Tubuh Alami Hal Ini saat Mengidap Skleroderma
Halodoc, Jakarta - Sistem imunitas adalah hal yang sangat penting bagi tubuh, karena dapat melindungi tubuh dari serangan berbagai penyakit. Walau begitu, bagaimana jika sistem tersebut mengalami gangguan dan menyerang bagian tubuh yang sehat? Kondisi tersebut dalam dunia medis dikenal dengan penyakit autoimun. Salah satu gangguan autoimun yang dapat terjadi adalah skleroderma.
Skleroderma yang terjadi dapat menyebabkan pengerasan kulit. Gangguan tersebut adalah penyakit yang paling terlihat. Meski begitu, penyakit ini tidak dapat menular ke orang lain. Umumnya, skleroderma yang terjadi disebabkan oleh faktor keturunan. Apakah yang terjadi pada tubuh ketika mengidap penyakit ini? Simak ulasannya berikut!
Ini yang Terjadi Pada Tubuh ketika Terserang Skleroderma
Skleroderma adalah sebuah gangguan yang menyebabkan kulit dan jaringan ikat mengencang dan mengeras. Gangguan ini dapat dianggap sebagai penyakit rematik dan gangguan jaringan ikat. Selain itu, skleroderma juga disebut sebagai kondisi autoimun yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri.
Gangguan yang disebabkan penyakit autoimun ini terjadi karena jaringan normal pada tubuh diganti dengan jaringan berserat tebal dan padat. Seseorang yang mengalami skleroderma, sistem imunitasnya memicu sel-sel lain untuk menghasilkan lebih banyak kolagen atau protein.
Ketika kolagen terlalu banyak disimpan di dalam kulit dan organ tubuh, pengerasan dan penebalan pun terjadi. Gangguan ini mirip dengan proses terjadinya jaringan parut. Walaupun paling sering terjadi pada kulit, skleroderma dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya, seperti paru-paru, jantung, ginjal, otot, dan persendian. Jangan disepelekan, karena gangguan tersebut dapat berakibat fatal.
Baca juga: Gaya Hidup Sehat bagi Pengidap Skleroderma
Gejala yang Timbul ketika Skleroderma Terjadi
Gangguan yang disebabkan oleh penyakit autoimun ini dapat terjadi pada semua bagian tubuh. Selain itu, gejala yang timbul dari penyakit ini tergantung pada bagian tubuh mana yang terserang.
-
Kulit
Hampir semua orang terserang skleroderma mengalami pengerasan pada bercak kulitnya. Bercak tersebut dapat menutupi area yang luas pada anggota tubuh. Kulit mungkin akan terlihat mengkilap karena sangat kencang dan pergerakan area yang terserang dapat terbatas.
-
Jari Tangan atau Kaki
Gejala lainnya yang dapat terjadi pada jari tangan atau kaki adalah fenomena Raynaud. Kondisi tersebut dapat menyebabkan pembuluh darah kecil pada jari berkontraksi. Hal tersebut merupakan respons dari suhu dingin atau tekanan emosional. Saat terjadi, jari-jari kamu mungkin terasa sakit atau mati rasa.
-
Jantung, Paru-Paru, atau Ginjal
Skleroderma juga dapat memengaruhi fungsi jantung, paru-paru, atau ginjal dengan berbagai tingkat keparahan. Jika masalah ini tidak segera mendapatkan penanganan, kematian mungkin saja tidak dapat dihindari.
Untuk menghindari gangguan tersebut menjadi parah, kamu dapat bertanya tentang gejala skleroderma yang timbul. Hal tersebut harus dilakukan apabila telah terjadi pada organ-organ vital. Dokter dari Halodoc dapat membantu kamu mengenai hal tersebut. Kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc untuk mendapatkan layanan tersebut.
Baca juga: Apakah Penyakit Skleroderma Itu Menular?
Faktor yang Meningkatkan Risiko Skleroderma
Setiap orang berisiko mengalami gangguan ini, tetapi risiko lebih besar terjadi pada wanita dibandingkan pria. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terhadap skleroderma:
-
Faktor Keturunan
Seseorang yang memiliki gen tertentu lebih berisiko mengalami skleroderma. Maka dari itu, jika orangtua pernah mengalami penyakit ini, anak pun berisiko untuk mengalaminya.
-
Faktor Lingkungan
Disebutkan juga bahwa faktor lingkungan dapat menyebabkan skleroderma. Pada beberapa kasus, gejala dari gangguan ini dapat dipicu oleh paparan virus dan obat-obatan tertentu. Di samping itu, terpapar bahan kimia berbahaya juga dapat meningkatkan risiko tersebut.
-
Sistem Imunitas yang Lemah
Seseorang yang mempunyai sistem imun yang lemah lebih berisiko mengalami penyakit autoimun. Salah satunya adalah skleroderma. Pada kasus yang tidak jarang, pengidap skleroderma juga dapat mengalami gangguan autoimun lainnya.
Baca juga: Begini Pengobatan untuk Atasi Skleroderma
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan