Suntik Hormon Testosteron, Ketahui Manfaat dan Bahayanya
Halodoc, Jakarta - Pria memiliki hormon testosteron yang bukan hanya berperan dalam mengatur gairah seksual, tapi juga berperan dalam mengatur banyak hal lain dalam tubuh. Hormon ini juga berpengaruh pada beberapa faktor yang menentukan kesehatan pria seperti lemak tubuh, massa otot, kepadatan tulang, jumlah sel darah merah, hingga suasana hati.
Normalnya, testosteron yang dimiliki pria sekitar 300 hingga 1.000 ng/dL. Apabila hasil pemeriksaan hormon testosteron kamu berada di bawah normal, biasanya dokter akan menyarankan kamu melakukan terapi pengganti hormon, seperti suntik hormon testosteron. Namun perlu kamu ketahui, penyuntikan hormon testosteron ini memiliki manfaat juga bahaya.
Manfaat Suntik Hormon Testosteron
Saat memasuki usia 30 tahun, produksi hormon testosteron pada pria akan menurun secara alami. Beberapa gejala yaitu rendahnya kadar testosteron antara lain adalah penurunan gairah seksual, produksi sperma, kenaikan berat badan, serta hot flashes (rasa panas, berkeringat, jantung berdebar dan kulit tampak kemerahan).
Baca juga: Kebiasaan Ini Dapat Meningkatkan Hormon Testosteron pada Pria
Terapi suntik hormon testosteron merupakan salah satu cara untuk mengatasi kondisi tersebut. Selain suntik, hormon ini juga dapat diberikan dalam bentuk gel atau koyo, serta pallet atau implan yang langsung dimasukkan ke dalam tubuh oleh dokter. Pemberian hormon testosteron dalam bentuk obat minum jarang dilakukan, karena dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan organ hati.
Sebelum diberikannya suntik testosteron, kamu harus menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap dengan kadang testosteron dalam darah. Kemungkinan juga dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk memastikan terapi hormon testosteron tidak akan meningkatkan jumlah sel darah merah terlalu tinggi.
Biasanya, suntik hormon testosteron dilakukan secara teratur setiap 7-14 hari atau dengan jeda yang lebih lama, tergantung pada kondisi kesehatan pasien. Sekitar 203 hari setelah penyuntikan, produksi hormon testosteron akan menjadi sangat tinggi dan nantinya akan menurun kembali hingga penyuntikan berikutnya. Kebanyakan pria akan membaik setelah 6 minggu terapi. Peningkatan massa otot pun juga dapat dirasakan setelah 3-6 bulan.
Baca juga: Ini Bahaya Suntik untuk Membentuk Otot pada Pria
Bahaya Suntik Hormon Testosteron
Walaupun suntik hormon testosteron bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kesehatan, tetap ada beberapa bahaya atau risiko dalam prosedur ini. Misalnya muncul ruam, gatal, ataupun iritasi, terutama pada lokasi suntikan.
Terapi suntik testosteron juga dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti jerawat, infertilitas, pembesaran ukuran payudara pada pria (ginekomastia), dan peningkatan jumlah sel darah merah. Suntik hormon testosteron tidak direkomendasikan pada pria yang mengalami pembesaran prostat jinak, kanker prostat, gangguan pembekuan darah, apnea tidur, dan gagal jantung. Sebab, gangguan ini dapat berisiko memperberat penyakit-penyakit tersebut.
Di samping itu, pria yang memiliki kadar sel darah merah tinggi dan yang berusia lanjut juga tidak dianjurkan untuk melakukan suntik hormon testosteron, karena dapat meningkatkan risiko sakit jantung dan stroke. Pada pengidap kanker prostat, terapi hormon testosteron akan meningkatkan risiko penyebaran kanker (metastasis), apabila dilakukan dalam jangka panjang.
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Kekurangan Hormon Testosteron pada Pria
Suntik testosteron memang akan berguna apabila kamu benar-benar mengalami kekurangan testosteron. Namun, melihat adanya risiko di baliknya, sebaiknya kamu berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter melalui aplikasi Halodoc sebelum memutuskan untuk melakukan suntik testosteron. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.