Update Terbaru, Sudah 34 Kasus Corona di Indonesia
Halodoc, Jakarta – Jumlah kasus COVID-19 di Indonesia terus bertambah sejak diumumkannya WNI pertama yang terkena corona, Senin (2/3) lalu. Sejak awal hingga minggu kedua Maret ini terjadi peningkatan, sampai akhirnya, Rabu (11/3) diumumkan kalau warga Indonesia yang terinfeksi COVID-19 sudah mencapai 34 orang.
Terjadi pertambahan jumlah, yang tadinya 27 orang pada Selasa (10/3), kini sudah ada pertambahan 7 orang. Dengan demikian, sudah 34 orang Indonesia yang positif COVID-19. Ketujuh orang tersebut diindikasi imported case, artinya penularan tersebut terjadi di luar Indonesia.
Virus Corona Kasus 28 sampai 34
Dilansir dari kompas.com berikut ini profil dan kondisi ketujuh orang tersebut:
- Kasus 28: laki-laki berusia 37 tahun, kondisi sakit ringan.
- Kasus 29: laki-laki berusia 51 tahun, kondisi sakit sedang tidak mengalami sesak pada dada.
- Kasus 30: laki-laki berusia 84 tahun, kondisi sakit sedang.
- Kasus 31: perempuan berusia 48 tahun, kondisi sakit ringan sedang.
- Kasus 32: laki-laki berusia 45 tahun, kondisi sakit ringan sedang.
- Kasus 33: laki-laki berusia 29 tahun, kondisi sakit ringan sedang.
- Kasus 34: laki-laki berusia 42 tahun, kondisi ringan sedang.
Baca juga: Begini Agar Anak Aman dari Virus Corona
Dari keseluruhan kasus COVID-19 di Indonesia, sampai saat ini dua telah dinyatakan sembuh, yaitu kasus 6 dan 14. Keduanya adalah imported case. Walaupun sudah diperiksa dan dinyatakan negatif COVID-19, tetapi keduanya diminta untuk mengisolasi diri dulu selama dua minggu.
WHO dalam rilis yang dikeluarkan secara resmi, Rabu (11/3) menyatakan kalau wabah COVID-19 adalah pandemi. Saat ini diperkirakan sudah ada 4.291 orang meninggal karena COVID-19. Centre for Disease Control and Prevention di Tiongkok mengungkapkan kalau dari 44.000 kasus yang mereka tangani, tidak ada anak usia di bawah 10 tahun yang meninggal karena COVID-19.
Persentase Kecil pada Anak
Sekitar 5 persen dari pasien yang dirawat di rumah sakit di Tiongkok memiliki penyakit kritis sebelumnya baru kemudian terinfeksi COVID-19. Anak-anak memiliki persentase kecil terinfeksi dengan virus corona, sedangkan orang dewasa paruh baya dan lansia memiliki persentase lebih besar.
Terkait gender dan usia, Sabra Klein, ilmuwan dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, yang khusus meneliti tentang pengaruh jenis kelamin terhadap infeksi virus dan respons vaksinasi mengatakan kalau laki-laki lebih berkemungkinan meninggal akibat infeksi dibandingkan dengan perempuan.
Salah satu faktornya adalah laki-laki menghasilkan respons imun yang lebih lemah, karena memiliki tingkat konsumsi tembakau, diabetes tipe 2, dan tekanan darah tinggi yang lebih besar daripada perempuan. Inilah yang justru dapat meningkatkan risiko komplikasi setelah infeksi.
Baca juga: 4 Tips Jaga Imunitas untuk Cegah Penularan Corona
Infeksi saluran pernapasan menjadi salah satu faktor yang dapat mempercepat komplikasi infeksi virus—jenis apapun itu. Sebenarnya, selain mengkhawatirkan dampak kesehatan fisik, hal yang perlu kita sadari juga dampak psikologis akibat penyebaran virus ini justru mengambil korban lebih besar ketimbang efek fisik dari penyakit itu sendiri. Hal ini dikatakan oleh Centre for Disease Control and Prevention Tiongkok.
Tentunya ini menjadi catatan buat kita untuk lebih tenang dan tidak panikan dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini. Adapun berbicara soal gejala tertular ataupun terinfeksi corona sangat bervariasi dan personal. Mulai dari tidak merasakan gejala sama sekali, sampai demam, batuk, dan untuk kasus yang lebih parah adalah mengakibatkan pneumonia sampai akhirnya kematian.
Butuh informasi lebih lengkap mengenai corona, penanganan corona, serta hal-hal lain terkait isu kesehatan, kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, atau buat janji dengan dokter di rumah sakit rujukan COVID-19 yang dekat tempat tinggalmu melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!