Vaksinasi AstraZeneca Dilanjutkan Kembali, Begini Faktanya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   01 April 2021
Vaksinasi AstraZeneca Dilanjutkan Kembali, Begini FaktanyaVaksinasi AstraZeneca Dilanjutkan Kembali, Begini Faktanya

Halodoc, Jakarta – Beberapa waktu lalu, vaksinasi AstraZeneca sempat dikabarkan dihentikan di Sulawesi Utara karena adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dengan kisaran 5-10 persen. KIPI adalah kejadian yang muncul ketika imunisasi diberikan. Bentuknya bisa jadi reaksi yang tidak diinginkan dari tubuh, mulai dari gejala ringan sampai parah.

Dari 4.012 penerima vaksin AstraZeneca di Sulawesi Utara, 257 orang diantaranya mengalami KIPI. Namun, Komnas KIPI menilai angka tersebut masih tergolong rendah, apalagi orang-orang yang mengalami KIPI sudah membaik. Atas dasar pertimbangan inilah vaksinasi AstraZeneca dilanjutkan kembali.

Baca juga: Picu Sebuah Penyakit, Vaksin COVID-19 AstraZeneca Ditangguhkan

KIPI adalah Kejadian yang Biasa

Sebenarnya KIPI adalah kejadian biasa dan kerap dialami oleh orang yang menerima vaksinasi. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan ketika penerima vaksinasi mengalami KIPI. Biasanya KIPI bersifat sementara dengan gejala ringan seperti bengkak, gatal, atau demam, yang menandakan vaksin sedang bekerja. Adapun manfaat dari vaksinasi jauh lebih besar ketimbang KIPI, sehingga ada baiknya vaksinasi tetap dilakukan. 

Perlu diketahui salah satu bentuk KIPI yang tergolong serius adalah syok anafilaksis. Ini adalah bentuk syok yang disebabkan oleh alergi berat ketika imun memberikan respons yang berlebihan kepada bahan yang masuk ke dalam tubuh.

Syok anafilaksis ini bisa berdampak pada kardiovaskuler, yaitu terjadinya perubahan iskemik atau bisa juga jantung berhenti. Kemudian obstruksi saluran pernapasan, diare dan muntah, serta kulit yang kemerahan. Sebenarnya kemungkinan terjadinya syok anafilaksis ini tidak hanya terjadi pada saat vaksinasi, tetapi juga pada paparan bahan kimia ataupun makanan untuk orang dengan riwayat hipersensitif.

Sebenarnya tidak hanya AstraZeneca, semua vaksin COVID-19 (dan vaksin untuk kondisi lainnya) bisa memberikan efek samping. Efek samping yang umum dari vaksinasi COVID-19 termasuk demam, menggigil, kelelahan, dan nyeri tubuh. Gejala ini biasanya berlangsung 1-2 hari dan mengonsumsi Paracetamol dapat mengurangi keparahan dalam banyak kasus. Kalau kamu malas keluar rumah untuk membeli obat, kamu bisa mendapatkannya dengan Halodoc

Sebagai tindakan pencegahan, semua orang diminta untuk menunggu di klinik selama 15-30 menit setelah pemberian vaksin sehingga dapat diamati reaksi yang mungkin terjadi. Jika individu tersebut memiliki riwayat alergi parah, periode pengamatan bisa diperpanjang lebih lama. 

Ada proses pemantauan dan pelaporan keamanan vaksin yang ketat (lokasi eksternal) yang diterapkan di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah untuk mendeteksi dan menangani masalah keamanan vaksinasi.

Baca juga: Berjuang Hasilkan Vaksin COVID-19, Ini Kandidatnya

Bagaimana Menangani Reaksi Vaksinasi

Efek ringan dari vaksinasi biasanya berupa ruam merah, gatal, bengkak, dan nyeri di area suntikan. Ruam bisa terjadi dimulai beberapa hari hingga lebih dari seminggu setelah suntikan pertama. Jika kamu mengalaminya setelah mendapat suntikan pertama, kamu tetap harus mendapatkan suntikan kedua pada interval yang disarankan jika jenis vaksinmu membutuhkan suntikan kedua. 

Beri tahu penyedia layanan vaksinasi kalau sebelumnya kamu mengalami efek samping vaksinasi pada suntikan pertama. Penyedia layanan vaksinasi mungkin merekomendasikan agar kamu mendapatkan suntikan kedua di lengan yang berlawanan.

Baca juga: Apakah Vaksin Corona Menimbulkan Efek Samping?

Jika ruam terasa gatal, kamu bisa minum antihistamin. Jika terasa nyeri, kamu bisa minum obat pereda nyeri seperti asetaminofen atau obat antiinflamasi non steroid (NSAID). Tidak perlu khawatir kalau vaksin tidak aman. Semua orang yang mendapatkan vaksin COVID-19 akan mendapatkan pemantauan. 

Sebelum memberikan vaksin kamu juga akan melakukan pemeriksaan kesehatan termasuk memeriksa denyut nadi serta informasi kesehatan lain. Gunanya adalah untuk memastikan kamu dalam kondisi prima menerima vaksin.

Referensi:
Kompas.com. Diakses pada 2021. Sempat Dihentikan Sementara karena KIPI, Vaksinasi AstraZeneca di Sulut Dilanjutkan, Ini Kronologinya.
Covid19.go.id. Diakses pada 2021. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Perlukah Khawatir?
Universitas Hasanuddin. Diakses pada 2021. Syok Anafilaksis.
Government of Western Australia Department of Health. Diakses pada 2021. Anaphylactic reactions to COVID-19 vaccines in Western Australia.