Punya Rencana Bersalin di Rumah? Ini Tipsnya
Halodoc, Jakarta – Apakah ibu punya rencana melakukan persalinan di rumah? Tren back to nature, ternyata tidak hanya berlaku di dunia kecantikan dan medis, tetapi juga metode persalinan. Namun, seberapa aman persalinan di rumah?
Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Sciencedaily, perempuan hamil dengan risiko kesehatan yang rendah memiliki tingkat kematian bayi cukup signifikan ketika melakukan persalinan di rumah. Walaupun begitu, bukan berarti persalinan di rumah dilarang. Simak informasi edukatifnya di bawah ini!
Jangan Hanya Tren, Perhatikan Prosedurnya
Setelah beberapa public figure berbagi pengalaman mereka di media sosial saat bersalin di rumah, ibu milenial pun mulai melirik persalinan di rumah sebagai salah satu pilihan yang alami sekaligus kekinian.
Mereka yang memilih untuk bersalin di rumah memiliki berbagai alasan, seperti ingin memegang kendali atas persalinannya sendiri, mengikuti intuisi tentang kapan bayi ingin dilahirkan, ingin dibantu dengan sosok yang dirasa nyaman, ingin ayah dan kakak janin ikut menyaksikan proses persalinan, sehingga memiliki ikatan batin yang lebih kuat, serta ingin melahirkan di tempat yang paling dirasa nyaman, yaitu rumah.
Baca juga: Tanda Persalinan Muncul, Siapkan 3 Hal Ini
Meskipun demikian, terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan khususnya jika kehamilan memiliki kondisi sebagai berikut:
-
Posisi bayi sungsang.
-
Memiliki riwayat prematur atau sedang dalam usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
-
Usia kehamilan lebih dari 41 minggu, tetapi belum ada tanda-tanda kelahiran.
-
Hamil lebih dari 1 janin,
-
Pernah menjalani operasi caesar pada persalinan sebelumnya.
-
Memiliki masalah kesehatan seperti kencing manis dan darah tinggi saat kehamilan.
-
Infeksi ketuban saat hamil.
Risiko Melahirkan di Rumah
Beberapa risiko melahirkan di rumah yang perlu diketahui adalah terbatasnya akses penghilang rasa sakit, terutama setelah melakukan persalinan, terjadinya infeksi akibat proses antiseptik yang kurang memadai, serta kemungkinan terlambatnya akses terhadap perawatan medis di rumah sakit jika terjadi komplikasi pada saat persalinan.
Jika kondisi ibu dan bayi tidak stabil, maka risiko yang ditimbulkan akan semakin besar. Contohnya:
-
Jika terjadi pendarahan saat melakukan proses persalinan, maka akses untuk stabilisasi hemodinamik (aliran darah) dan transfusi darah akan susah untuk didapatkan.
-
Jika bayi memerlukan perawatan khusus akibat komplikasi saat kehamilan atau persalinan, tentu proses persalinan di rumah tidak bisa menyediakan fasilitas kesehatan dan penunjang hidup bayi yang sama dengan ruangan NICU (Neonatal Intensive Care Unit) yang ada di rumah sakit.
Hal ini tentu saja akan menyebabkan keadaan yang membahayakan hidup ibu dan bayi. Untuk itu sangat penting dilakukannya pemeriksaan ANC (antenatal care /pemeriksaan kehamilan) yang rutin pada saat kehamilan untuk mengurangi risiko pada ibu dan bayi.
Baca juga: Tips Berhubungan Intim Sesuai Trimester Kehamilan
Perhatikan Hal Ini Bila Ingin Melahirkan di Rumah
Pun begitu, terlepas dari risikonya, kalau persalinan di rumah menjadi pilihan, calon ibu perlu yakin dengan kondisi kesehatan dengan memerhatikan hal-hal berikut ini.
-
Pastikan kondisi ibu dan bayi dalam keadaan baik dan persalinan tersebut bukanlah persalinan pertama. Jika ini kehamilan pertama, melakukan persalinan di fasilitas kesehatan seperti klinik bersalin ataupun rumah sakit.
-
Pastikan tenaga ahli yang menolong persalinan di rumah merupakan tenaga medis yang kompeten, seperti bidan atau dokter. Jadi, apabila terjadi suatu komplikasi pada saat melakukan persalinan, tenaga ahli tersebut dapat melakukan prosedur tepat, sehingga dapat menurunkan risiko yang berbahaya untuk ibu dan bayi.
-
Pastikan alat-alat yang diperlukan dalam mendukung proses persalinan memadai. Alat-alat tersebut meliputi cairan dan alat infus, tabung beserta selang oksigen, dan persediaan obat-obatan untuk menghentikan perdarahan pasca melahirkan. Serta jangan lupa menyediakan gunting bengkok, gunting ari-ari, pinset, kasa steril, benang, dan jarum apabila diperlukan untuk menjahit jalan lahir.
-
Jangan lupa persiapkan transportasi yang memadai untuk mengantar ibu dan bayi apabila terjadi suatu kegawatdaruratan dalam proses persalinan.
Jadi, persalinan di rumah bisa saja dilakukan dengan kondisi serta syarat-syarat di atas dan setelah berkonsultasi dengan tenaga medis yang ibu pilih. Walaupun sudah banyak yang menjalankan persalinan di rumah, tetapi ibu tetap perlu berhati-hati dalam memilih prosedur dan tenaga ahlinya.
Jika ingin tahu lebih lanjut mengenai proses persalinan sehat dan aman, selengkapnya tanyakan langsung di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk ibu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja.
*artikel ini pernah tayang di SKATA