Ternyata, Singkong Bantu Turunkan Risiko Stunting
"Pemenuhan gizi pada anak-anak adalah hal yang sangat penting karena mereka masih dalam masa perkembangan. Jika gizi anak tak terpenuhi dengan baik, maka risiko stunting semakin tinggi. Untungnya, teknologi pangan terus dikembangkan dan singkong telah diuji agar bisa mencegah risiko stunting pada anak-anak di Indonesia."
Halodoc, Jakarta - Sebuah data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa ada penurunan angka stunting (kekerdilan pada anak) di Indonesia sebesar 30,8 persen. Meski begitu, risiko stunting yang dialami anak Indonesia masih tinggi. Sehingga diperlukan langkah tepat untuk bisa mencegah kenaikan kasus.
Untungnya, dengan teknologi pangan yang terus dikemabngkan, para peneliti Indonesia terus berupaya menemukan solusi untuk mengentaskan kasus stunting di Indonesia. Salah satunya dengan menggunakan tanaman singkong. Berikut ulasan lengkapnya!
Baca juga: 4 Hal Ini Bisa Buat Si Kecil Terlahir dengan Badan Tinggi
Singkong untuk Cegah Risiko Stunting
Berdasarkan paparan data dari Global Food Security Index, ternyata Indonesia berada pada peringkat ke-69 dari total 113 negara yang mengonsumsi pangan olahan. Kondisi ini dikhawatirkan akan semakin meningkatkan risiko anak alami stunting. Angka impor bahan pangan ke dalam negeri cenderung naik, dan hal tersebut semakin diperparah dengan masyarakat yang belum sadar pentingnya gizi untuk kesehatan.
Namun, baru-baru ini beredar kabar bahwa risiko stunting bisa dikurangi, tentunya dengan memenuhi asupan nutrisi harian pada sang buah hati. Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Indonesia (LIPI) sedang melakukan riset terbaru terkait kasus anak stunting di Indonesia. Mereka menawarkan teknologi berbasis biofortifikasi.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono mengungkapkan bahwa pihaknya sedang berusaha mengatasi tingginya angka pertumbuhan kerdil pada balita di Indonesia dengan riset biofortifikasi. Riset ini dilakukan dengan tujuan untuk menaikkan konsentrasi zat gizi mikro pada bahan makanan yang dilakukan mulai dari tanaman dibudidayakan. Singkong menjadi salah satu bahan pangan yang kini sedang diteliti.
Pada dasarnya, kurangnya asupan nutrisi seperti zinc, zat besi, protein, dan vitamin menjadi pemicu utama anak tumbuh kerdil. Namun, singkong menjadi sumber pangan yang tidak memiliki cukup protein, meski sangat kaya akan kandungan beta karoten. Inilah yang menjadi tantangan utama para peneliti LIPI, yaitu menjadikan singkong sebagai makanan yang menurunkan angka stunting di Indonesia.
Salah satu peneliti yang tergabung dalam riset ini, Ahmad Fathoni, mengungkapkan bahwa ia dan timnya sedang menyeleksi berbagai jenis singkong yang ada di Indonesia dan mengombinasikannya untuk menjadi menjadi varietas baru dengan nutrisi lengkap untuk atasi stunting.
Tidak hanya itu, para peneliti juga sedang mengembangkan singkong menjadi Mocaf, sejenis tepung singkong yang telah mengalami modifikasi. Bahan pangan berkualitas ini digunakan sebagai bahan baku untuk membuat kue maupun mi.
Baca juga: Agar Si Kecil Tambah Tinggi, Coba 4 Makanan Ini
Cara Efektif Mencegah Stunting
Masa kanak-kanak adalah waktu yang tepat untuk membangun pola makan yang lebih baik. Selain menyebabkan tubuh menjadi lebih kerdil, stunting juga dapat menyebabkan perkembangan otak yang tidak sempurna yang berakibat pada terhambatnya perkembangan kognitif dan IQ anak. Anak stunting memiliki IQ yang 5-10 poin lebih rendah dari anak normal. Hal ini tentu menjadi perhatian karena anak merupakan generasi penerus bangsa yang menjadi harapan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia. Berikut cara mencegah stunting pada anak:
Berikan ASI Selama 6 Bulan Pada Bayi
Dengan memberikan ASI secara rutin selama 6 bulan pada bayi maka akan berpeluang untuk mengurangi stunting pada anak karena ASI mengandung zat gizi mikro dan makro. Selain kandungan gizi makro dan mikro, ASI juga mengandung protein whey dan colostrum yang dapat meningkatkan kekebalan bayi yang rentan agar selalu sehat. Oleh karena itu, para ibu disarankan untuk tetap menyusui anaknya secara rutin selama 6 bulan.
Penuhi Kebutuhan Gizi Sejak Hamil
Untuk mencegah stunting dini, ibu hamil juga disarankan untuk selalu memenuhi kebutuhan gizi. Dalam hal ini, ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan atau suplemen yang sehat dan bergizi yang direkomendasikan oleh dokter. Pastikan juga ibu selalu memeriksakan kondisi kehamilannya.
Pantau Perkembangan Anak
Orangtua didorong untuk memantau kondisi bayinya secara teratur dari tinggi hingga berat badan. Selain itu, orang tua dihimbau untuk membawa anak secara rutin mengunjungi posyandu atau klinik anak setempat agar dapat mengetahui gejala awal stunting dan juga cara pencegahannya.
Dukung Pemberian ASI dengan Makanan Pendamping Sehat
Saat bayi berusia lebih dari 6 bulan, ibu bisa memberikan makanan pendamping atau biasa disebut MPASI. Pastikan makanan yang dipilih dapat memenuhi nutrisi makro dan mikro yang sebelumnya berasal dari ASI.
Selalu Menjaga Kebersihan Lingkungan
Saat bermain, terkadang anak kurang memperhatikan tingkat kebersihan lingkungan padahal anak-anak sangat rentan terhadap penyakit. Dalam hal ini peran orangtua harus aktif untuk selalu membersihkan area bermain anak dan selalu memantau anak. Salah satu pemicu stunting adalah diare yang disebabkan oleh paparan produk limbah yang masuk ke dalam tubuh. Jadi pastikan untuk selalu membersihkan area bermain anak secara rutin.
Baca juga: 11 Kondisi yang Dapat Terjadi saat Balita Alami Malnutrisi
Tak hanya melalui makanan bergizi, kebutuhan gizi anak juga bisa dipenuhi melalui suplemen dan vitamin yang disarankan dokter. Untungnya, kini di Halodoc telah tersedia suplemen dan vitamin anak, sehingga kamu bisa beli kebutuhan anak tanpa harus keluar rumah. Praktis bukan? Tunggu apa lagi, yuk gunakan aplikasi Halodoc sekarang!