Supaya Enggak Salah, Kenali 5 Gejala Hepatitis B Sejak Dini
Halodoc, Jakarta - Hepatitis B adalah gangguan kesehatan berupa peradangan hati yang disebabkan oleh adanya virus hepatitis B (HBV). Memiliki pengetahuan tentang gejala hepatitis B sejak dini menjadi sangat penting untuk menjaga diri dari risiko kronis yang mungkin terjadi. Pasalnya, dampak dari level kronis sebuah hepatitis B adalah hilangnya nyawa seseorang. Belum lagi, kerusakan hati yang terjadi dalam jangka panjang, seperti kanker hati dan gagal hati.
Gejala Hepatitis B
Pada dasarnya, gejala hepatitis B sulit untuk dikenali karena gangguan ini dapat terjadi secara tiba-tiba oleh virus yang berkembang dan menyebar dengan sangat cepat. Namun secara umum, gejala hepatitis B dapat muncul ke dalam berbagai macam tanda-tanda. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
- Sering merasa lelah, bahkan saat sedang tidak melakukan apapun.
- Tubuh mengalami demam ringan.
- Gejala pilek disertai nyeri pada tubuh dan sakit kepala.
- Hilangnya nafsu makan, mual, serta muntah.
- Feses berwarna pucat.
- Urine cenderung lebih gelap.
- Bagian putih pada bola mata berwarna kuning.
- Adanya rasa tidak nyaman pada sisi kanan perut, tepatnya di bawah tulang rusuk.
Cara Penularan Hepatitis B
Terjadinya proses perkembangbiakan virus ini disebabkan oleh penularan darah dan cairan tubuh, seperti cairan alat kelamin baik pria maupun wanita. Selain itu, beberapa cara penularan umum hepatitis B yakni antara lain:
- Jarum suntik yang digunakan bersama, terutama dengan pengidap hepatitis B.
- Terkena jarum suntik yang terpapar virus hepatitis B secara tidak sengaja.
- Ibu yang mengidap hepatitis B terhadap bayi melalui proses persalinan.
- Berhubungan intim dengan berganti pasangan.
Hepatitis B Akut dan Kronis
Jika tidak ditangani sejak dini, hepatitis B akan berujung pada terjadinya hepatitis B akut. Kondisi tersebut bisa terjadi dalam waktu singkat, hingga berubah menjadi hepatitis kronis yang terjadi dalam jangka panjang. Ketika hepatitis B akut terjadi, sistem kekebalan tubuh masih mampu melawan virus yang ada di dalam tubuh sehingga kemungkinan untuk sembuh dalam beberapa bulan bisa terjadi. Kasus seperti ini biasanya terjadi pada orang dewasa.
Sementara hepatitis B kronis terjadi jika virus telah tinggal di dalam tubuh selama lebih dari enam bulan. Secara umum, hal ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan bayi. Bagi anak-anak yang mengidap virus hepatitis pada saat lahir, ia berisiko untuk mengalami hepatitis B 4 - 5 kali lebih besar dibandingkan dengan anak-anak yang terinfeksi ketika berada pada masa balita
Cara Mendiagnosis Hepatitis B
Untuk memastikan diri mengalami hepatitis B atau tidak, dibutuhkan diagnosis lebih lanjut. Terlebih jika seseorang tidak mengalami gejala hepatitis B apapun. Menghubungi dokter adalah langkah tepat untuk mendiagnosis hepatitis B. Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta tes darah. Ada beberapa langkah dalam melakukan tes darah untuk mendiagnosis hepatitis B, yakni antara lain:
- Hepatitis B antigen (HbsAg) dan antibodi (Anti-Hbs) yang bertujuan mengetahui keberadaan virus hepatitis B serta kemungkinan risiko hepatitis kronis.
- Tes darah untuk melihat apakah jenis virus yang berkembang adalah virus hepatitis A atau hepatitis C yang menyebabkan gangguan kesehatan terhadap tubuh.
- Tes darah untuk memeriksa kerusakan hati dengan diberikannya bilirubin dan albumin.
- Tes lanjutan berupa USG pada perut, CT scan, serta Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Ketika seseorang mulai merasakan gejala hepatitis B, segeralah berbicara dengan dokter Halodoc. Ada juga layanan Lab Service yang memungkinkan kamu untuk memilih langsung paket pemeriksaan darah dan juga menentukan jadwal, lokasi, dan petugas lab yang akan datang ke lokasi tujuan. Hasil lab bisa dilihat langsung pada aplikasi layanan kesehatan Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga.
Baca juga: