Virus Zika Bisa Jadi Obat Kanker Otak, Benarkah?
“Di balik ganasnya virus zika, ternyata virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes ini bisa dimanfaatkan untuk mengatasi kanker otak jenis glioblastoma pada orang dewasa. Menurut penelitian, virus zika efektif membunuh sel punca punca glioblastoma, tanpa memengaruhi sel otak normal pengidapnya”
Halodoc, Jakarta - Sudah tak asing kan dengan virus Zika? Virus yang disebabkan nyamuk Aedes ini sempat menjadi perhatian masyarakat kita pada 2014 hingga pertengahan tahun 2015. Virus ini bisa membunuh sel punca otak yang melimpah di masa perkembangan janin. Alhasil, perkembangan otak janin jadi terhambat dan terjadi kondisi mikrosefali.
Infeksi virus Zika pada bayi dan anak-anak memang telah menjadi perhatian dunia. Namun, siapa yang menyangka kalau virus Zika bermanfaat untuk pengobatan kanker otak pada orang dewasa. Lo, kok bisa?
Baca Juga: Ketahui 4 Cara Penularan Virus Zika
Cara Virus Zika Mengatasi Kanker Otak
Kanker otak merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal pada otak yang bersifat ganas. Sel kanker ini bisa mengambil ruang, darah, dan nutrisi sehat dari sel-sel sehat di dalam tubuh. Nah, menyoal virus zika dan kanker otak ini merujuk pada glioblastoma. Glioblastoma adalah salah satu jenis kanker ganas yang tumbuh di otak atau sumsum tulang belakang.
Menurut studi yang dipublikasikan The Journal of Experimental Medicine, glioblastoma adalah kondisi mematikan yang terjadi akibat sel punca kanker yang membelah dan membuat sel tumor lainnya. Sel-sel ini kebal terhadap kemoterapi dan radiasi sehingga sering menampakkan diri kembali setelah perawatan.
Melalui penelitian tersebut, dilakukan serangkaian tes untuk mematikan sel induk glioblastoma yang menggunakan virus Zika. Para peneliti berhipotesis bahwa orang dewasa tidak memiliki banyak sel punca otak yang aktif, sehingga virus Zika dapat digunakan untuk hanya membunuh kanker otak jenis glioblastoma.
Terdapat dua tahapan penelitian untuk menguji hal ini. Dalam penelitian pertama, pengujian dilakukan di piring laboratorium. Hasilnya menunjukkan, virus Zika efektif menarget dan membunuh sel punca glioblastoma, tanpa banyak memengaruhi sel otak normal orang dewasa.
Pada penelitian kedua, pengujian dilakukan menggunakan seekor tikus yang disuntikkan virus Zika yang disesuaikan dengan hewan tersebut pada bagian tumor glioblastoma. Dalam penelitian tersebut diketahui tanpa penyuntikan virus Zika, tikus bisa mati dalam waktu satu bulan. Sementara yang mendapatkan suntikan masih bertahan hidup setelah dua bulan.
Selain itu, para peneliti berencana untuk melakukan modifikasi virus Zika secara genetis agar lebih aman dalam proses penyembuhan. Uji perdananya di piring laboratorium memberikan hasil bahwa meski dilemahkan, virus Zika masih mampu membunuh sel induk glioblastoma.
Baca juga: Kena Cacar Air Bisa Turunkan Risiko Kanker Otak, Benarkah?
Menurut peneliti dari Washington University yang terlibat dalam studi tersebut, mengatakan kondisi ini adalah langkah pertama menuju pengembangan strain virus Zika yang aman dan efektif. Ke depannya, hal ini menjadi alat penting dalam neuro-onkologi dan pengobatan glioblastoma.
Hal yang perlu ditegaskan, masih membutuhkan penelitian lebih jauh sebelum melakukan metode ini pada manusia. Jika telah berhasil, terapi Zika dapat diiringi dengan terapi kanker otak lainnya. Selain Zika, virus lain yang sedang dilirik karena punya potensi untuk mengobati glioblastoma adalah virus campak, polio, dan herpes.
Dari Sakit Kepala sampai Perubahan Mood
Gejala kanker otak pada tiap individu bisa berbeda-beda. Kanker otak memiliki berbagai jenis dan gejala yang tidak serupa. Gejala kanker otak bisa bergantung pada letak, ukuran, dan tingkat keparahan perkembangan tumornya.
Umumnya, kanker otak ini menimbulkan gejala ketika tumor menekan bagian lain dari otak, atau bertambah besar dan memenuhi ruang dalam rongga kepala.
Menurut ahli di National Health Service UK dan sumber lainnya, gejala kanker otak bisa meliputi:
- Sakit kepala (sering kali lebih buruk di pagi hari dan saat batuk atau mengejan).
- Mual atau muntah (terjadi secara teratur atau sering).
- Masalah keseimbangan.
- Kebingungan dalam urusan sehari-hari.
- Kejang.
- Masalah pendengaran
- Masalah memori.
- Kesulitan berbicara.
- Kelemahan.
- Masalah penglihatan.
- Perubahan mood atau perilaku.
Baca Juga: Kenali Tanda & Cegah Virus Zika
Nah, bila dirimu mengalami gejala-gejala di atas, segera temui atau tanyakan pada dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Referensi:
Washington University School of Medicine. Diakses pada 2021. Zika virus helps destroy deadly brain cancer in mice.
Journal of Experimental Medicine. Diakses pada 2021. Zika virus has oncolytic activity against glioblastoma stem cells.
NHS UK. Diakses pada 2020. Malignant Brain Tumour (Cancerous).
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. Brain Tumors
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan