Terlalu Lama Duduk, Awas Dead Butt Syndrome
Halodoc, Jakarta - Duduk berjam-jam merupakan rutinitas setiap hari yang dapat memicu risiko penyakit berbahaya, seperti dead butt syndrome. Apakah kamu pernah mendengar istilah ini sebelumnya? Dead butt syndrome merupakan istilah yang dipakai ketika gluteus medius meradang dan tidak dapat berfungsi dengan normal.
Baca juga: 4 Cara Efektif Mengatasi Linu Panggul
Otot gluteus medius sendiri merupakan otot yang berperan penting dalam pergerakan pinggul. Ketika otot ini kurang terlatih, maka bagian tersebut akan lebih mudah cedera. Duduk terlalu akan membatasi aliran darah dan menyebabkan amnesia gluteal. Jika dibiarkan begitu saja, kondisi akan mengakibatkan nyeri pinggul, sakit punggung bagian bawah, serta masalah pada pergelangan kaki.
Kenali Gejala yang Muncul pada Pengidap Dead Butt Syndrome
Ketika terlalu lama duduk lama, otot-otot gluteal yang terletak di bokong akan terasa mati rasa atau bahkan terasa sedikit sakit. Namun, kondisi ini dapat diatasi dengan berjalan atau melakukan sedikit peregangan ringan. Pada kasus yang lebih serius, gejala dead butt syndrome akan menyebabkan rasa sakit dan kaku pada area lain.
Rasa sakit akan terletak di salah satu atau kedua pinggul, punggung bagian bawah, dan lutut. Parahnya lagi, nyeri bisa saja menjalar sampai ke kaki, rasa sakitnya akan mirip dengan linu panggul. Jika gejala yang muncul dibiarkan begitu saja, tubuh akan kehilangan kekuatan pada glute dan fleksor pinggul. Kondisi ini, bahkan dapat menyerang kantung yang berisi cairan yang memudahkan pergerakan sendi panggul.
Selain itu, gejala lain ditunjukkan dengan rasa sakit dan pembengkakan di sekitar area yang terkena. Gejala yang muncul dan memengaruhi area kaki akan menyebabkan nyeri kaki, masalah keseimbangan, dan cara berjalan pengidapnya. Untuk meringankan nyeri ketika berjalan, pengidap disarankan untuk mengubah langkah normalnya.
Baca juga: Ketahui 4 Faktor yang Menjadi Penyebab Radang Panggul
Penyebab Munculnya Dead Butt Syndrome
Dead butt syndrome terjadi karena gaya hidup yang tidak aktif, seperti terlalu lama duduk atau berbaring. Kedua hal tersebut akan menyebabkan otot gluteal memanjang dan fleksor pinggul mengencang. Fleksor pinggul sendiri merupakan otot yang memanjang dari punggung bagian bawah, melewati panggul, dan bagian depan paha.
Otot ini bertanggung jawab untuk menggerakkan kaki saat sedang berjalan atau berlari. Jika fleksor pinggul tidak meregang, akan memicu terjadinya dead butt syndrome. Orang-orang yang terlalu banyak menghabiskan waktunya untuk duduk di depan laptop akan berisiko lebih tinggi mengidap dead butt syndrome.
Latihan yang Dilakukan Pengidap Dead Butt Syndrome
Beberapa latihan sederhana dapat dilakukan guna membantu menjaga kekuatan dan kelenturan otot gluteus, fleksor pinggul, dan sendi pinggul:
-
Berdiri dengan kaki kiri di depan kanan. Kaki kanan sedikit ditekuk, sedangkan kaki kiri lurus. Tekuk sedikit di pinggang dan rasakan tarikan pada hamstring kiri. Tahan selama 10 detik.
-
Gerakan squat untuk melatih otot perut, paha depan, paha belakang, otot perut, dan betis. Caranya dengan berdiri dengan kaki selebar bahu. Kemudian tekuk lutut secara perlahan, sampai paha hampir sejajar dengan tanah. Ulangi gerakan dari awal.
-
Gerakan mengangkat kaki untuk otot inti dan fleksor pinggul. Caranya dengan berbaring di permukaan yang kuat dan nyaman dengan posisi kaki yang lurus. Selanjutnya, perlahan-lahan angkat kaki setinggi-tingginya, tetapi dalam posisi lurus, rasakan otot-otot menekuk. Kemudian ulangi gerakan.
Baca juga: Inilah yang Dimaksud dengan Radang Panggul pada Kaum Hawa
Jika kamu menemukan kendala ketika melakukan gerakan latihan, segera temui dokter di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc. Pasalnya, jika latihan tersebut tidak dilakukan dengan benar, otot-otot pada tubuh bisa saja terkilir, dan dead butt syndrome yang kamu alami akan semakin parah.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2019. All About Gluteal Amnesia (‘Dead Butt Syndrome’).
Men’s Health. Diakses pada 2019. Don't Let Dead Butt Syndrome Spoil Your Leg Gains.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan