Wanita Harus Tahu, Ini Dampak Hormon Estrogen Rendah
Halodoc, Jakarta - Meski terdapat pula dalam tubuh pria, tetapi hormon estrogen diproduksi lebih banyak dalam tubuh wanita. Hal ini karena dalam tubuh wanita, hormon estrogen mengemban peran cukup besar. Mulai dari membantu perkembangan seksual pada remaja perempuan saat pubertas, mengatur penebalan dinding rahim selama siklus menstruasi dan kehamilan, mendorong pertumbuhan payudara, hingga mengatur metabolisme tulang dan glukosa.
Lalu, apa yang terjadi pada tubuh wanita jika kadar hormon estrogen terlalu rendah? Ada beberapa dampak yang akan terjadi, yaitu:
-
Nyeri saat berhubungan intim akibat berkurangnya lubrikasi Miss V.
-
Peningkatan risiko infeksi saluran kemih akibat menipisnya dinding uretra.
-
Menstruasi tidak teratur, atau bahkan tidak mengalami menstruasi.
-
Perubahan suasana hati yang ekstrem.
-
Payudara terasa nyeri.
-
Hot flashes.
-
Sering nyeri kepala dan meningkatnya frekuensi atau intensitas migrain yang memang sudah sering dialami.
-
Depresi.
-
Kesulitan berkonsentrasi.
-
Kelelahan.
-
Tulang yang lebih rapuh, sehingga mudah patah.
Baca juga: Perempuan Perlu Tahu, 7 Faktor Penyebab Menopause Dini
Jika dibiarkan tanpa mendapat pengobatan, hormon estrogen yang rendah dapat menyebabkan masalah kesuburan. Oleh karena itu, jika mengalami tanda-tanda seperti yang telah disebutkan tadi, lakukan diskusi dengan dokter di aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat atau Voice/Video Call, kamu bisa obrolkan langsung apapun yang ingin kamu tanyakan seputar hormon estrogen dan gejala yang kamu alami.
Hal-Hal yang Menyebabkan Rendahnya Hormon Estrogen
Pada dasarnya, hormon estrogen dihasilkan di indung telur atau ovarium. Jadi, segala gangguan yang memengaruhi ovarium dapat mengancam produksi hormon estrogen. Namun, ada beberapa hal lain yang juga dapat memicu menurunnya produksi hormon estrogen, yaitu:
-
Olahraga berlebihan.
-
Anoreksia.
-
Fungsi kelenjar pituitari yang rendah.
-
Kegagalan organ ovarium, dapat diakibatkan oleh defek genetik, toksin, ataupun kondisi autoimun.
-
Gagal ginjal kronis.
Perlu diketahui bahwa penurunan kadar hormon estrogen pada wanita berusia di atas 40 tahun dapat menjadi tanda-tanda datangnya menopause. Masa transisi ini disebut perimenopause. Pada masa ini, ovarium akan tetap memproduksi estrogen, tetapi dalam jumlah sedikit hingga akhirnya berhenti sama sekali atau menopause.
Baca juga: 4 Cara Hadapi Menopause Bagi Wanita Berusia 40an
Bagaimana Penanganan untuk Hormon Estrogen Rendah?
Untuk menangani kondisi hormon estrogen rendah, dokter biasanya akan memberikan estrogen buatan, baik melalui oral, vagina, maupun suntik. Estrogen buatan ini dapat membantu menurunkan risiko terjadinya patah tulang, penyakit kardiovaskular, dan ketidakseimbangan hormon lainnya.
Terapi estrogen ini dapat dilakukan jangka panjang, dan biasa dianjurkan untuk wanita yang mendekati masa menopause atau yang menjalani operasi pengangkatan rahim. Di luar kasus tersebut, terapi biasanya hanya diberikan selama 1–2 tahun. Hal ini dikarenakan terapi estrogen bisa meningkatkan risiko kanker.
Kekurangan hormon estrogen sebenarnya bisa dengan mudah diatasi, asal dilakukan diagnosis dan penanganan yang tepat. Oleh karena itu, jika mengalami berbagai tanda rendahnya hormon estrogen, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter, ya. Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Jadi, pastikan kamu sudah download aplikasinya di ponselmu, ya.
Baca juga: Cara Melewati Masa Menopause Tanpa Rasa Cemas
Sebab, hormon estrogen merupakan hormon yang penting bagi kesehatan, terutama bagi wanita. Perlu diketahui juga bahwa kelainan genetik, riwayat masalah hormonal dalam keluarga, dan penyakit tertentu dapat menyebabkan kadar hormon estrogen menjadi rendah. Kadar estrogen yang dapat mengganggu perkembangan dan fungsi seksual, serta berbagai kondisi lain, seperti risiko obesitas, osteoporosis, dan penyakit kardiovaskular.