyakit ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama yang berhubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Lantas, apa saja gejala PTSD yang umum terjadi?
1. Bertindak Impulsif
Pengidap PTSD sering mengalami perubahaan emosi secara acak, baik secara fisik maupun emosi. Kondisi ini pada akhirnya mendorong tindakan yang impulsif, sulit berkonsentrasi, mudah takut dan terkejut, mudah kesal dan marah, hingga kesulitan tidur.
2. Selalu Berpikiran Negatif
Ingatan dari kejadian traumatis yang dialami sering mengganggu dan membuat pengidap PTSD tidak nyaman. Misalnya, ingatan tentang detail mengerikan dari kejadian tragis tersebut. Seringnya ingatan tersebut muncul begitu saja atau menjadi mimpi buruk di malam hari dan mendorong orang tersebut selalu berpikiran negatif.
3. Putus Asa
Pengidap PTSD cenderung memiliki perasaan negatif terhadap diri sendiri atau orang lain. Tak hanya itu, gangguan mental ini pun bisa membuat pengidapnya merasa putus asa dalam menghadapi masa depan.
Pada sebagian kasus PTSD, gejala yang dialami biasanya membaik setelah beberapa minggu tanpa ada penangan khusus. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan gejala bertambah parah. Gejala tersebut bisa menyebabkan pengidap PTSD tidak memiliki gairah untuk menjalani aktivitas harian, tidak bersemangat, bahkan menimbulkan gangguan kesehatan tertentu.
Jika hal ini yang terjadi, maka pengidap PTSD harus segera mendapatkan penanganan lebih lanjut. Tujuannya untuk meringankan gejala dan menghindari hal-hal buruk terjadi. Salah satunya adalah menghindari komplikasi penyakit dari gangguan yang terjadi. Pengobatan yang dibutuhkan merupakan kombinasi terapi psikologis dan pemberian obat khusus.
Cari tahu lebih lanjut mengenai PTSD dan gangguan mental lain dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi paling lengkap dan terpercaya dari dokter berpengalaman. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Baca juga:
- Emosi Meledak-Ledak, Tanda Mental yang Tidak Stabil?
- Orang Bisa Kena PTSD Tanpa Disadari
- 4 Gangguan Mental yang Terjadi Tanpa Disadari
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan