Vaksin Sebabkan Autisme? Ini Faktanya
Halodoc, Jakarta - Wajar jika orangtua mengkhawatirkan kondisi kesehatan buah hatinya. Apa saja selalu harus mendapatkan perhatian lebih, terutama soal vaksin. Pasalnya, beredar kabar bahwa vaksin yang diberikan memicu anak mengalami autisme dan membuat orangtua memutuskan untuk mempertimbangkan kembali atau tidak melakukan vaksinasi.
Padahal, vaksin penting untuk meningkatkan imunitas tubuh anak. Vaksin adalah memasukkan zat yang telah dilemahkan dalam tubuh untuk melawan penyakit yang berkaitan dengan jenis vaksin yang diberikan. Tidak diberikannya vaksin pada anak bisa membuat tubuhnya rentan terserang penyakit mematikan.
Vaksin dan Autisme, Bagaimana Sebenarnya Asal Mulanya?
Mulanya, muncul anggapan yang menunjukkan bahwa pemberian vaksin jenis MMR pada anak justru memicu gejala autisme. Tidak hanya itu, anak-anak yang mendapatkan vaksin tersebut mengalami masalah pada pencernaan mereka, yang diikuti dengan membesarnya saluran getah bening pada saluran pencernaan.
Baca juga: Vaksin Tetes atau Suntik? Kenali Bedanya
Anggapan tersebut mengacu pada pernyataan bahwa pemberian vaksin MMR memicu terjadinya peradangan pada bagian usus yang membuat protein bisa masuk dalam aliran darah dan mengalir ke otak. Protein ini yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada perkembangan anak.
Tidak berhenti sampai di situ. Thimerosal yang merupakan salah satu senyawa yang ditemukan dalam vaksin disinyalir bersifat toksin untuk sistem saraf. Memberi vaksin dalam waktu yang berdekatan dan bersamaan bisa membuat imunitas tubuh melemah yang berujung pada terjadinya autisme pada sang buah hati.
Bagaimana Faktanya?
Ternyata, vaksin MMR yang menjadi asal mula munculnya kontroversi ini tidak ada kaitannya dengan autisme. Pasalnya, gejala dari gangguan mental pada anak ini tidak diawali dengan gangguan pencernaan seperti penelitian tersebut. Tidak hanya itu, vaksin MMR tidak membuat usus menjadi meradang atau merusak membran yang berfungsi menjadi pelapis sistem pencernaan.
Baca juga: Ini Pentingnya Vaksin Rubella untuk Anak
Lalu, bagaimana dengan senyawa thimerosal yang terkandung di dalam vaksin? Senyawa etil merkuri pada thimerosal tidak terbukti menyebabkan autisme pada anak. Ini terlihat pada perbedaan gejala yang muncul pada autisme dan keracunan senyawa merkuri. Supaya membuat orangtua tidak khawatir, beberapa negara memutuskan untuk tidak lagi menggunakan thimerosal, sementara sisanya masih menggunakan dalam batasan yang masih wajar dan dibolehkan.
Sementara itu, imunisasi yang dilakukan dalam jangka waktu dekat dan bersamaan pun tidak menunjukkan kebenaran dalam kaitannya dengan autisme. Ini mengacu pada pentingnya orangtua untuk mengetahui segala hal tentang vaksin MMR. Misalnya, jika sang buah hati mengalami flu, pemberian vaksin sebaiknya ditunda hingga kondisi Si Kecil kembali pulih.
Bukan hanya itu, orang tua perlu memberikan keterangan dengan jelas, lengkap, dan benar pada dokter tentang kondisi medis anak, karena ini bisa mengacu pada boleh atau tidaknya vaksin MMR diberikan. Tanyalah pada dokter mengenai hal ini, supaya ibu menjadi lebih jelas dan tak lagi khawatir untuk melakukan vaksinasi pada anak.
Baca juga: Ketahui Prosedur dan Pentingnya Imunisasi MR untuk Anak
Ibu bisa bertanya langsung melalui aplikasi Halodoc. Layanan Tanya Dokter di aplikasi ini siap memberikan solusi terbaik untuk segala masalah kesehatan yang ibu atau Si Kecil alami. Caranya juga tidak sulit, ibu hanya perlu download aplikasi Halodoc di ponsel dan melakukan registrasi untuk bisa memanfaatkan segala kemudahan di dalamnya. Pakai sekarang yuk!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan