Hati-Hati, Ini Tanda Sosial Media Pengaruhi Kesehatan Mental
Halodoc, Jakarta - Para ahli kesehatan bisa tanpa ragu mengatakan bahwa kebiasaan duduk terlalu lama adalah salah satu sumber berbagai penyakit. Duduk terlalu lama bahkan disebut sama berbahayanya dengan merokok. Namun, banyak orang yang kurang menyadari, bahwa ada lagi yang lebih berbahaya bagi kesehatan mental selagi sedang duduk, yaitu berlama-lama berselancar di sosial media.
Tanpa sadar, sosial media telah banyak menyita waktu, sehingga tidak diragukan lagi mereka akan memengaruhi kesehatan mental. American Academy of Pediatrics telah memperingatkan tentang potensi dampak negatif dari media sosial pada anak-anak dan remaja, semisal cyber-bullying. Namun, risiko yang sama juga bisa sama bahayanya untuk orang dewasa. Ketahui gejala yang mungkin terjadi akibat sosial media.
Baca juga: Pengaruh Sosial Media pada Remaja
Berbagai Efek Negatif Sosial Media
Jika tidak bijak menggunakan media sosial, berikut ini gejala yang akan terjadi terhadap kesehatan mental, yaitu:
-
Kecanduan. Kecanduan media sosial telah dirujuk oleh banyak penelitian dan eksperimen bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental. Centre for Mental Health UK memperkirakan media sosial akan lebih mudah sebabkan kecanduan daripada alkohol dan rokok. Kecanduan artinya seseorang terus memiliki keinginan untuk memeriksa media sosial, karena mereka akan memberikan kepuasan instan dan meningkatkan produksi dopamin. Bahayanya, saat kepuasan tidak dialami, seseorang menginternalisasi keyakinan bahwa hal ini disebabkan dirinya 'tidak populer', atau unggahannya 'tidak lucu'. Ketidakpuasan ini memperkuat perasaan cemas dan kesepian. Akibatnya, penggunanya terus berusaha menampilkan unggahan-unggahan yang bertujuan untuk perhatian orang lain.
-
FoMO. Fear of missing out adalah kecemasan lain yang umum dirasakan generasi muda akibat media sosial. Hal ini karena media sosial telah berubah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari mereka. Seseorang jadi cemas, tidak nyaman, dan risau kalau kalau mereka ketinggalan sedikit saja informasi yang ramai di media sosial. Parahnya lagi, Department of Psychology, School of Social Sciences, Nottingham Trent University, Inggris, menyebutkan akibat FoMO, seseorang bisa saja berlaku di luar batas kewajaran di media sosial hanya demi terlihat up-to-date.
-
Gangguan Tidur. Gejala fisik juga terjadi saat seseorang kerap menghabiskan banyak waktu di media sosial, salah satunya gangguan tidur. Tidur yang cukup adalah hal yang penting, baik secara fisik atau psikologis. Namun, banyak dari kamu yang kerap menghabiskan waktu terlalu lama di media sosial sehingga membuatnya kita lebih sulit untuk tidur. Melansir Independent UK, saat mengalami kecemasan atau kecemburuan dari apa yang dilihat di media sosial, otak tetap waspada dan mencegah kita tertidur. Akibatnya, saat kurang tidur kamu menjadi kurang konsentrasi, mengganggu pekerjaan dan prestasi, serta memicu stres dan depresi.
-
Tidak Konsentrasi. Bukan hanya otak bawah sadar yang perlu dikhawatirkan, tetapi juga sejauh mana otak berkonsentrasi penuh ketika bangun. Bermain media sosial sebelum tidur dapat berdampak negatif pada kualitas tidur. Sedikit-sedikit buka smartphone, kebiasaan ini yang kemudian memicu kecemasan. Olahraga atau mengisi luang dengan hal positif lain adalah cara terbaik untuk mengalihkan perhatian dari media sosial dan melatih konsentrasi kamu.
Baca juga: Bahaya FoMO buat Anak Muda Sulit Berkarya?
Itulah beberapa tanda bahwa media sosial telah memengaruhi kesehatan mental. Jika kamu merasa kamu butuh detoks media sosial dan bingung cara memulainya, kamu bisa minta saran melalui chat psikolog di Halodoc. Dokter dan psikolog akan memberikan saran kesehatan yang dibutuhkan, hanya melalui smartphone.