Tips Agar Anak tak Garuk Bekas Luka

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   09 Februari 2018
Tips Agar Anak tak Garuk Bekas LukaTips Agar Anak tak Garuk Bekas Luka

Halodoc, Jakarta – Dalam masa pertumbuhan, memiliki luka di beberapa bagian tubuh adalah hal yang wajar bagi anak. Hal ini menunjukkan bahwa Si Kecil cukup aktif dan berkembang dengan baik. Pasalnya luka tersebut biasanya muncul saat anak aktif bermain dan belajar.

Saat anak terjatuh ketika bermain, luka lecet hingga luka-luka kecil biasanya menjadi hal yang wajar timbul di beberapa bagian tubuh. Untuk  menghindari infeksi, ibu harus segera membersihkan luka yang baru didapat anak. Lalu memberi luka itu perawatan terbaik agar lebih cepat sembuh.

Biasanya memasuki masa penyembuhan, luka akan terasa sedikit gatal dan perih. Hal ini cenderung menyebabkan anak terbiasa menggaruk bagian tubuh yang terluka. Padahal hal ini sama sekali tidak dianjurkan, lho.

Rasa gatal pada bekas luka biasanya merupakan tanda bahwa kulit mulai mengering dan membentuk lapisan baru untuk menutup bagian yang sebelumnya terluka. Nah, kalau Si Kecil menggaruk kulit di tengan proses ini bisa membuat lapisan kulit yang sudah mulai mengering kembali terbuka. Tentunya hal ini akan melambatkan proses penyembuhan kulit.  

Selain itu, bekas luka yang digaruk dapat menyebabkan kulit menghitam. Hal ini mungkin akan diperparah dengan aktivitas anak yang tinggi di luar ruangan. Karena kulit yang sedang dalam proses penyembuhan, jika digaruk, bisa semakin parah jika sering terpapar sinar matahari.

Mengapa Kulit yang Terluka Terasa Gatal?

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan rasa gatal muncul. Bisa jadi karena ada penyakit tertentu, paparan zat asing atau bahkan alergi. Sementara gatal di bekas luka adalah hal yang biasa terjadi, hal ini karena adanya perbaikan saraf, tapi rasa gatal ini biasanya akan reda dan hilang dengan sendirinya.

Sayangnya, pada beberapa kasus biasanya anak, termasuk orang dewasa, tak cukup sabar untuk membiarkan rasa gatal. Seringnya  saat gatal terasa, siapa pun akan secara spontan menggaruk bagian tersebut. Sebuah penelitian menyebut saat menggaruk tubuh akan memproduksi hormon serotonin yang memberi rasa puas saat menggaruk. Hal ini akan merangsang seseorang terus menggaruk kulit, yang malah bisa menyebabkan luka baru.

Lantas apa yang harus dilakukan agar anak tidak “tergoda” untuk menggaruk bekas luka?

Mungkin untuk melarang anak menggaruk adalah hal yang agak susah, tapi penting untuk menjaga kuku di jari-jari anak tetap pendek dan bersih. Hal ini berguna untuk menghindari kontaminasi kotoran yang ada di kuku yang panjang ke luka si kecil.

Jika posisi luka ada di bagian yang sering mengalami “gesekan” seperti lutut dan siku, ada baiknya untuk membalut bagian tersebut dengan kain kassa steril. Kemudian tutup dengan plester luka, sehingga kulit yang terluka tidak akan semakin parah karena gesekan, hal ini juga akan mengurangi keinginan anak untuk menggaruk.

Sebelum digunakan untuk membalut luka dengan kassa steril, cobalah untuk melembabkannya terlebih dahulu. Celupkan kassa ke cairan infus (NaCl) atau larutan antiseptik (povidone iodine), lalu peras hingga hampir kering. Lalu letakkan kain tersebut di atas luka dan tutup dengan plester, sehingga risiko infeksi pun akan menurun. Tapi pastikan untuk mengganti kassa dan plester dengan rutin, ya.

Biar anak tidak bosan, ibu bisa memilihkan plester dengan gambar-gambar yang unik dan lucu. Salah satu yang yang bisa menjadi pilihan adalah Hansaplast plester luka. Ada banyak pilihan plaster dengan karakter yang lucu-lucu. Hansaplast plester luka dan produk kesehatan lain bisa dibeli di aplikasi Halodoc. Pesanan akan diantar ke rumah dalam waktu satu jam.

Halodoc juga bisa digunakan untuk berbicara dengan dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play.