Tidak Hanya Gigitan, Jilatan Anjing Juga Perlu Diwaspadai
Halodoc, Jakarta - Selain kucing, anjing menjadi jenis hewan yang banyak dipilih untuk dipelihara. Bukan tanpa alasan, anjing disinyalir adalah hewan yang setia, lucu, dan juga pintar. Bahkan, beberapa orang beranggapan hewan ini bisa menjadi teman terbaik untuk berbagi, teman berolahraga hingga bersantai.
Namun, tidak boleh lupa, hewan rentan terserang penyakit, terlebih jika kesehatan tubuhnya tidak terjaga. Rabies menjadi yang paling rentan menyerang anjing, meski bisa terjadi pada hewan lain, seperti misalnya kera dan kucing. Penularannya kepada manusia terjadi melalui gigitannya.
Terjadinya infeksi pasca digigit anjing tak lepas dari interaksi bakteri yang terdapat pada kulit manusia dan mulut anjing, seperti fusobacterium, streptococcus, capnocytophaga, dan pasteurella. Jangan disepelekan, karena bakteri ini bisa memicu terjadinya endokarditis, meningitis, dan penyakit-penyakit mematikan lainnya.
Baca juga: Pertolongan Pertama Bila Digigit Anjing Rabies
Jilatan Anjing, Berbahayakah?
Ternyata tidak hanya gigitan anjing, jilatan hewan lucu satu ini juga perlu diwaspadai. Pasalnya, air liur anjing mengandung berbagai jenis bakteri, salah satunya capnocytophaga jenis canimorsus yang disinyalir berbahaya bagi manusia, meski tidak pada anjing.
Bakteri ini menyebabkan terjadinya disfungsi sepsis, atau respon berlebihan pada tubuh sebagai akibat dari rangsangan mikroorganisme. Gejalanya seperti takikardia, hipotensi, disfungsi organ yang berkaitan dengan aliran darah, dan takipnea atau ketidakseimbangan oksigen dan karbon dioksida pada tubuh yang menyebabkan napas menjadi pendek dan lebih cepat.
Faktanya, bakteri capnocytophaga dimiliki oleh anjing yang sehat, setidaknya sebanyak tiga perempat dari populasi anjing. Persebaran bakteri ini pada tubuh dianalogikan sebagai masuknya makanan ke mulut dari tangan yang kotor. Pada kondisi tubuh yang sehat, infeksi bakteri ini bisa ditangkis oleh antibodi tubuh. Namun, jika imunitas sedang menurun, infeksi lebih mudah terjadi.
Baca juga: Bukan Tokso, Pelihara Anjing Waspada Campylobacter
Inilah sebaiknya hindari jilatan anjing, meski kamu telah menjaga kesehatan dan kebersihan tubuhnya. Anjing yang sehat bisa berbahaya, terlebih jika menjilat anak-anak dengan imunitas rendah, lansia pengidap gangguan limpa, dan pasien yang sedang menjalani kemoterapi.
Lalu, masih ada pula fesesnya yang mengandung Toxocara canis, jenis parasit yang bisa menyebabkan diare hingga kematian pada jenis hewan lain yang terkontaminasi. Jika terinfeksi pada manusia, akan terjadi muntah-muntah, hingga kerusakan mata yang menyebabkan kebutaan secara permanen.
Sisi Positif Memelihara Anjing
Meski begitu, memelihara anjing memiliki sisi positif, terutama dalam hal psikis manusia. Nyatanya, beberapa rumah sakit yang ada di Amerika, Inggris, dan beberapa negara lain menggunakan anjing sebagai binatang untuk terapi. Tentunya, kebersihan dan kesehatan anjing tersebut sudah pasti terjaga.
Bagi kehidupan pribadi, memelihara anjing bisa meningkatkan kesehatan pemiliknya. Pasalnya, sang empunya pasti mengajak anjingnya berjalan-jalan atau berolahraga bersama di rumah. Aktivitas sosial juga meningkat, dengan adanya interaksi dengan tetangga atau pemilik anjing lain yang ditemui di luar.
Baca juga: Terungkap! Alasan Mengapa Ibu Hamil Harus Menghindari Hewan Peliharaab
Tidak hanya itu, anjing menjadi hewan terapi yang baik bagi pengidap stres dan depresi. Begitu pula dengan mereka yang memiliki gangguan kesehatan ADHD, alzheimer, dan autisme. Aktivitas mengurus anjing, seperti memberi makan, memandikan, mengajak bermain bisa membantu para pengidap akan rasa tanggung jawab dan lebih matang dalam membuat perencanaan.
Selalu ada sisi positif dan negatif dalam setiap hal, termasuk dalam memilih anjing sebagai hewan peliharaan. Pastikan kamu menjaga kesehatan dan kebersihan anjing peliharaan agar terhindar dari ancaman penyakit dari hewan tersebut. Apabila terjadi gejala aneh pada tubuh kamu setelah berinteraksi dengan hewan tersebut, segera tanyakan pada dokter. Tidak harus menunggu, kamu bisa download dan pakai aplikasi Halodoc. Aplikasi ini juga bisa kamu pakai untuk cek lab dan beli obat. Yuk, pakai Halodoc!