Wajib Tahu, Ini 3 Mitos dan Fakta Seputar Badai Sitokin

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   17 Oktober 2022

“Ada beberapa fakta penting yang perlu diketahui seputar badai sitokin. Termasuk apa saja yang bisa jadi penyebabnya.”

Wajib Tahu, Ini 3 Mitos dan Fakta Seputar Badai SitokinWajib Tahu, Ini 3 Mitos dan Fakta Seputar Badai Sitokin

Halodoc, Jakarta – Badai sitokin adalah sekelompok kondisi medis di mana sistem kekebalan tubuh menghasilkan terlalu banyak sinyal inflamasi. Gejalanya bisa ringan dan mirip dengan flu atau parah dan mengancam jiwa, berpotensi menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

Kondisi ini mulai banyak dikenal setelah menjadi risiko serius infeksi coronavirus atau COVID-19. Simak mitos dan faktanya dalam pembahasan berikut ini!

Mitos dan Fakta Seputar Badai Sitokin

Berikut ini beberapa mitos dan fakta penting mengenai badai sitokin:

1. Badai Sitokin adalah Penyakit

Badai sitokin adalah respons imun yang berlebihan yang dapat menyebabkan masalah serius. Ini bukan merupakan penyakit, melainkan suatu sindrom. Masalah medis serius yang dapat terjadi karena beberapa masalah mendasar. 

Dalam keadaan normal, sitokin membantu mengoordinasikan respons sistem kekebalan untuk menangani zat menular, seperti virus atau bakteri. Masalahnya, terkadang respons peradangan tubuh bisa lepas kendali. Ini menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan.

Terkadang tubuh memproduksi terlalu banyak sitokin inflamasi dan tidak cukup sitokin yang mengontrol peradangan. Sitokin inflamasi mulai “menyerbu” di luar kendali, tanpa umpan balik yang cukup dari sitokin antiinflamasi. Inilah yang disebut badai sitokin.

2. Badai Sitokin Hanya Terjadi Karena COVID-19

Kebanyakan orang dengan COVID-19 tidak mengembangkan badai sitokin dan gejalanya. Orang-orang tertentu mungkin lebih rentan mengalaminya dari COVID-19 jika mereka memiliki gen spesifik yang membuat sistem kekebalan mereka bereaksi dengan cara tertentu.

Namun, jika dikatakan bahwa kondisi ini hanya terjadi karena COVID-19, tentunya keliru. Sebab, ada beberapa kemungkinan penyebab lain, seperti:

  • Sindrom Genetik. Misalnya orang dengan kondisi yang disebut familial hemophagocytic lymphohistiocytosis (HLH). Cacat genetik ini menyebabkan masalah spesifik pada sel sistem kekebalan tertentu.
  • Infeksi. Misalnya karena virus, bakteri, dan agen infeksius lainnya. 
  • Penyakit Autoimun. Misalnya still’s disease, systemic juvenile idiopathic arthritis (JIA), dan lupus.
  • Penyebab Lainnya. Seperti efek samping terapi leukemia (CAR-T), imunoterapi, transplantasi organ atau sel induk. 

3. Tidak Ada Obat untuk Badai Sitokin

Perawatan suportif adalah bagian penting dari pengobatan badai sitokin. Terkadang seseorang mengalami gejala yang parah, seperti kesulitan bernapas. 

Mereka mungkin membutuhkan perawatan di unit perawatan intensif, seperti:

  • Pemantauan intensif tanda-tanda vital.
  • Dukungan ventilasi.
  • Cairan yang diberikan secara intravena.
  • Manajemen elektrolit.
  • Hemodialisis.

Dalam beberapa situasi, dimungkinkan untuk mengobati sumber yang mendasari badai sitokin. Misalnya, jika ini disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik dapat membantu.

Namun, dalam banyak kasus pengobatan langsung untuk kondisi yang mendasarinya tidak tersedia, dan dokter harus mencoba pendekatan lain untuk mencoba mengurangi respons imun. Namun, ini sangat rumit, karena sistem kekebalan memiliki begitu banyak bagian yang berbeda.

Dalam melawan infeksi, mungkin ideal untuk mengurangi satu bagian dari respons imun sambil membiarkan bagian lain bekerja secara normal, atau bahkan memperkuatnya.

Banyak terapi yang berbeda telah dicoba, tetapi belum ada cara terbaik untuk mengobati badai sitokin dalam semua keadaan. Pilihan terbaik mungkin agak bergantung pada penyebab spesifik dari kondisi ini.

Misalnya, kortikosteroid tampaknya sangat membantu orang dengan badai sitokin karena penyakit autoimun yang mendasarinya. Namun, tidak jelas apakah ini adalah pilihan terbaik untuk kondisi infeksi, seperti pada COVID-19.

Waktu mungkin juga penting untuk terapi yang efektif, karena perawatan yang mungkin membantu pada awalnya mungkin tidak efektif di kemudian hari, dan sebaliknya. Mungkin juga ada banyak variabilitas dalam cara orang merespons terapi semacam itu.

Di masa lalu, beberapa perawatan telah dicoba untuk badai sitokin dengan beberapa keberhasilan yang beragam, termasuk:

  • Aspirin.
  • Kortikosteroid.
  • Obat-obatan yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti siklosporin.
  • Terapi biologis yang memblokir sitokin tertentu.
  • Pertukaran plasma (plasmapheresis).
  • Obat statin.

Itulah pembahasan mengenai mitos dan fakta seputar badai sitokin. Jika kamu mengalami masalah kesehatan apapun, segera periksakan diri ke dokter. Lalu, jika dapat resep, download Halodoc saja untuk cek kebutuhan medis kamu dengan mudah.

Referensi:
Very Well Health. Diakses pada 2022. What Is Cytokine Storm Syndrome?
Healthline. Diakses pada 2022. Cytokine Storm and COVID-19: How Are They Connected?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan