Wajib Tahu, Albinisme Bisa Sebabkan Fotofobia
Halodoc, Jakarta – seseorang yang mengalami albinisme atau albino biasanya akan menghadapi tantangan kestabilan emosi dan membina hubungan sosial dengan orang di sekitar. Pengidap albinisme akan terlihat berbeda dengan keluarganya, kemudian hal ini dapat berdampak pada perasaannya.
Tidak jarang pengidap albinisme mengalami bullying atau diolok-olok mengenai penampilannya, mulai dari mendapat julukan, dipertanyakan penampilan kulit, rambut, hingga penampilannya yang berkacamata. Semua hal tersebut dapat mengakibatkan pengidap albinisme menjadi stres, rendah diri, dan terisolasi dari lingkungan sekitar.
Komplikasi yang dialami pengidap albinisme tidak hanya mengenai tantangan mental terhadap orang-orang di sekitar. Namun, pengidap albinisme juga menghadapi komplikasi pada bagian fisik lainnya. Simak komplikasi yang dialami pengidap albinisme berikut ini.
Gangguan Penglihatan
Komplikasi yang paling sering muncul akibat albinisme adalah gangguan penglihatan. Kamu perlu mengetahui tanda-tanda, pencegahan, dan penanganan gangguan penglihatan orang dengan albinisme berikut ini:
1. Fotofobia
Pengidap albinisme biasanya memiliki penglihatan yang sangat peka terhadap cahaya (fotofobia). Cahaya dari sinar matahari atau lampu yang terlalu silau bisa membuatnya sakit kepala atau nyeri pada bagian mata. Fotofobia merupakan rasa takut abnormal pada cahaya. Fotofobia dapat menyebabkan mata menjadi sakit, bahkan dalam kondisi cahaya yang relatif rendah.
Fotofobia juga merupakan kondisi umum yang terjadi ketika migrain. Beberapa orang mengalami fotofobia dalam kesehariannya. Selain itu, fotofobia juga terjadi pada pengidap albinisme. Untuk itu, selalu sediakan kacamata hitam atau kacamata dengan lensa gelap untuk menangkal sinar yang terlalu silau.
2. Mata Plus atau Minus
Pengidap albinisme mungkin sudah menunjukkan gejala-gejala mata plus atau minus sejak kecil. Perhatikanlah jika anak kamu atau kamu sendiri mengalami kesulitan membaca atau sering mengeluh sakit kepala. Mata plus atau minus bisa ditangani dengan menjalani pemeriksaan mata dan mengenakan kacamata. Selain kacamata, kamu juga bisa memakai lensa kontak untuk membantu mempertajam penglihatan.
3. Low Vision
Low vision atau penglihatan lemah bisa membuat seseorang sulit melihat dalam cahaya redup, tidak melihat benda-benda di sekitar , dan sulit membedakan warna yang terlalu kontras. Dalam beberapa kasus, orang dengan low vision bahkan nyaris mengalami kebutaan.
Pengidap low vision bisa beraktivitas seperti biasa dengan alat bantu penglihatan, misalnya dengan teleskop jarak jauh atau kaca pembesar. Bahkan, seseorang yang mengalami albinisme mungkin juga memerlukan latihan membaca dengan huruf braille.
4. Mata Juling
Mata juling atau strabismus biasanya muncul sejak kecil. Kondisi ini bisa diatasi dengan mengenakan kacamata khusus agar pandangan lebih fokus. Bahkan, dokter mungkin menyarankan memakai penutup di sebelah mata yang lebih sehat agar mata satunya semakin terlatih. Dalam beberapa kasus, pengidap mungkin dianjurkan untuk menjalani operasi, supaya kedua mata lebih selaras.
5. Masalah Kulit
Selain gangguan penglihatan seperti fotofobia, juling, dan rabun, komplikasi albinisme yang sering terjadi adalah masalah kulit. Simak masalah kulit berikut ini yang mungkin terjadi, serta cara mencegahnya:
6. Terbakar Matahari
Orang yang mengidap albinisme lebih rentan terbakar matahari daripada orang pada umumnya. Jika kamu harus bepergian saat matahari bersinar terik, kenakan selalu topi dan pakaian tertutup. Jangan keluar rumah tanpa sunblock (tabir surya) paling rendah SPF 30. Pilihlah sunblock yang melindungi kulit dari radiasi sinar UVA dan UVB dan oleskan kira-kira 15 menit sebelum keluar ruangan.
7. Kanker Kulit
Kulit orang yang mengidap albinisme biasanya sangat pucat, sehingga risiko kanker kulit pun semakin tinggi. Oleh karena itu, sebaiknya pengidap albinisme tidak terkena sengatan matahari langsung. Selain itu, sebaiknya pengidap albinisme juga perlu rutin cek kulit jika ada gejala-gejala kanker kulit. Bila muncul gejalanya, langsung periksakan ke dokter. Pastikan juga untuk menjalani gaya hidup dan pola makan sehat demi menangkal radikal bebas penyebab kanker kulit.
8. Stres atau Depresi
Komplikasi tidak berhenti hanya pada masalah fisik, pengidap albinisme juga harus berjuang melawan komplikasi mental karena tekanan sosial yang dihadapinya. Akibat rendahnya pendidikan serta kesadaran masyarakat tentang albinisme, pengidap albinisme masih sering terkucilkan, diolok-olok, bahkan ditindas.
Untuk itu, perhatikanlah jika kamu atau putra-putri kamu mengalami gejala dan depresi, misalnya sulit tidur, nafsu makan meningkat atau menurun drastis, tidak bisa konsentrasi, merasa sedih, putus asa selama berminggu-minggu, sakit kepala atau sakit perut tanpa sebab, atau keinginan untuk bunuh diri. Seseorang dengan albinisme juga biasanya akan kesulitan bergaul, karena merasa dirinya berbeda atau tidak diterima oleh lingkungannya.
Bagi kamu yang mengalami masalah mental disebabkan albinisme, kamu bisa berdiskusi dengan psikolog atau psikiater di Halodoc. Kamu tidak perlu keluar rumah untuk bertemu dokter, demi menjaga diri dari paparan sinar matahari langsung. Diskusi dengan dokter melalui aplikasi Halodoc bisa dilakukan di rumah. Kamu hanya perlu download aplikasi di Google Play atau App Store untuk berdiskusi via Chat atau Voice/Video Call.
Baca juga:
- Pigmentasi Pengaruhi Warna Kulit Wanita
- 4 Bahaya Kehamilan Sedarah
- Masih Muda Sudah Ubanan? Ini Penyebabnya
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan