Sering Lelah Tanpa Sebab, Hati-Hati Tanda Sindrom Kelelahan Kronis
Halodoc, Jakarta – Kamu sering lelah tanpa sebab? Awas, bisa jadi kamu mengalami kondisi yang dinamakan dengan chronic fatigue syndrome (CFS) atau sindrom kelelahan kronis. Sindrom ini umumnya ditandai dengan kondisi kelelahan ekstrem atau kelelahan yang tidak bisa dihilangkan hanya dengan istirahat. Tanda dan gejala sindrom kelelahan kronis terkadang tumpang tindih dengan kondisi lain, sehingga sindrom ini cenderung sulit didiagnosis.
Baca Juga: Waspada Tension Headache yang Menyerang Kapan Saja
Penyebab pasti sindrom kelelahan kronis sebenarnya tidak diketahui secara pasti. Ada kemungkinan genetik seseorang cenderung mengembangkan kondisi sindrom kelelahan kronis. Namun, menurut ahli ada beberapa faktor umum yang berkontribusi, seperti infeksi virus, lemahnya sistem kekebalan tubuh, stres, ataupun ketidakseimbangan hormon. Beberapa infeksi virus yang diduga berhubungan dengan sindrom kelelahan kronis, yakni:
-
Virus Epstein-Barr
-
Human herpesvirus 6
-
Virus Ross River
-
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti Coxiella burnetii dan Mycoplasma pneumoniae
Meskipun umumnya berkembang setelah infeksi virus, tapi tidak ditemukan jenis infeksi tunggal yang menyebabkan sindrom kelelahan kronis. Menurut CDC, sindrom kelelahan kronis merupakan tahap akhir dari berbagai kondisi yang berbeda, bukan dari satu kondisi khusus. Faktanya, sekitar 1 dari 10 pengidap virus Epstein-Barr, virus Ross River, ataupun infeksi Coxiella burnetii akan mengembangkan suatu kondisi yang gejalanya, seperti sindrom kelelahan kronis.
Selain itu, para peneliti mengatakan bahwa mereka yang memiliki gejala parah dengan salah satu dari ketiga infeksi ini berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan sindrom kelelahan kronis. Pengidap sindrom ini terkadang memiliki sistem kekebalan yang lemah, tapi belum diketahui pasti apakah cukup untuk menyebabkan sindrom.
Gejala Sindrom Kelelahan Kronis
Gejala dan tingkat keparahan sindrom kelelahan kronis dapat bervariasi setiap individu. Seperti nama penyakitnya, gejala yang paling umum dari sindrom kelelahan kronis adalah kelelahan yang cukup parah sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Nah, untuk mengetahui apakah kondisi yang dialami merupakan kelelahan kronis, maka gejalanya harus bertahan setidaknya selama enam bulan.
Baca Juga: 4 Kebiasaan Sehari-Hari Ini Picu Nyeri Otot
Pengidap juga dapat mengalami kelelahan ekstrem setelah aktivitas fisik atau mental, yang disebut sebagai post-exertional malaise (PEM). Kondisi ini bisa bertahan lebih dari 24 jam setelah aktivitas. Sindrom kelelahan kronis juga dapat menyebabkan masalah tidur, contohnya merasa tidak segar setelah tidur malam, insomnia kronis, dan gangguan tidur lainnya. Selain itu, pengidap juga berisiko mengalami kondisi, seperti
-
Hilang ingatan
-
Kurang konsentrasi atau sulit berkonsentrasi
-
Intoleransi ortostatik, yakni pusing atau pingsan setelah beralih dari posisi berbaring atau duduk ke posisi berdiri.
-
Sering sakit kepala.
-
Sering sakit tenggorokan.
-
Kelenjar getah bening di leher dan ketiak membengkak.
Gejala-gejala sindrom kelelahan kronis terkadang hilang sepenuhnya, kondisi ini disebut dengan remisi. Namun, masih ada kemungkinan gejalanya kembali lagi. Siklus remisi dan kambuh ini dapat menyulitkan untuk mengelola gejala.
Bagaimana Menangani Sindrom Kelelahan Kronis?
Fokus utama perawatan sindrom kelelahan kronis adalah dengan meringankan gejalanya. Perawatannya juga tergantung pada bagaimana sindrom ini memengaruhi pengidapnya. Perawatan sindrom kelelahan kronis bisa berupa terapi perilaku kognitif, terapi latihan bertahap dan konsumsi obat untuk mengendalikan rasa sakit, mual dan masalah tidur.
Kebanyakan pengidap dapat membaik dari waktu ke waktu, meskipun beberapa orang tidak bisa pulih sepenuhnya. Anak-anak dan remaja pengidap sindrom kelelahan kronis lebih mungkin untuk pulih sepenuhnya.
Baca Juga: Apa yang Bikin Tubuh Sering Terasa Cepat Lelah?
Kalau kamu pertanyaan lain tentang sindrom kelelahan kronis, diskusi saja dengan dokter Halodoc. Tinggal klik Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan